20 September 2022
"Bu, lima hari lagi dia wisuda" kata Ridho melepon ibunya
"Alhamdulillah mas"
"Jadi bagaimana bu?"
"Semua keputusan ada pada kamu sendiri mas, yang menjalani kamu"
"Temani aku ya bu"
"Iya mas"
Ridho menutup teleponnya, memang tidak lama ia menjalani hubingan dengan Anggra, namun ia sudah memilih keputusan untuk bersamanya. Meskipun umur mereka terpaut enam tahun , Ridho banyak belajar dari Anggra tentang hal-hal baru yang sebelumnya ia hanya memandang sebelah mata, dengan Anggra, ia merasa utuh dan dapat melihat duania lebih luas, Anggra lebih muda namun dia dapat menyesuaikan pemikiran Ridho dan idak menutup kemungkinan untuk belajar bersama. Ridho yakin akan pilihannya, ia siap untuk semuanya.
23 September 2022
Ayah,Ibu, Dina, dan Dio, beserta yangti dan om Budi mereka siap mengantar Ridho untuk bertemu keluarga Anggra. Terlihat wajah Ridho yang bahagia dan gusar, sebelum berangkat, ibu mengajak Ridho untuk berbicara berdua.
"Mas sidah yakin?" tanya ibu
"Aku gusar bu"
"Yakin kan dulu sebelum berangkat mas"
Ridho terdiam
"Kami semua mendukung apa yang telah dipilih oleh mu"
"Aku sayang Anggra bu"
"Ibu tahu itu, mantapkan hatimu, kita akan berangkat ketika hatimu dan seutuhnya dirimu siap berangkat"
Ridho mengangguk. Ia berjalan ke mushola dan melakukan sholat dua rakaat untuk memantapkan hatinya. Ia berdoa dengan sepenuh hati dan jiwanya.
'Permudahkan jalanku jika dia untukku, aku berserah kepadamu' ucap Ridho dalam doanya
Selesai sholat, semua sudah menunggunya di ruang tamu, mereka tersnyum menatap Ridho. Ayah berdiri memeluknya
"Jika kamu sudah memilih kamu sudah menetapkan, dan kamu harus bertanggung jawab" ucap Ayah
Mereka berangkat malam itu untuk mengantar Ridho menuju keputusannya.
24 Januari 2022, Sore
'Mas besok aku wisuda online jam 10 pagi mulai, doa kan lancar, kalau tidak bisa datang tidak apa-apa'
Pesan dari Anggra
Ridho segera menghubunginya
"Hai, aku sudah sampai di kotamu ditemani Dino, ini kami makan di dekat stasiun"
"Hai mas, oo selamat datang, maaf aku tidak bisa menemui kalian, dirumah sedang repot, kabari saja hotel kalian dimana nanti aku kesana sama Mas Sana"
"Iya gra, enggak apa apa, enggak usah ke hotel juga enggak apa apa"
"Mungkin juga Mas Sana yang kesana, Ramdhan sedang rewel tidak mau di tinggal, maaf ya dho"
"Iya Anggra sayang"
"Terimakasih"
Selesai telepon di tutup, semua mata tertuju pada Ridho dan tersenyum
"Iya Anggra sayang" canda Dino dan Dina
"Apaan sih kalian" ucap Rihdo dengan tersenyum
"Jadi iri deh, sayangnya mas Ridho sudah pindah, no" saut Dina
"Hush kalian ini" saut om Budi
"Iya mbak din, biasanya yang di sayang-sayang kita sekarang sudah ganti" saut Dino
Semua tertawa melihat tingkah kedua adik Ridho, Ridho merangkul mereka secara bersamaan
"Kalian tetap jadi adik mas yang tersayang, asal dengerin kata-kata mas"
"Siap bos" saut Dina dan Dino bersamaan
"Nurut banget sama Ridho kalian ini" tanya om Budi
"Kalau enggak nurut mana bisa mereka berkutih bud" saut Ibu
"Kalau Ridho sudah bersabda sama mereka, selesai sudah mereka ini" saut Ayah
Mereka terlihat begitu bahagia dan hangat
Malam
"Ridho, aku sudah diparkiran"
"Iya mas Sana, ketemu di lobby ya"
"Oke on my way"
Sana mengantarkan beberapa makanan untuk Ridho dari acara dirumah. Saat bertemu Ridho di lobby hotel, Sana heran mengapa Ridho membawa hampir semua orang.
"Halo mas San, kenalin ini ibu sama ayahku, ini Dina Dino adikku, dan ini Yangti sama om Budi"
"Ooo engggeh, sugeng dalu sedoyo, saya Sana, kakak sepupunya Anggra, maaf Anggra tidak bisa menemui kalian, dia disuruh jaga keponakannya" jelas Sana memperkenalkan diri dan menjabat tangan mereka
"Iya mas, enggak apa-apa"
"Ini tante, dari keluarga kami, dirumah ada acara keluarga" ucap Sana seranya menyerahkan bingkisan kepada Ibu Ridho
"Terimakasih ya mas, sampaikan kepada bundanya Anggra dan keluarga" ucap Ibu Ridho seraya memberikan bingkisan kepada Dina untuk ditaruh di kamar
"Iya tante" ucap Sana
"Makasih ya mas" ucap Ridho
"Iya dho, santai, tapiii ini kenapa ya kamu bawa hampir semua keluargamu, ada apa nih" ucap Sana sernaya bercanda
"Hmmm, gimana ya mas ngomongnya, mas Sana bisa jaga Rahasia kan?" ucap Ridho ragu untuk memberitahu mas Sana
"Apaan"
"Jadi besok itu, kau mau ngelamar Anggra"
"WHAT ADEK KU ADA YANG MAU NGELAMAR??!" ucap Sana dengan berteriak secara Refleks
"Hush mas Sanaaa" ucap Ridho
"Adek ku yang kayak batu dan kaku ada yang mau, astaga Tuhan, alhamdulillah ya Allah, akhirnya ada cowok yang mau dengan adek hamba yang kayak es di kutup selatan" ucap mas Sana bahagia.
Keesokan harinya 13.15
Semua keluarga Ridho sudah siap untuk berangkat ke rumah Anggra.
Ketika sampai daerah rumah Anggra, yang masuk pertama mobil Ridho lalu mobil om Budi, terlihat Anggra sedang berfoto dengan beberapa hadiah yang dikirim dari teman-temannya bersama keluarganya dan beberapa sepupunya.
Mas Sana langsung keluar dari rumah dan membantu memakirkan mobil keluarga Ridho.
Anggra terlihat kaget ketika melihat Yangti dan keluarga inti Ridho, ketika Ridho mendekat
"Mas, kok banyak yang datang? Katanya Cuma sama Dino saja" tanya Anggra dengan wajah heran
"Udah semua ingin ikut yasudah aku ajak semua" jawab Ridho sambil memeluk Anggra
"Gimana tadi sidangnya mbak?" tanya Dino
"Alhamdulillah lancarrr, dapet A pas"
"Mbakkkk Anggraaaa ayooo fotoooo" ucap Dina
"Yuk foto bareng semua, bentar aku cariin kursi buat Yangti duduk di tengah" jawab Anggra
Semua foto bersama, begitu pula foto dengan keluarga Anggra, ya mereka foto bersama dua keluarga.
Setelah semua sesi foto selesai, Anggra masuk ke kamar untuk mengganti baju. Ketika Anggra berada di kamar bersama sepupunya. Ridho dan keluarga dipersilahkan masuk, bunda Anggra menyambut mereka bersama dengan kakak Lintang. Setelah berbincang sebentar dan memperkenalkan diri, keluarga Ridho menyampaikan maksut kedatangan mereka melalui Ridho.
"Tante, saya mau bicara" Ridho mengawali
"Iya, mas Ridho" jawab Bunda Anggra
"Saya tahu saya belum lama mengenal Anggra, saya tahu, bahwa Anggra anak ke dua tante yang begitu kuat dan bisa menjaga diri sendiri, saya tau Anggra mandiri, saya tahu Anggra memiliki kekurangan meskipun dia terlihat kuat di semua kelebihannya, begitu pula saya, saya memiliki banyak sekali kekurangan, namun saya menemukan apa yang saya cari ada di Anggra, saya tidak dapat berjanji akan selalu membuatnya bahagia, namun saya berjanji akan selalu berusaha untuk itu. Dengan ini saya membawa keluarga saya, untuk meminta ijin kepada Tante sebagai bunda Anggra dan meminta ijin juga kepada kakak Lintang sebagai kakak Anggra. Saya meminta ijin untuk menjadikan Anggra sebagai teman hidup saya." Ucap Ridho
Semua terdiam, sepupu Anggra yang berada di dapur pun terdengar langsung menghentikan pekerjaannya.
"Apakah saya di ijinkan dengan hal tersebut?" tanya Ridho dengan mantap
"Terimakasih mas Ridho dan keluarga sudah menyempatkan datang kesini, saya dan keluarga menyambut semua hal baik yang datang ke keluarga kami, sebelumnya saya mau menanyakan satu hal kepada mas Ridho, apa alasan mas Ridho mengambil keputusan ini?" ucap Bunda Anggra
Ridho menatap ibunya, lalu ibunya menganggukan kepala
"Saya mau menjaga Anggra dan saya bersedia menjadi apapun yang Anggra butuhkan" ucap Ridho dengan mantap
Bunda Anggra mengangguk dan tersenyum
"Semua keputusan ada ditangan Anggra, kami sekeluarga akan menerima apapun yang Anggra pilih, kami mohon mas Ridho sekeluarga juga menerima keputusan yang akan Anggra pilih" ucap kakak Lintang
"Kami akan menerima semua yang Anggra pilih" ucap ibu Ridho
"Sana, tolong panggilin Anggra ya" ucap Bunda Anggra kepada Sana yang sedang duduk di ruang TV bersama Zumi, Ramdhan, dan suami kakak Lintang
Sana langsung memanggil Anggra yang berada di kamar bersama dengan kakak sepupunya
"Anggra, dipanggil bunda sama kakak Lintang, cepetan" ucap Sana
Anggra segera menuju ruang tamu yang ada dua keluarga dan Ridho yang sedang duduk dekat Bunda,
"Sini nduk" ucap Bunda
Anggara duduk di antara bunda dan kakak Lintang
"Jadi, tujuan mas Ridho beserta keluarganya kesini adalah untuk melamarmu, bunda dan kakakmu beserta keluarga mas Ridho akan menerima semua yang kamu pilih" ucap bunda dengan merangkul pundak Anggra
Anggra terdiam.
"Saya mau mengajukan pertanyaan kepada mas Ridho" ucap Anggra setelah beberapa lama hening
Ridho dan keluarga mengangguk
Anggra menatap tajam dan dalam kepada Ridho.
"Apakah mas Ridho bersedia mengingatkan Anggra jika Anggra salah dan mas Ridho juga bersedia Anggra ingatkan jika mas Ridho salah? Dan apakah mas Ridho bersedia mengatakan semua masalah dan mengajak Anggra diskusi, begitu pula jika Anggra punya masalah? Karena semua masalah bisa terjadi hanya dengan tidak ada komunikasi" ucap Anggra dengan satu tarikan nafas
Tanpa menoleh ke ibu dan keluarganya, Ridho menjawab dengan mantap dan tegas
"Saya bersedia untuk melakukan komunikasi mengenai hal apapun" ucap Ridho dengan menatap mata Anggra
Anggra terdiam.
"Apakah kamu mau menerima menjadi teman hidupku gra?" tanya Ridho kepada Anggra
"Saya bersedia" ucap Anggra dengan tersenyum
Terdengar ucapan syukur dan bahagia yang memenuhi rumah keluarga Anggra hari itu.
Dihari itu pula dua keluarga langsung merencanakan acara akadnikah untuk Ridho dan Anggra.
"Saya, acaranya terserah Anggra mau dibuat bagaimana, yang saya sarankan semoga menemukan hari yang baik menurut semua pihak sebelum saya bernagkat ke Belanda dan sebelum Anggra berangkat keliling Indonesia" ucap Ridho saat ditanya tentang rencana acara mereka
"Sederhana saja yang penting tetap elegan dan sakral" ucap Anggra
"Ibu, rencana pulang kapan ya kalau saya boleh tahu?" tanya bunda Anggra
"3hari lagi, masih mau jalan-jalan, mumpung saya sama ayahnya ngambil cuti" jawab ibu Ridho
"Baik, kalu begitu, paling cepat nanti malam saya kabarin ya hari dan tanggalnya" ucap bunda Anggra
"Untuk hari dan tanggal kami serahkan kepada njenengan mawon bu " jawab yangti Ridho
Semua mata langsung memandang ke arah yangti dan bunda Anggra secara bergantian dengan wajah kaget, lalu tiba-tiba semua seperti mendapat jawaban dan serempak terdengar suara
"Oooo iya" dengan mimik wajah yang tidak heran
Setelah membicarakn semuanya, keluarga Ridho dipersilahkan untuk menikmati semua hidangan yang ada dan menikmati suasana yang ada. Zumi yang sejak tadi ditahan oleh ayahnya untuk tidak mendekati Ridho, akhirnya merasa lepas dan langsung lari mendekati Ridho yang sedang makan bersama dengan Dino dan mas Sana.
"Om Ridhoooooo" ucap Zumi dengan raut bahagia dan manja
"Halo Zumi, mau makan om suap?"
"Enggak mau, Zumi masih kenyang, kenapa om Ridho lama enggak kesini? Om enggak kangen Zumi? Om marah ya sama Zumi? Om Ridho enggak bawa jajan?" ucap Zumi tanpa jeda
Ridho tersedak karena tertawa mendengar semua ocehan Zumi
"Zumi, pelan-pelan kalo nanya, om Ridho keselek, minta tolong ambilin air putih gih" ucap Sana
"Oke om," ucap Zumi
Lalu setelah itu Zumi berteriak
"Tanteeeee Anggraaa Zumi mau minum putih"
Ridho kaget lalu tertawa, lalu mengusap kepala Zumi
"Kok teriak mi, kasian tante Anggra masih makan, tolong dong ambilin om minum disitu" ucap Ridho seranya menunjuk ke meja yang ada air meneral
"Males jalan, Zumi mau deket om Ridho" ucap Zumi
"Bisa-bisanya ini bocah, genit ih Zumi" ucap Sana tidak tahan dengan kelakuan Zumi
"Biarin, Om Ridho wangi bau manis, Om Sana bau pait belum mandi" ucap Zumi
"Eh sudah mandi ya, kamu masih tidur, tadi subuh om sudah mandi, enak aja kamu bocah" ucap Sana
Lalu Anggra datang dengan membawa air mineral dingin
"Ini mi, katanya mau minum, biasanya jalan sendiri ngambil minum"
"Ini om Ridho minumnya" ucap Zumi seranya memberikan botol air mineral yang tadi diberikan Anggra
"Makasih Zumi" ucap Ridho tersenyum kepada Zumi
"Loh, kok dikasih om Ridho" tanya Anggra
"Zumi males jalan tante, maunya deket om Ridho" ucap Zumi
"Dasar ya ini bocah, tolong Tuhan kenapa ponakan saya super semua" ucap Anggra gemas dengan tingkah keponakannya
Ridho tertawa melihat tingkah mereka menghadapi bocah umur 4 tahun ini. Ridho mulai mengambil kesimpulan, bahwa kira-kira semua keluarga Anggra ajaib-ajaib.
Setelah selesai makan, dengan memangku Zumi, Ridho me megang tangan Anggra yang sedang berada di depanya melongokan kepala mencari Ramdhan dan sepupunya. Anggra menoleh
"Ya? Kenapa mas?" ucap Anggra reflek
"Makasih tadi air putihnya" ucap Ridho
"Ooo iya" ucap Anggra
Ramdhan berlari kecil menghampiri Anggra
Juni,3 2023. 3 hari menuju acara akad nikah
"Halo, assalamualaikum tante, Adrishta sudah ada kabar belum?" tanya Ridho melalui telepon kepada bunda Adrishta
"Belum nak, tante juga bingung kemana aak satu itu, astofirullaj, 3 hari yang lalu bilang, katanya mau pulang hari ini setelah semua urusan selesai" jawab bunda cemas
"Tante tenang saja ya biar Ridho yang mencari" jawab Ridho menenangkan
Ridho cemas sekali sebenarnya, 'kemana sih kamu ta, 3 hari lagi lo ini'. Ridho dan keluarga sedang berada di rest area perjalanan menuju rumah Adrishta.
"Kenapa mas? Tanya ibu Ridho
"Adrishta bu, hilang lagi, kemana sih itu anak, mau ada acara sakral kok malah hilang" jawab Ridho cemas
"Siapa bilang Adrishta hilang mas? Lima menit yang lalu dia telepon ibu, katanya kereta delay karena ada kecelakaan. Dia tadi bilang juga gawainya mau mati, telepon kamu sama bundanya enggak bisa, ibu bilang kalau mas lagi telepon jadi enggak bisa" jelas ibu
Ridho tampak cemas dan langsung memeluk ibunya
"Tenang mas, Adrishta enggak akan kemana-mana, dia juga enggak bisa di pingitkan?"
"Kenapa sih dia masih aja ngurusain rapatnya, padahal dia sendiri ada acara" jawab Ridho agak kesal
"Kan kalian pakai tim WO mas, jadi kenapa repot, lagian mereka tim Wonya Adrishta, sudah tenang, jangan tegang, nanti kata Adhrista akan kabarin kamu" jawab Ibu tersenyum menenangkan
Benar kata ibu, sesamnya mereka di hotel untuk chek in, Ridho mendapat telepon dari Adrishta
"Halo mas Ridho"
"Halo Ta…. Kemana saja?? Alhamdulillah calon istriku memberi kabar Tuhan…, gawaimu sudah penuh? Kamu giamna? Sudah jalan lagi keretanya? Kamu.."
"Mas, Adrshta baik-baik saja, ini keretanya sudah jalan, dua jam lagi sampai, sam sudah di hotel?"
"Alhamdulillah, sudah ini barusan chek in, nanti kabarin aku, aku yang jemput kamu" jawab Ridho
"MAS!! ENGGAK BOLEH KETEMU DULU KALIAN!! SULIT BANGET YA NGEPINGIT JAMAN SEKARANG MAUNYA KETEMU TERUS, 3 HARI LAGI KAMU BARU BOLEH KETEMU DAN NEMPEL TERUS DEH SANA ADRISHTA" suara ibu melenggelegar di lorong hotel
Ridho kaget dengan teriakan ibu, tidak hanya dia tapi seluruh keluarganya.
"Baik bu" jawab Ridho patuh
"Hahahahahahahahahahahahaha" terdengar tawa Adrishta di ujung telepon
"Sumpah itu keras banget, kedua kalinya ibu teriak di depan banyak orang kayak gitu" jawab Ridho
"Astaga ibu hahahahahahahahahahahahahahahahahaha"
"Sudah cukup ketawanya, anti kamu yang jemput siapa?"
"Mas Sana lah… siapa lagi" jawab Anggra
Juni, 6 2023 Hari Akad dan pernikahan
"Bu, yah, Ridho minta izin dan doanya ya agar lancar dan melangkah dengan pasti" pinta Ridho pada kedua orangtuanya
"Ibu dan Ayah selalu mendiakan dan mengizinkan mas untuk semua hal baik" jawab ibu dan ayah
Mereka berangkat menuju rumah Adrishta
Disana sudah ramai dengan keluarga Adhrista dan bapak penghulu yang siap. Dekorasi berwarna putih dan coklat terang ke emasan. Ridho melangkah dengan mantap menuju meja akad dan sedikit rasa gugup di dadanya. Terlihat pakde kedua dari keluarga ayah Adrishta yang menjadi wali Anggra.
Prosesi dimulai
"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINYA ADRISHTA DENGAN MAHAR YANG TELAH DISEBUTKAN DAN AKU RELADENGAN HAL ITU. DAN SEMOGA ALLAH SELALU MEMBERI ANUGERAH" sebut Ridho dengan jelas dan tegas
"Sah?" tanya penghulu
"SAH!!!" jawab seluruh tamu yang hadir
Mereka berdoa, Adrishta dipersilahkan keluar dan duduk bersama
"Kepada Adrishta dipersilahkan keluar untuk menandatangi berkas"
Ridho terpesona saat melihat Adrishta yang dirias berbeda dan mengenakan gaun sederhana dan celanan, ia tampak anggun dan tegas dalam versi yang berbeda. Adrishta mengulurkan tangannya untuk menerima cincin yang disematkan Ridho secara perlahan dalam jari manisnya dan sebaliknya Adrishta menyematkan cincin di jari manis Ridho. Ridho tidak melepas pandangannya pada wajah Adrishta dan tanpa sadar meneteskan air mata
"Hei, mas kenapa nangis?" tanya Adrishta seranya mengusap air mata Ridho
"Kamu cantik, beda banget, terlalu manis" jawab Ridho sambil mengusap matanya
Adrishta tersenyum, mengulurkan tangannya untuk menerima tangan Ridho dan menciumnya.
"Ta.., terimakasih ya sudah mau jadi pemdampingku" ujar Ridho
Adrishta tersenyum dan melingkarkan tanganya pada tangan Ridho.
Percaya atau tidak aku sudahmemilihmu sejah awal
Dan semesta berserta isinya menyetujui
Kamu, aku pilih untuk kuserahkan jiwa ragaku
Dan dimanapun kamu, itu rumah untukku
Fin.