Chereads / Sang Dewi Menuju Tahta / Chapter 3 - Tersiar Ke Bangsa Black

Chapter 3 - Tersiar Ke Bangsa Black

Shafira selesai tampil di stage, dan membuat penonton terpukau sehingga suasana hening. Shafira dan para Pemusik Grup Orkestra berdiri, berkumpul di tengah stage, menghadap para penonton.

Andrew segera berdiri, tepuk tangannya, memberi Applause pertama untuk penampilan prima Shafira dan Grup Orkestra. Baru disusul seluruh tamu dan Peserta di Auditorium ini. Andrew bahkan naik ke Stage mendekati Shafira.

Garin, Erwin, Harold, dan Joshua terbirit menyusul Andrew.

Andrew kini berhadapan sama Shafira, memandang gadis ini lebih teliti. Lalu matanya melihat Bandul kalung di leher Shafira. Bentuk Bandul itu Naga emas putih dengan 13 sinar Matahari. Dibawah Naga itu tertulis Dragon Kingdoms Nama Kerajaan Dewa 13 Alam dan simbol Pewaris Tahta.

Astaga gadis ini benar Putriku, bisik hatinya mengenalin. Ini Kalungku yang kuberikan ke Lydia, saat aku menikahi Lydia di Singapura.

"Sir." Shafira pelan menegur Andrew.

"Siapa namamu, Nak?"

"Shafira Wishar. Tapi Kakekku memberiku nama Michelle Salvador."

DEG, Andrew tersentak mendengar ini. Ini memang Putriku dari Lydia. Salvador adalah nama keluarga kami, dan Wishar nama belakangku di Bumi ini.

"Sir, are you okay?"

"Saya baik saja, Nona." Andrew sangat bahagia saat ini, ingin rasanya memeluk putrinya ini. "Boleh tahu kapan Kamu lahir, dan dilahirkan di mana?"

"Tentu. Fira lahir tanggal 14 Februari 20 tahun silam di Hang Dzu Hospital di Singapura."

Tuhanku, bisik hatinya semakin bahagia mendengar ini.

"Siapa dokter yang menolong Kelahiranmu?"

"Kata Mama, Doktor Tao Kwan dokter Spesialis Kandungan dan juga Owner Hang Dzu Hospital."

"Siapa nama Ibumu?"

"Lydia Sygar."

Tuhanku, bisiknya lagi semakin bahagia.

"Kamu dapat Kalung ini dari siapa?" Andrew kini memegang Bandul Kalung Shafira.

"Kata Mama itu dari Orang tercintanya. Tapi Mama tidak bilang siapa dia. Fira pikir dari Papa Fira."

Tuhanku, bisiknya lagi bertambah bahagia, Lydia menepati janjinya, akan mengalung Kalungku jika dia mengandung dan melahirkan anak kami.

"Kamu tinggal di mana saat ini?"

"Kampung Gandul Cinere, Sir. Ayah Saya punya Ternak Sapi kecil-kecilan di sana."

"Siapa nama Ayahmu?"

"Markus Sygar."

"Ehm." Garin sedikit berdehem, lalu bisik di telinga Andrew, "Nanti dilanjutkan, biar tidak mengundang pertanyaan dari para Tamu dan Peserta di sini. Loe tenang saja, Gue kirim beberapa Ajudan untuk menjaganya selama di sini."

"Oke, tapi ada yang perlu Gue tanyakan."

"Silahkan lah Kepala Batu."

Andrew tersenyum tipis disebut kepala batu Garin kakak sepupunya ini.

"Shafira, Kamu kemari hanya untuk mengisi acara di Studi Banding?"

"Tidak Tuan. Saya Peserta Studi Banding dari Himpunan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Mandala Jakarta."

"Posisimu di sana sebagai apa?"

"Chief, Sir."

"Kamu kemari sama orangtuamu kah?"

"Tidak. Saya ditemanin Kak Vin Tunangan Saya, Papa dan Mama Kak Vin." Shafira dengan polos menunjuk Kelvin, Vikael, dan Ninetta yang duduk di Kursi Orangtua Peserta Studi Banding.

Lord Vincent Von Gallen, bisik hati Andrew mengenali Vikael. Jadi putriku akan menjadi Menantunya? Kenapa Beliau tidak menghadapku, memberitahu hal ini?

Joshua segera menjemput Vikael, Ninetta, dan Kelvin, dibawa menemui Andrew.

"Selamat Siang Tuan Andrew Wishar." Vikael menyapa Andrew. Beliau sudah tahu identitas asli Shafira yang putri tunggal Andrew dari Lydia saat pertama kali mengenal Shafira sebagai pacar Kelvin dan dari Bandul kalung dileher Shafira. Namun dia memilih tidak menemui dulu Andrew, sebab Dia takut salah langkah. Urusan Shafira adalah urusan pribadi Andrew sebagai Pimpinan Tingginya di Kerajaan Dewa 13 Alam.

Andrew menyambut tangan Vikael, dijabat sejenak, lalu ke dekat telinga Vikael,

"Kenapa Kamu tidak bilang mengenai Putriku bertunangan sama anakmu?"

"Maaf Yang Mulia, Saya saat itu belum berani bicara mengenai identitas asli Yang Mulia Putri Michelle, putri Anda ke Anda. Karena itu urusan pribadi Anda."

"Uggghhh!" Andrew menjadi geram, "Jadi Kau Dewa!"

Tanpa Mereka sadari ada sepasang mata mengawasi dengan penuh minat. Mata itu tidak seperti mata Manusia, atau mata Bangsa Dewa. Mata itu pun mengamati Shafira, lalu tersenyum misterius.

+++

BRUK.

Satu jenazah perempuan jatuh ke lantai setelah melayang dilempar. Jenazah itu tanpa sehelai benang di badan. Kemudian tampak Raja Arthur mengusap permukaan bibirnya yang ternoda cairan merah. Raja Arthur hanya menggenakan celana dalam, dimana rudalnya terlihat disisi kanan depan celana tersebut. Raja Arthur baru selesai perawanin perempuan itu di kamar persembahan, kamar khusus baginya untuk menikmati perawan-perawan Bumi, lalu dihisap soulnya agar menambah power Iblisnya.

Sejak dia berhasil mendapatkan kembali Auranya, dan raga utuh, butuh banyak nutrisi untuk memulihkan dan menguatkan power Iblisnya. Nutrisi itu salah satunya dari merawanin perempuan bumi, dan menghisap soulnya. Namun ada juga perempuan yang sudah diperawaninnya dijadikan selir atau dayang pribadinya untuk tetap memuaskan hasrat prianya.

"Armagon!" Raja Arthur memanggil Armagon Assisten Pribadinya, sambil menyimpan kembali rudalnya ke dalam celana dalam.dibadannya. "Armagon!"

"Hamba, Yang Mulia!" Armagon datang dengan black magic, setengah berlutut dihadapan Raja Arthur.

"Apa di Bumi sudah tidak ada perawan yang kuat main lama di ranjang?" Raja Arthur memandang Armagon yang selama 50 ribu tahun sejak dia melarikan diri dari Gua Neraka, mencarikan perawan-perawan untuknya. "Aku butuh yang kuat main lama di ranjang, Armagon. Karena soulnya bisa menambah power Iblisku."

"Yang Mulia, ada berita baik untuk Anda."

"Berita apa?" Raja Arthur melambaikan sekilas telapak tangannya depan diri sendiri, lalu sekejap sehelai kimono membungkus tubuh atletisnya. Dia kemudian duduk di Sofa, menyalakan cerutu hanya dengan menyentuh ujung cerutu pakai jari telunjuknya.

"Saat ini di Taiwan sedang berlangsung Studi Banding yang diadakan Himpunan Mahasiswa Fakultas Psikologi se Asia."

"Berita baiknya apa, Armagon? Studi Banding Mahasiswa itu berita biasa."

"Di sana banyak mahasiswi perawan yang menurut laporan Bartho bisa memuaskan Yang Mulia di ranjang, sekaligus dihisap soulnya. Bartho sudah mencicipin satu perawan di sana."

"Keterlaluan!" Raja Arthur mengeprakkan tangannya ke permukaan meja di sebelahnya, "Bartho kenapa ikut-ikutan mencicipi perawan yang untuk Aku? Apa jangan-jangan perawan yang kalian bawa ke Aku, sudah Bartho dan kamu cicipin?"

"Yang Mulia jangan bicara begitu. Bartho hanya ingin perawan-perawan itu memenuhi kualifikasi Anda. Terpaksa dicicipin satu. Hanya satu kok, Yang Mulia."

"Ha eh payah ini." Desau Raja Arthur gemas sama Bartho salah satu Komandan Perangnya. "Aku kembali ke Kerajaan Iblis, kalian mulai kembali ketularan aku, bermain sama perawan dan perempuan. Lalu untukku gimana?"

Di luar kamar, Ratu Viletta diam-diam menguping pembicaraan ini. Tampak dia geram.

'Kalo saja hari itu Pangeran Andrew tidak menolongku, Aku sudah berhasil membunuh Arthur.' Bisik hatinya jengkel, 'Sekarang Aku terpaksa memerangin Bangsa Dewa sebab berhutang nyawa ke Arthur. Arthur mengobatiku yang terkena telapak Naga dari tangan Pangeran Andrew yang mendorongku agar tidak tertusuk pedangnya Arthur.'

"Yang Mulia." Armagon di dalam kamar masih melakukan pembicaraan dengan Raja Arthur, "Ada berita baik lainnya untuk Anda."

"Berita apalagi?"

"Salah satu peserta Studi Banding adalah Dewi dari Kerajaan Dewa 13 Alam."

Raja Arthur terkesiap mendengar ini, dimatikan cerutu ditangan ke Asbak di meja, dipandangnya Armagon.

"Apa katamu?"

"Salah satu peserta Studi Banding adalah Dewi dari Kerajaan Dewa 13 Alam."

Raja Arthur diam sejenak, lalu mengambil sebatang cerutu lain, dinyalakan lagi, dinikmatinya. Tampak dia tidak tertarik lagi mendengar berita mengenai ada Dewi dari Kerajaan Dewa 13 Alam di Studi Banding tersebut.

"Beritamu sudah kuno, Armagon." Desaunya, "Sejak dahulu kala, banyak Dewi dari Kerajaan Dewa 13 Alam sliweran di Bumi. Aku tidak terlalu minat main dengan Dewi-Dewi itu, sebab lebih galak dari Viletta istriku tercinta."

Ratu Viletta mencibirkan bibirnya, 'Mengataiku galak, tapi bilang aku istri tercintamu. Beuh, menyebalkan. Suami apa yang kerjanya main di ranjang sama perempuan ini, perawan itu, janda ini.' Rutuknya kesal dengan tabiat playboy Raja Arthur yang tidak sembuh-sembuh juga, padahal sudah dihentikan selama 50 ribu tahun dengan menyegelnya di Gua Neraka. 'Kenapa sih dulu Aku terpikat pesonanya? Padahal dulu Estella, Chan Keke, dan Cheng Keke sudah mengatakan bahwa Arthur itu Raja Iblis super playboy cap Kucing garong. Sudah punya Ratu Garnish, ehh punya juga puluhan istri, puluhan selir, dan puluhan dayang. Menyebalkan.'

"Yang Mulia, hamba belum selesai melaporkan mengenai siapa Dewi itu."

"Palingan Dewi yang lagi dikasih tugas sama Andrew atau Brylee wat memburu Bangsa Black."

"Bukan Yang Mulia."

"Palingan Dewi yang lagi ikut ujian naik level."

"Bukan juga Yang Mulia."

"Lalu siapa?"

"Menurut Bartho, Dewi ini ada hubungan erat sama Yang Mulia Kaisar Agung Andrew Salvador."

"Ah sudah biasa itu. Semua Dewi yang dikirim ke Bumi, terkait sama izin si Andrew atau si Brylee."

"Aduh Yang Mulia, dengerin dulu dong."

"Aku dengarin dari tadi, Armagon."

"Dewi ini rasanya putri Yang Mulia Kaisar Agung Andrew."

JRENG.

Raja Arthur terkesiap mendengar ini, dipandangnya Armagon dengan heran.

+ TO BE CONTINUE +