"Rudi, aku ingin menanyakan sesuatu."
'apakah datang juga?' rudi menatap paul dengan ragu, menyembunyikan fakta bahwa dia sebenarnya tahu apa yang diinginkan ayahnya.
"Kau ... Ah. Jika aku ingin kau berpisah dengan Sylphy, maka apa pendapatmu?"
"Hah? Tentu saja aku menolaknya."
"Benar juga."
"Ada apa sebenarnya?"
"Tidak, tidak ada apa-apa. Meskipun aku mengatakan alasannya, kau pasti akan menyanggahnya dengan mudah bagaikan merubah putih menjadi hitam."
Ia langsung saja beralasan seperti itu.
aura Paul benar-benar sudah berubah.
aku bisa merasakan aura haus darah yang memancar dari ksatria ini.
"Eh !?"
".... !!"
Paul mengambil langkah maju dengan aura penuh tekanan.
Aku secara naluriah menggunakan semua sihirku untuk menyerang Paul.
Ledakan angin tercipta di sekitar Paul, aku membuatnya dengan memadukan sihir angin dan api.
Aku melompat mundur, terdorong oleh hembusan angin panas itu.
Paul terus maju seakan-akan tidak terhambat sama sekali.
Aku membuat gelombang kejut untuk melesatkan tubuhku ke samping.
Dengan kekuatan gelombang kejut, tubuhku pun terpental ke samping.
Suara angin yang terpotong mengusik telingaku, dan keringat dingin pun membanjiri tubuhku.
Paul mengayunkan pedang pada titik dimana kepalaku barusan berada.
Bagus.
Serangan pertama telah dihindari. Ini menguntungkan bagiku. Walaupun jaraknya masih sangat dekat, aku bisa mengambil langkah berikutnya untuk menarik diri.
Aku bisa melihat kemenanganku.
Dengan menggunakan sihir bumi, aku membuat semacam lubang pada titik di mana Paul akan memijakkan langkah selanjutnya.
Dan Paul pun memijak perangkap kecil itu.
Namun ia menggeser berat badannya secara langsung dengan menggunakan kaki lainnya, lantas dia terus melesat padaku tanpa jeda
Dengan teknik yang sama, aku membuat sebuah rawa di kakiku.
Sebelum aku tenggelam, aku membuat aliran air, kemudian aku meluncur ke belakang dengan menggunakan aliran tersebut.
Paul memijak tanah keras di tepi rawa.
Hentakan kakinya membuat tanah keras itupun ambles.
Dia hanya membutuhkan 1 langkah lagi untuk mendekatiku.
Aku mengayunkan pedangku. Meskipun memiliki teknik yang sama, tanpa bisa menggunakan touki perbedaan antara kami terlihat jelas.
Setelah jurus Dewa Air menangkis semua seranganku, datanglah serangan balik berikutnya.
Meskipun aku tahu itu, aku tidak bisa bereaksi.
Bagaikan gerakan lambat, ayunan pedang Paul terus menuju pada leherku.
-Paul pov
"I-itu berbahaya.... "
Aku melihat ke bawah pada putraku yang telah pingsan, dan sepatuku yang kotor.
Karena hari ini adalah hari terakhir aku mengajarinya tentang ilmu berpedang, aku ingin bertindak serius untuk menakut-nakutinya dengan menunjukkan martabat seorang ayah, tapi aku tidak membayangkan bahwa ia akan menggunakan sihir untuk melawanku dengan refleks kilat.
Pada dasarnya, dia tidak menggunakan sihir itu untuk melawanku, tetapi hanya menahan gerakanku.
Dan, itu semua adalah jenis sihir yang berbeda.
"Ini berbeda dari yang kuduga, tidak seperti dalam suratmu, meskipun dia tetap anak yang hebat, tapi dia adalah penyihir bukan pendekar pedang."
Ghyslaine berbicara saat dia sedang berjalan kesini.
"Itu benar, ada yang aneh dengan ini, dan yang lebih aneh lagi aku mengabaikan fakta rudi hampir tidak menggunakan pedang juga....!!!!"
Saya terkejut rudi tiba-tiba mengangkat tangannya ke arahku. Secara naluriah saya mengangkat pedangku, 'rudi mungkin melancarkan sihir.'
Tangan rudi tiba-tiba menunjuk ke arah pohon tempat biasa rudi akan bersantai dengan ram dan rem.
!!! Saya terkejut melihat rudi berdiri di antara si kembar melihat kami sambil tersenyum.
Bukan hanya saya, Ghyslaine juga terkejut.
kami melihat ke anak yang terbaring ditanah dimana rudi yang dipukuli hancur berkeping keping sebelum menjadi gagak dan beterbangan ke segala arah.
-Akhir pov
'Oh! ini sangat keren!!!' Saya bersemangat di dalam karena saya berhasil meniru gaya itachi saat dia bertarung dengan sasuke.
Lebih keren dengan menatap wajah terkejut paul.
kami berjalan perlahan menuju paul.
"Jadi menurutmu sihir murahanmu membuatmu menang ? Maka pikirkan lagi." paul menjadi serius dan tidak meremehkan putranya.
Ram dan rem segera mengambil jarak dariku. Ghyslaine juga menjauh dari paul.
Paul mendekati rudi hanya dalam satu langkah. Paul sekarang menebas rudi secara horizontal, tapi ketika pedangnya menghubungi putranya, itu menembus tubuh rudi seolah dia adalah bayangan.
[Kamui]
Rudi menggunakan segera kamui obito. Sebelum paul sempat bereaksi rudi mengumpulkan cakra di tangan kirinya memadatkannya dan menghasilkan bola energi terkompresi dan berputar dalam kecepatan tinggi.
[Rasengan]
Insting paul memberitahunya bahaya bola energi itu, tapi posisinya tidak memungkinkannya menghindari ini.
"Argggh!!!" paul melihat tangan kirinya terluka parah saat terkena bola biru aneh.
Dalam keadaan terdesak paul mengorbankan tangan kirinya untuk menghindari konsekuensi yang lebih serius. Dia menggertakkan giginya mengoleskan touki ke luka yang perlahan sembuh.
'Hm? Ini mirip dengan penggunaan chakra tsunade dan sakura. Aku tidak yakin tapi orsted juga pernah menerapkan touki seperti ini?'
"Gunakan pedangmu, ayah. Jika kamu ingin duel pedang, jangan menggunakan pedang kayu itu. Kita selesaikan ini dalam satu gerakan. Jangan khawatir jika salah satu dari kita terluka ada rem dan ibu yang akan menyembuhkan kita." Saya berkata dan mengeluarkan pedang pemberian paul padaku. Ini adalah hadiah ulang tahunnya untukku.
"Untuk menebus kekuranganku yang tidak bisa menggunakan touki aku akan menggunakan sihir penguatan." Saya berkata dan garis-garis cahaya terlihat di tangan dan kakiku saat saya mengaktifkan sirkuit sihir saya. Saya masih membatasi kekuatan fisik saya tapi sihir penguatan ini cukup untuk mengimbangi paul.
Ketika paul mencoba memulihkan tangan kirinya, dia tidak mengalihkan pandangam dari putranya. Rudi berdiri disana seakan menunggu dia memulihkan tangannya. Kemudian dia tiba-tiba merasakan kekuatannya bertambah sekali lagi sementara garis cahaya di tangan dan kakinya semakin cerah.
Paul tidak lagi meremehkan, dan mengeluarkan pedangnya dari sarungnya. Berkonsentrasi penuh ke arah putranya.
saat mata paul berkedip rudi sudah hilang dari pandangannya. Paul secara naluriah melihat kebelakang sambil menyerang. Insting paul benar, dia melihat putranya mencoba memukulnya.
Tapi yang tidak dia duga putranya menyerang nya dari tiga arah berbeda, paul mengingat kejadian sebelumnya dan berpikir ini ilusi lainnya. Dia bertaruh dan menangkis serangan yang datang dari atas.
BANG!
Paul merasa lega mendengar suara keras logam bertabrakan. 'Aku menebaknya dengan benar.'
[Hiken-tsubame gaeshi]
"Argggh...!!!!" Tangisannya manyadarkan dirinya sendiri.
Luka sayatan besar terbuka di bahu kirinya dan pinggang kanannya.