XI AN POV
Ini dimulai saat aku bertemu denganmu ditaman yang dipenuhi bunga bunga indah bermekaran, dan angin sepoi yang menerpa rambut sehalus sutramu juga menambah keindahan dirimu.
"Argg..." Kataku yang kepentok pohon karena memandang dia yang indah itu.
'Mata indah, ingin ku colok.' batinku berkata....
Aku mendekati dirinya yang berdiri dibawah pohon ditaman, iya ini seperti adegan BOY MEET GIRL yang di tepi sungi. Rambut indah panjang seperti duta sunsliik, apakah iya dia adalah duta sampo....
aku penasaran, mana dia estetik sekali gerakannya, membuat jantungku berdegub kencang karena tadi berlari dari ujung gerbang ke taman tersebut, kan jauh.
"Hei kamu" ucapku pada dirinya, sempat cari kesempatan dalam kesempitan, aku sentuh bajunya dengan tanganku yang berkeringat. 'lumayan ngelap'.
aku diberi tatapan menjijikan oleh dirinya. 'lah?' pikirku bingung.
"ada apa?"
Oh suara dia indah sekali, aku suka suaranya, seperti suara lelaki tulen, ternyata suara tidak mendukung rambutnya yang panjang dan selembut pantad bayi, kupikir dia kesatria wanita ternyata lelaki beneran.
aku menyesal. jadi aku mundur perlahan sambil menatap dirinya yang sedang menatap diriku juga. Ya kita bertatapan tapi aku kedip duluan, mataku perih cuy.
'oh Dia ikutan kedip ternyata dia kelilipan' pikirku
lalu aku dengan biasa aja memutar balikan tubuhku bukan berarti aku handstand ngak. aku langsung berlari sekencang kencangnya. tanpa melihat kebelakang.
"MAMII" teriakku, jantungku kali ini beneran berdegub kencang apakah ini cinta pada pandangan ke berapa ya? harusnya si 2 apa 3? yaudah sama aja.
aku mengelus elus dada ku secara cepat "ah... kayaknya aku suka"
lalu aku berjalan tanpa arah sampai akhirnya berada didepan sebuah pintu besar, tentu saja itu pintu dimana jika dibuka didalam situ terdapat buku buku dan benang merah yang saling mengikat, jika dikatakan memiliki seorang pasangan maka benang merah tersebut akan terikat dijari manis milikmu dan miliknya. benang merah tersebut bisa kusut namun tidak bisa putus. dikira layangan.
aku takut, aku takut dengan yang nama jatuh cinta, apalagi dicintai. 'MAMI aku harus apa?' aku berlari dengan kencang mencari ibuku, karena dia yang mengerti aku harus apa.