"dasar anak gak guna " ucap seorang pria paruh baya sambil mendorong seorang pemuda ke tembok dengan sangat keras
" akh" ringis pemuda itu saat punggungnya menabrak tembok dengan keras
"kamu ini mau jadi apa hah?! " tanya pria paruh baya yang biasa dipanggil ayah
"liat adik kamu yang selalu ngebanggain keluarga dan sekolah sedangkan kamu apa ?"seru sang ayah
"kamu itu hanya beban dan pembawa sial bagi keluarga saya!" lanjut sang ayah sambil terus mendorong pemuda itu ke tembok dan sesekali memukulnya dengan ikat pinggang
"t-tapi se-enggaknya aku masih dapet peringkat 2 yah!" ucap pemuda itu membela diri dengan nafas yang memburu dan muka yang semakin memerah
"meskipun kamu mendapat peringkat 2 tapi itu gak akan pernah mengubah kenyataan kalau adik kamu itu lebih baik dari pada kamu!" ucap sang ayah penuh penekanan
"tapi aku sama sekali bukan pembawa sial yah!" ucap pemuda itu dengan penuh keberanian "bukan pembawa sial ? tapi buktinya ibu kamu meninggal gara gara kamu!" ucap ayah dengan penuh emosi
"TAPI ITU KECELAKAAN YAH!"bantah pemuda, dia tak habis pikir dengan pikiran ayahnya.
"kecelakaan atau bukan, kamu tetap akan menjadi pembawa sial bagi saya!" ucap sang ayah sambil menunjuk kearah pemuda itu.
"tapi -akh ampun yah, ampun sakit yah" keluh pemuda itu kesakitan, matanya mulai memanas menahan tangis, hatinya lebih sakit dibanding fisiknya.
"kamu memang pantas mendapatkan ini dasar anak pembawa sial "bentak ayah sambil mencambuk pemuda itu terus terusan sampai pemuda itu hampir kehilangan kesadaranya
"a-ayah- " gumam pemuda itu sebelum kehilangan kesadaranya.