"Jadi Lo beneran ditolak?" tanya Ergita untuk ke sebelas kalinya. Ergita masih tidak percaya kalau talent-nya yang memegang hampir semua skill dalam dunia entertainment, memiliki fisik yang cantik, dan baik hati ini pernah ditolak seorang cowok ingusan. Ergita penasaran bagaimana tampang cowok yang menolak seorang Reika.
Nanti kalau Ergita bertemu dengan cowok itu, dia berjanji untuk menceramahinya. Bisa-bisanya mata cowok itu tertutup melihat berlian seperti Reika. Sepertinya ada yang salah baik pada otak maupun mata si cowok.
"Cowok itu emang nolak kamu dengan sopan, tapi beneran dia nolak Lo yang cantiknya pripurna?! Gimana sih tampangnya dia? Palingan sekarang udah jadi bapak-bapak botak gendut. Terus dia nyesel nolak Lo."
"Kakak udah nanya 12 kali loh sama aku. Ya, bener dia nolak aku. Kan aku udah bilang, dia pingin cari yang sejurusan dan setujuan sama dia. Bukan masalah cantik nggak nya aku."
Reika tersenyum lembut, dia membayangkan bagaimanakah tampang first love-nya itu. Apakah dia seperti yang dikatakan oleh Ergita? Bapak-bapak botak dan gendut? Tiba-tiba ingin rasanya membuka Twitter @HandsofWrath. Tidak apa sekali-sekali, dia hanya ingin melihat bagaimana kabarnya. Bukannya dia tidak bisa move on.
"Tapi kan, meski Lo nggak sejurusan sama dia, tetep kan sealumni. Bisa dong ketemuan bareng pas kuliah."
Reika menggeleng. "Susah Kak, sehabis wisuda, dia ngilang gitu aja... nggak ada kabar apa pun. Dia emang semisterius itu Kak. Ini aja dia baru online Twitter sejak 2015." Reika menujukkan history tweet dari @HandsofWrath melalui ponselnya.
Ergita kemudian merampas ponsel itu dan segera melihat profil pic yang ternyata hanya bergambar telor (basic ava Twitter untuk pengguna baru). Kemudian dia menyecroll dari atas ke bawah tweet @HandsofWrath, berharap akan menemukan foto atau identitas dari first love Reika.
Sayangnya, tidak ada foto yang menunjukkan muka dari user @HandsofWrath. Yang ada, user itu hanya menunjukkan bagian punggungnya saja, atau foto tangan sedang memegang bola basket, foto tabung dan gelas ukur untuk praktikum kimia dan lain-lain, foto-foto itu diambil dalam kurun waktu 2012-2015.
Tapi yang paling menarik perhatian Ergita adalah foto tabung dan gelas ukur, foto yang terakhir diunggah oleh user @HandsofWrath. Di sebelah gelas ukur ada lembaran silabus dan laporan praktikum, saat foto diperbesar di bagian laporan, terdapat logo sekolah Reika dan nama asli dari first love-nya Reika.
"Jadi namanya Bramastha Yudha? Kelas 12 IPA 8?" tanya Ergita sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Reika yang duduk disebelahnya terlihat kaget, "Bagaimana Kakak tau?"
"Tuh, ada di foto laporan kimia. Lo belum jawab gimana tampangnya tuh cowok btw. Seganteng apa sih dia sampe bikin Lo jatuh cinta?"
Reika mengingat pertemuan yang membuatnya jatuh cinta, meskipun latar pertemuan yang harusnya romantis penuh dengan bunga-bunga... kenyataannya mereka bertemu di medan tawuran.
Pertemuan itu terjadi setelah ujian akhir semester 1 di kelas 12. Di mata Reika, seorang Bramastha Yudha terlihat sangat keren dibanding siswa terkenal di SMA-nya, dan Reika-pun menyesal kenapa dia tidak mengenal cowok itu dua setengah tahun sebelumnya.
Tapi, karena kepercayaan dirinya yang tinggi terhadap kecantikannya dan berapa banyak siswa yang dia tolak... Reika optimis akan mendapatkan Bramastha Yudha sebagai pacarnya dalam waktu 3 hari saja. Tapi, ternyata dia salah besar. PDKT Reika selalu ditolak, puncaknya adalah penolakan pernyataan cinta waktu itu.
Penolakan-penolakan cowok itu membuat kepercayaan dirinya patah. Dia akhirnya sadar, tidak semua hal yang bisa didapatkannya menggunakan kecantikan fisik. Akhirnya, Reika belajar mati-matian karena ingin sekampus dengan cowok yang jenius itu, meski Reika tidak tahu kampus mana yang diincar cowok itu. Setidaknya kalau nilainya tinggi atau sama dengan cowok itu, peluang masuk kampus yang sama akan lebih besar.
Reika juga lebih banyak intropeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi selama setengah tahun sebelum lulus.
Meski perubahan dirinya berawal karena menginginkan cinta seorang cowok, setelah peristiwa penolakan cinta itu, Reika tidak berubah. Dia tetap belajar untuk masa depannya sendiri.
Meski tidak masuk univ Ivy League, Reika tetap puas akan hasil jerih payahnya belajar. Mungkin kalau Reika diterima di Ivy League, dia tidak bisa menjadi bintang seperti sekarang.
"Bramastha Yudha itu tinggi, seragam sekolahnya selalu lengkap dan rapi. Rambutnya cepak, pakai kacamata tebel. Tapi, sumpah dia ganteng banget."
Ergita akhirnya menyimpulkan kalau kriteria cowok Reika yang cantik adalah opposite-nya sendiri. Pantas saja aktor tampan sekelas Dion Dewangga saja ditolak olehnya. Karena cowok yang dicari Reika tidak ada di dunia entertainment, melainkan di area nerd yang banyak dijumpai di perpustakaan atau ruang IT.
"Jujur, Lo masih cinta nggak ke Bramastha Yudha?"
Reika menggeleng, jantungnya tidak lagi berdebar kencang saat melihat foto kelulusan cowok itu di buku tahunan, juga tidak berdebar kencang saat orang lain menyebut nama cowok itu di hadapannya. Bukankah itu tandanya Reika sudah move on?
Mobil tidak terasa telah sampai di depan gedung apartemen Reika. Dengan semangat, Reika turun dan terus melambaikan tangan sampai mobil yang berisi manager dan sopirnya itu tidak terlihat lagi.
Besok adalah hari Sabtu, Reika tidak memiliki jadwal apapun sampai Senin depan. Sambil berjalan ke apartemennya, Reika merancang kegiatan apa saja yang akan dilakukannya dari hari Sabtu sampai Senin nanti dalam otaknya.
Tiba di depan pintu apartemennya, Reika memasukkan kode. Saat pintu terbuka, apartemennya gelap. Tidak ada seorang pun yang menyambutnya. Dia kesepian, tapi tidak ingin kembali ke rumah mama atau papa-nya.
Di saat seperti ini dia rindu dengan kakaknya. Setelah membersihkan badan dan melakukan skin care rutin. Akhirnya Reika merasakan empuknya lautan kasur.
Sambil rebahan, Reika menghubungi kakaknya melalui video call. Beberapa kali deringan, layar ponsel Reika dipenuhi dengan wajah cengiran kakak satu-satunya Reika. Revan yang terlihat masih di kantor dengan back ground komputer yang layarnya sudah gelap.
"Halo cantiknya Mas! Kangen Mas ya? Mau ketemuan dimana? Ke ladang cinta Mas? Kalau iya besok Mas jemput ya?"
Reika memutar bola matanya. Bosan dengan kalimat gombalan kakaknya. Sampai-sampai manager dan agensinya menanyakan status Revan sebagai pacarnya. Saat di video call managernya untuk klarifikasi, Revan mengenalkan dirinya sebagai Revan Anggara pacar Reika.
Padahal Revan sendiri adalah kakak kandungnya. Akhirnya setelah melontarkan beberapa ancaman ke kakaknya, Revan mengakui kalau sebenarnya dia adalah kakak kandung Reika melalui video call dengan managernya.
Karena perceraian orangtua, Revan yang ikut papa tidak mengubah nama belakang. Sementara Reika mengubah nama belakangnya menjadi Dimitri mengikuti nama belakang Maiden mamanya. Karena waktu perceraian, hakim memutuskan hak asuh Reika ada di tangan mamanya.
Perceraian orangtua Reika membuat kedua kakak beradik itu berpisah selama sepuluh tahun, hingga lima tahun lalu saat Reika liburan panjang di tahun kedua dia berkuliah. Dia memutuskan untuk menghubungi kakaknya untuk pertama kalinya, meski dia marah karena Revan meninggalkannya. Tapi dibalik rasa marah itu, rasa rindu lah yang menang.
Setelah menghubungi kakaknya, Revan yang saat itu ada di Jepang karena pekerjaannya langsung membelikan tiket untuk Reika. Reika sangat senang, karena memperoleh tiket gratis ke Jepang. Bagi mahasiswa hal apa yang paling manis kalau bukan hal gratisan?
"Dih sok sok an minta dipanggil Mas." Reika mengerucutkan bibirnya.
"Kan emang panggil Mas. Kamu tumben nelpon malem-malem? ini hampir jam duabelas. Kamu nggak capek?"
"Ini baru nyentuh kasur Mas Revan. Mas lembur?" Biasanya Reika memanggil Revan Kakak, tapi beberapa bulan terakhir Revan ngotot supaya dipanggil Mas, karena iri terhadap hubungan kakak-adik rekan sekantornya. Revan pernah bilang kalau dipanggil Mas serasa hubungan kakak-adik jauh lebih dekat dan kental.
"Iya, kayaknya besok pagi baru pulang."
"Mas, besok main yuk ke..." kalimat Reika terpotong karena ada seseorang di belakang Revan. Kamera ponsel Revan tidak menangkap wajah cowok itu, karena yang terlihat di layar Reika hanya torso-nya saja dengan kemeja lengan panjang berwarna hitam. Sepertinya cowok itu adalah rekan kerja Revan.
Samar-samar Reika mendengar cowok itu berbicara pelan ke Revan. Setelah itu Revan kembali melihat ponselnya dan berpamitan ke Reika, karena ada hal penting menyangkut pekerjaan. Revan berjanji untuk menjemput Reika di apartemennya besok pagi. Sambungan terputus dan Reika pun bersiap untuk menyambut dunia mimpi.