PROLOG
Tahun 2022
Bambang Kurniawan menjadi anak terbaik di sekolah tinggi teknologi. Ia berhasil membuat Viwatch yang selalu diimpikannya itu, sebuah jam yang bisa mengontrol banyak hal. Saat ditekan layar tembus pandang tanpa body muncul layaknya OLED Panel.
Hasil dari pencapaiannya tersebut, ia mendapatkan penghargaan Inovasi sistem dan teknologi.
***
Tahun 2029
Jatuh bangun terus terjadi dalam hidupnya, terlebih dua tahun terakhir hingga sekarang, hal besar-besaran selalu ia utamakan sehingga kebangkrutan akan melandanya tidak lama lagi.
"M-maafkan aku Maey, tidak lama lagi impian yang kutanamkan dalam hati akan sirna setelah banyak hal yang kulakukan," ucap Bamz dengan air matanya yang bercucuran.
Saat ini ia berada di gedung tertinggi lantai 40, di bagian ruang tamu. Tempat dimana ia bangun dari nol hingga kebangkrutan akan melanda. Kekasihnya Maemunah langsung menggenggam tangan Bamz dengan erat. Mereka menikah empat tahun yang lalu, saat Bamz akan memulai impiannya.
"Bamz! Jangan menyerah ... aku bersamamu, bukankah kamu selalu bilang bahwa aku semangatmu?! Pengorbananmu hanya belum menampakan hasil, tolong percayalah pa–" jawab Maey, tapi langsung di potong oleh Bamz.
"PERCAYA BAGAIMANA!" Bamz melepaskan genggaman erat tersebut dan langsung memegang bahu Maey. "Pengorbanan ini, impian, cita-cita dan harapan ini ... sudah terpampang jelas didepan mata! Kamu tidak melihat surat yang begitu banyak berserakan di depan meja ini!" lanjut Bamz yang langsung duduk menghadap kemeja sambil mengambil dan memperlihatkan ke arah Maey.
"Hiks! T-tapi Bamz kamu–" tangis Maey tidak beraturan sambil ingin membuat perlawanan, sayangnya sekali lagi ucapannya dipotong oleh seseorang yang mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
"BAMZ! MAEY! BUKA! LIHAT INI!" teriak orang disebalik pintu.
Bamz langsung berdiri dari duduknya, tapi Maey tetap diam terus menangis tersedu-sedu.
"Ferg!" kaget Bamz yang melihat ternyata Ferguso sahabatnya yang telah mengetuk pintu.
"Bamz lihat ini!" ujar Ferg memperlihatkan data yang ada di tabletnya.
Sebuah peta menunjukkan bahwa ada sesuatu yang terlihat dibagian timur dari kota mereka.
Dengan bergegas Bamz berlari kearah kursi yang ia duduki tadi dan diikuti Ferg yang ikut duduk disebelah kirinya, Maey pun masih berada disebalah kanannya. Bamz sigap membuka laptop yang sedari tadi juga berada di meja tersebut dan mengecek apa yang ada di peta tersebut.
"Batu bersinar?" sahut Ferg mendeskripsikan apa yang dia lihat di laptop Bamz.
"Lebih tepatnya kristal, kristal berwarna ... ungu!" sambung Bamz yang memperjelas gambar tersebut.
"Amethyst! Amethium!" ucap Maey dalam tangisnya.
"A-amethium?!"
***