"Oh rudi, kamu sudah bangun! Apakah kamu baik-baik saja? Katakan dimana yang sakit, aku akan menggunakan sihir penyembuhanku."
Saat matahari terbenam, rudi terbangun dan berpikir mengapa dia berada dalam kamarnya. Dia melihat ibunya, zenith bersama paul di samping tempat tidur. Sementara zenith bertanya dengan cemas.
dia menatapnya dan memberinya senyum meyakinkan. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Apakah kamu ingat apa yang terjadi?" Kali ini paul bertanya. Dia berpikir putranya ini mungkin masih linglung sehingga memberikan jawaban yang dia pikirkan begitu saja untuk menghibur zenith yang terlihat cemas.
"Apa yang terjadi?" Rudi bertanya dan mencoba mengingatnya lagi.
"Ugh...!!" Wajah rudi seketika pucat dia menutupi mulutnya menahan mual yang dirasakannya.
bahkan jika dia ingin menjadi acuh tak acuh terhadap hidup dan mati seperti protagonis fanfic yang sering dia baca. Saat menghadapinya secara langsung dia sadar itu tidak mungkin, setidaknya untuk saat ini. Mentalnya masih lemah.
Dia hanyalah anak berusia 17 tahun dari bumi di tempat yang damai. Bahkan setelah bereinkarnasi dia di jaga dan dirawat dengan baik. Akan aneh jika dia memiliki mental sekuat baja layaknya prajurit yang telah berkali-kali melewati pertempuran dan pertarungan hidup dan mati.
Dia mengingat dalam kepanikannya dirinya ditenangkan secara paksa dan dalam ketenangan yang cukup menakutkan mulai Membantai anggota kultus penyihir. Dan menyelamatkan si kembar. 'Itu benar!'
"ayah, ibu Di mana dua gadis kecil itu? Apakah mereka baik-baik saja?"
dalam ingatannya dia ingat pandora membawa si kembar berteleportasi langsung di depan rumah mereka.
Paul, zenith, dan lilia terkejut melihat rudi tiba-tiba muncul berlumuran darah sambil membawa dua gadis kecil yang tidak dikenal, yang mereka pikir mungkin ras iblis dilihat dari rambut mereka.
zenith yang pertama bergerak memeriksa dimana dia terluka. Sementara paul menyusul ingin bertanya, Namun rudi pingsan saat itu.
"Mereka tidak apa-apa. Keduanya ada dengan lilia saat ini." zenith menjawab pertanyaan rudeus saat ini. Dia cukup senang dengan kepedulian putranya serta keberaniannya untuk mengulurkan tangannya pada mereka yang membutuhkan.
"Begitukah? Syukurlah mereka baik-baik saja." Rudi menghela nafas lega.
"Bisakah kamu menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya ?" paul bertanya.
'Ah tetap tidak bisa di hindari ya?'
Rudi berpikir bahwa paul setidaknya bisa memberi sedikit waktu padanya untuk tenang, namun dia malah mendesaknya untuk menjelaskan.
Ini membuat rudi membuat wajah sangat tidak nyaman yang diperhatikan oleh kedua orang tuanya namun mereka bahkan tetap menatapnya meminta jawaban.
'Aku tidak bisa terus bersama mereka, jika aku hanya akan tinggal didunia ini itu tidak masalah, tapi...'
Jika rudi ingin mengunjungi dunia lain, dia sadar bahwa mempertahankan nilai moral satu dunia adalah hal yang salah.
'Tapi bagaimana memutuskan hubungan dengan mereka?'
Paul menaruh harapan terlalu banyak padanya, bahkan diusia ini. Okelah rudi adalah reinkarnator, namun mengkhawatirkan mengingat sebesar apa ekspektasinya dan bagaimana dia berharap rudi harus memenuhi ekspektasi itu, tetap saja pengharapan mereka terlalu berlebihan.
rudi tidak akan berpura-pura kuat. pada kenyataannya dia adalah pecundang di kehidupan sebelumnya. dia bukan orang hebat. dia hanyalah orang yang sedikit lebih pintar dari orang biasa, namun sayangnya terlibat konflik dari berbagai arah dan di tekan sedemikian rupa. hal ini membuatnya lemah akan tekanan dan cenderung ingin menghindari tekanan.
'Meskipun aku seharusnya bisa kembali hidup sebagai anak kecil lagi seperti yang selalu diimpikan orang banyak'
Mengkhawatirkan membayangkan seberapa besar paul akan berharap seiring bertambahnya usia putranya?
Entah kenapa, rudeus sendiri tidak menyukai perasaan ini. 'Mungkinkah perihal hidupku sebelumnya?' Rudi berhenti memikirkan hal ini untuk sementara waktu dan menjelaskan sebagian kebenaran pada mereka.
Rudeus telah memutuskan menyembunyikan sebagian besar kekuatannya. Semakin besar kekuatannya maka akan semakin besar harapan paul. Dan harapannya serta bagaimana dia ingin rudi memenuhi harapannya membuat rudi bahkan kesulitan bernapas membayangkannya.
Mereka melihat anak mereka baru saja mengalami pengalaman traumatis dan mereka mendesaknya untuk jawaban. Bahkan di dunia modern, hukum tidak mengijinkan hal semacam ini.
...
Setelah penjelasan panjang lebar yang melelahkan, saya kembali untuk tidur. Ini terasa melelahkan secara mental.
Kenapa tidak memberitahu mereka kebenaran tentang kekuatanku? Karena bahkan jika mereka tidak termasuk budak keadilan seperti pada kiritsugu, mereka tetap semacam pelayan bagi yang disebut keadilan.
Mengetahui aku memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, mereka mungkin menuntutku menerapkan kedamaian secara paksa bahkan jika itu merampas hak orang untuk memutuskan jalan hidup mereka sendiri.
Berharap untuk kedamaian.
Itulah keinginan kiritsugu emiya. Keinginan yang konyol menurut saya. Serta kejam pada saat yang sama. Seperti yang ku katakan, mengharapkan keputusan mutlak bagi seluruh dunia sama dengan merampas hak bagi orang-orang didalamnya untuk memutuskan jalan mereka.
Hal itu bahkan lebih buruk daripada yang disebut diktator.
Selain hal itu, telah menjadi sifat manusia dimana mereka mencari orang untuk disalahkan atas rasa tidak puas mereka akan kenyataan, dan sasaran mereka adalah mereka yang memiliki kekuatan dan pengetahuan lebih. Bahkan jika sebagian besar penyebab ketidakpuasan itu adalah karena tindakan mereka.
Contoh terbaik adalah yang terjadi di awal game sword art online, dimana para player biasa dengan egoisnya menyalahkan beta tester atas segala hal buruk yang terjadi.
Atau bahkan di dunia nyata dimana banyak orang yang akan menaruh rasa tidak senang akan keberhasilan seseorang.
pada kenyataannya, yang membuat kesuksesan begitu sulit diraih karena sifat ini pula. Mereka yang tidak mampu akan berhenti berusaha dan menggagalkan serta membuat jalan yang lain menjadi lebih sulit baik secara fisik maupun mental.
Kebiasaan menjijikkan dimana untuk menjadi lebih baik dari orang lain bukan dengan meningkatkan kualitas diri sendiri, namun mencegah orang lain menjadi lebih baik.
Entah itu dengan menjelek-jelekkan, atau bahkan kasus yang lebih parah lagi mereka menghalangi jalan kesuksesan orang lain, bahkan hingga melakukan sesuatu yang menghancurkan masa depan orang lain.