Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

SAYAP CINTA MALAIKAT TERKUTUK

🇮🇩Ahra_August
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.5k
Views
Synopsis
Varischa Shaletta Moana selalu merasakan dirinya aneh, apa lagi setelah bertemu dengan Sebastian Earl Sanders. Dia merasa sangat mengenal cowok itu, tapi di saat dia menggali ingatannya lebih dalam hal tersebut melebur tanpa sisa. Seperti ada yang menghapusnya dengan sengaja. Cowok misterius dan dingin itu menarik perhatian Varischa Shaletta Moana setiap kali mereka bertemu, di dunianya yang kosong penuh dengan kehampaan dan kesedihan rasanya cuma cowok itu yang menyenangkan. Tetapi, Sebastian tidak mau berurusan dengan Moana secara terbuka, setiap kali ada kesempatan dia dengan terang-terangan menunjukkan keengganannya. Sementara Moana semakin penasaran dan tertarik, dia merasa harus tahu apa yang begitu ingin di rahasiakan Sebastian… Meski pun dengan taruhan nyawa. Perlahan tapi pasti Moana mulai menemukan satu persatu rahasia yang di sembunyikan oleh Sebastian, namun hal itu membuat nyawanya semakin terancam. Untuk melindunginya Sebastian harus pergi untuk berburu golongan terasing makhluk abadi yang ingin membunuh Moana. Sebastian harus menyembunyikan Moana di white heaven sekolah dengan murid-nurid istimewa. Keturunan peri suci dan manusia. Tapi identitas Moana terlalu spesial dia bukan hanya keturunan peri saja tapi ada darah malaikat agung yang mengalir di tubuhnya. Di white heaven Moana mengetahui apa sebenarnya bayangan yang mengikutinya dan bagaimana dia bisa memanfaatkannya sebagai jendela menuju masa lalu. Namun Moana jadi curiga bahwa Sebastian tidak memberitahu seluruh kebenaran. Cowok itu menyembunyikan sesuatu yang berbahaya. Bagaimana jika cerita Sebastian tentang masa lalu ternyata tidak benar? Bagaimana jika Moana sebenarnya di takdirkan untuk bersama orang lain?
VIEW MORE

Chapter 1 - The Begining of Everything

Varischa Shaletta Moana gadis cantik yang di anggap pembawa sial karena kelahirannya yang tidak jelas padahal namanya memiliki arti yang begitu baik yaitu sosok penuh kegembiraan dengan takdir baik, tapi keberadaannya selalu di anggap oleh orang-orang sebagai malaikat kegelapan, pembawa sial, dingin dan egois.

Apa lagi setelah orang tua dan neneknya meninggal Moana semakin menyendiri dan tidak percaya pada orang yang memberinya kasih sayang, hidupnya semakin sulit karena di kucilkan oleh orang-orang yang mengenalnya. Untuk membiayai hidup dan pendidikannya dia harus bekerja paruh waktu mengabaikan kata-kata buruk yang tertuju padanya. Beruntung dia masih memiliki orang yang tulus di sisinya. Yaitu Nafa Arlene Tessa dan keluarganya.

Moana panggilannya, gadis yang memiliki iris mata hijau jernih seperti bercermin di kaca ketika melihatnya, namun sekali lagi bagi orang lain memiliki iris hijau adalah sebuah malapetaka. Moana bercita-cita menjadi seorang Arkeolog terkenal karena itu dia mengambil kuliah di jurusan Arkeologi.

Moana tidak mengerti kenapa dia begitu tertarik tentang hal-hal berbau kuno dan mistis seperti itu, dan anehnya dia seakan-akan memiliki keterikatan tak terkatakan pada benda-benda yang dia temukan bersama rekan dan profesornya.

Hanya itu yang bisa membuatnya terlihat normal, sebenarnya dia juga bisa mengetahui di mana saja benda-benda itu terkubur atau sesuatu yang lainnya yang sulit untuk di jelaskan oleh nalar manusia.

Karena kelebihannya itu sebagian orang menganggapnya aneh, dan sebagian lagi menganggapnya istimewa. Moana juga selalu menjauh dari hal yang membawanya ke dalam masalah yang rumit, karena dia sendiri juga tidak bisa bagaimana harus menyelesaikan masalah itu tanpa perlu berdebat. Baginya diam adalah hal baik.

Tapi sekeras apa pun Moana menghindar dari masalah, tetap saja masalah akan menghampirinya begitu saja. Malam itu dia keluar dari kemah untuk menikmati langit penuh bintang. Teman-teman rombongan penelitiannya. Seharian mereka telah melakukan ekskavasi atau penggalian untuk mencari benda kuno yang baru-baru ini telah di temukan keanehan lainnya.

Moana merapatkan mantelnya lebih erat, malam semakin dingin menusuk tulang, tapi mata Moana belum juga merasakan kantuk, hatinya selalu merasa ada sesuatu yang sedang memanggilnya ke arah hutan. moana ragu-ragu dia menatap ke tenda milik profesor tinggal tapi ini sudah larut tidak mungkin dia membangunkannya. Sebaiknya dia pergi sendiri. Dengan bekal senter Moana memasuki sebuah hutan yang lebat.

Anehnya Moana merasa nyaman dan takut di saat bersamaan, dia terus melangkah semakin ke dalam hutan. Jantungnya berdetak kencang saat dia merasakan kalau sesuatu yang memanggilnya itu semakin dekat.

"Ayo, Moana… jangan takut.. sedikit lagi.." Moana menyemangati dirinya sendiri, dan merapatkan mantelnya semakin erat.

Langkahnya berhenti di depan sebuah pohon yang sangat besar, rimbun dan tinggi. Moana mendongak ke atas seperti ilusi dia melihat keindahan yang belum pernah di lihatnya di atas sana, langit terlihat cerah warna biru, burung-burung berterbangan dengan suara kicauan yang merdu, serta wangi harum yang membuat mabuk. Moana bahkan bisa melihat istana megah.

Moana menelan ludah memejamkan mata lalu menggeleng dengan cepat. Bergumam pada dirinya sendiri "Ini tidak mungkin! Kenapa aku melihat hal seperti itu di saat malam seperti ini.. aku harus menemukan benda itu dan kembali sebelum mereka kehilanganku.."

Moana mengambil ranting untuk menggali tanah di bawah kakinya. Tidak sulit untuk menggali tanah itu karena mungkin berada di kedalam hutan jadi tanahnya lembut dan basah. Ujung ranting di tangan Moana menabrak sesuatu di dalam tanah, dia menggalinya lebih cepat menggunakan tangan, dan menemukan sebuah kotak kecil berukir. Moana tidak bisa melihat seperti apa ukiran dari kotak itu, namun dari penilaiannya benda itu sangat berharga, bahkan lebih berharga dari penemuan-penemuan yang dia lakukan selama ini.

"Apa ini--."

Srek. Srek. Srek.

Moana tersentak ketika mendengar suara langkah yang terburu-buru. Dia langsung menyimpan kotak yang baru di temukan ke dalam saku mantel, lalu bersembunyi di balik pohon, tanpa dia sadari daun-daun merambat hidup menutupi seluruh tubuhnya, hingga dia benar-benar tersembunyi.

Moana mengintip ke arah suara jatuh yang berada di belakangnya. Ia langsung berbalik matanya terbelalak kaget dan ngeri. Sosok bayangan hitam bertaring panjang, tinggi dan bungkuk, wajahnya jelek, ada sayap di punggungnya, tangan dan kakinya tumbuh kuku runcing, tapi mahkluk itu penuh luka seperti sedang melarikan diri.

Moana tidak bisa bergerak, bahkan dia menahan napasnya entah sejak kapan. Dia tepat berdiri di depan mahkluk aneh itu tapi kenapa seperti dia tidak ada di sana. Moana juga baru menyadari kalau di sekelilingnya tumbuh daun-daun merambat yang menutupi tubuhnya.

Tidak lama kemudian muncul sosok tinggi, tampan, wajahnya sedikit buram mungkin karena pencahayaan di dalam hutan yang redup. Moana semakin mengerut kening kenapa malam ini dia melihat hal-hal yang aneh dan mustahil. Cowok itu juga memiliki sayap. Tapi sayapnya berwarna emas sangat besar dan lebar tangan kirinya memegang tombak. Moana seperti melihat dewa poseidon secara langsung.

Moana hampir berteriak ketika tombak di tangan kiri cowok itu langsung menusuk tubuh mahkluk bayangan hitam dan jelek itu hingga tembus. Lalu tubuhnya melebur menjadi abu. Moana tidak bisa bernapas dengan keras keringat dingin mengucur di keningnya.

Mahkluk bayangan hitam itu bukan hanya satu tapi ada dua lagi salah satu dari mereka berkata dengan suara berat dan serak "…Mahkluk suci sepertimu tinggal di dunia fana hanya untuk seorang terkutuk, cih" bayangan hitam itu mendecih sinis "… bersikap seperti ini apa kamu ingin kembali seperti masa itu dengan mengumpulkan kebaikan setelah memusnahkan kami.." dia tertawa meremehkan. "..Aku cukup kagum pada kegigihan mu untuk menahan diri selama ribuan tahun ini. Tapi sebaik apa pun dan sebanyak apa pun kebaikan yang di lakukan. Tempat itu tidak akan menerima orang seperti nya kembali! Dia tidak akan pernah menjadi bagian dari langit! Karena dia sudah di takdirkan untuk menjadi mahkluk seperti-.."

Crak! Buk.

Tombak tajam itu kembali menembus lehernya hingga hampir putus tanpa memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya. Cowok bersayap emas mendengus dengan wajah dingin. "…Mahkluk yang melarikan diri dari tempat busuk seperti mu tidak perlu mengingatkan ku! Akan aku lakukan apa pun untuk membuatnya tetap hidup tanpa noda bahkan dengan harus menjual jiwaku!"

Moana yang bersembunyi tersentak mulutnya dia tutup dengan kedua telapak tangannya, matanya berair karena takut, dia menyesal keluar, kenapa dia tidak diam di tenda saja, kenapa dia harus mengikuti panggilan dari hatinya untuk masuk ke dalam hutan yang penuh misteri ini.

Cowok tampan itu berbalik menatap ke arah pohon tempat Moana bersembunyi. Dia tidak melakukan apa pun hanya menatapnya lama, Moana semakin takut apakah keberadaannya di temukan? Entah kenapa Moana merasa mata berwarna iris keemasan itu menatap langsung padanya. Moana merasa sakit tanpa di sadari air mata jatuh di pipinya.

…Menangis..