Chereads / La Vida Cousin's: ALARICE ACADEMY / Chapter 5 - [05]. Maledicta Diarium

Chapter 5 - [05]. Maledicta Diarium

Berabad-abad yang lalu, cucu dari nenek moyang kita adalah seseorang yang tak akan bisa sembuh dari penyakitnya. Ia telah dikutuk karena perbuatan ibunya yang telah membunuh rakyat tak berdosa. Penyakitnya ialah jika menyentuh sesuatu, maka mencair

Entah itu bisa disebut sebagai keajaiban atau kesengsaraan. Sehari-hari ia menulis semua tentang dirinya, kesengsaraannya, harapannya, dan keinginannya disebuah buku diary kuno. Hingga ia meninggal menjadi sebuah sejarah untuk dunia Mythgium. Sampai sekarang diary itu tak tahu ada dimana, ia menghilang begitu saja. Tapi ada sebuah ramalan yang mengatakan jika buku itu hanya akan datang ketika seseorang memberikan nyawanya. Dan siapapun yang menyentuhnya ... akan terkena kutukan yang sama

* * * * *

"Oy Vien!. Temani aku mengantar buku ke gudang dong!." Pinta Quine. Semenjak berbaikan ni anak malah ngelunjak

"Bantuin apa?!. Ntar aku yang bawa sendiri!. Ogah ah." Penolakan Vien

"Ck ayolah, kamu kan belum tahu gudang sekolah. Ayo aku temani!." Ucap Quine dengan wajah memelas

"Hish, terserah. Sampai kau egois ku tabok kau!." Ancam Vien. Quine hanya terkekeh lalu mereka pergi. Viva yang melihat itu hanya menggeleng

"Oh ya, kalian tahu gak sih ada anak baru di kelas sebelah." Cerita Amora

"Oh dikelasnya Klevin kan?. Iya, dia cerita denganku tadi pagi tapi aku lupa beritahu kalian hehe." Violen cengengesan sementara kedua sepupunya hanya menatap datar

"Mana ya dia?. Aku tak melihatnya di kantin." Ucap Ivory

"Dengar-dengar dia itu seorang kutu buku yang lebih suka berdiam diri. Mungkin di kelas atau taman." Tutur Amora. Ivory dan Violen mengangguk lalu lanjut memakan makanan mereka, yap mereka dari tadi berada di kantin karena pelajaran kosong

(Gudang Sekolah...)

"Ish cepat buka pintunya berat ini!. Kan aku juga yang akhirnya bawa!."

"Ehehe tapi aku bantu lho."

"ALAH CUMAN 3 BUKU!."

"Ebuset. Santai mbak, wkwk." Quine pun membuka pintu. Vien dengan cepat membawa tumpukan buku itu masuk dan menaruhnya

"Astaga tanganku mau patah. Oh?." Vien menatap ngeri seorang gadis yang duduk berlutut membelakanginya dan rambutnya yang menutupi wajahnya

"Yen uy!. Kenap-." Quine juga sama ngerinya

"Gak ada hantu kan di Alarice?." Tebak asal Vien yang mendapat jitakan Quine

"Ya adalah!."

"Eh maksudku hantu-hantu manusia."

Gadis itu berdiri membuat Vien dan Quine termundur takut

"K-kalian..."

'Eh?. Dia menangis?!'

"H-hey, kau baik'saja?. Kau sakit?. Mau kami antarkan ke tempat medis?." Tanya Vien takut-takut

"T-tolong aku." Gadis itu berbalik. Wajahnya tampak kacau

Quine yang merasa tak tega ingin memeluk anak itu. Sebelum Vien melihat sebuah lemari dan sebuah buku, ia kemudian menarik Quine keluar dari gudang dan mengunci gadis itu dari keluar

"TOLONG AKU!!."

"Yen!. Apa yang kau lakukan?!."

"Buku itu ... kau tak tahu?." Vien menunjuk ke arah lemari. Quine terdiam. Tidak ada Mythgium yang tak tahu mengenai buku itu, namun bagaimana bisa gadis itu menyentuhnya?

"A-ayo kita panggil Madam Fantasia!." Quine dengan cepat menarik Vien, mengabaikan orang-orang yang mereka tabrak. Bahkan saat berbelokan Vien terpleset dan jatuh ke seorang laki-laki

"Vien!."

"Aduduh, eh maaf-maaf!." Vien panik melihat laki-laki yang ia tindis tadi

"Aduhh kau berat juga."

"Eh Regan!. Astaga, maaf aku tak melihatmu."

"Vien kita tak ada waktu lagi!." Gertak Quine

"Ada apa ini?." Tanya Micle

"Aku pergi dulu. Viva ada di kantin, sampai nanti!." Regan hendak menahan namun Vien dan Quine sudah berlari pergi meninggalkan MoonArk yang kebingungan

Beberapa menit kemudian mereka sampai di lantai paling atas. Sebenarnya mudah saja Vien bisa menggunakan teleportasi, tapi ia tak mau membuat masalah

Brakk...

"Nyonya Fantasia!."

Vien menatap nanar Quine yang dengan begitu bobroknya menerobos masuk ke ruangan

"Ada apa ini?!. Kalian tahu ini ruangan apa?!. Kami sedang rapat!.'

Quine mengambil nafas

"Kalian!. Cepat kelu-."

"Maledicta Diarium."

Semuanya diam

"Ada di gudang. Dan seorang gadis menyentuhnya." Tutur Vien. Para guru saling tatap

"Kalian tak sedang berbohong kan?. Vien dan Quine?." Tanya Fantasia

"Untuk apa kami berbohong?!. Ayo cepat sebelum terlambat!." Gertak Quine

"Kalian tahu resikonya jika berbohong kepada kami." Ujar salah satu guru. Vien hanya membungkukkan kepalanya. Dan dengan teleportasi mereka telah sampai di gudang

Cklekk...

Mereka masuk dan menemukan banyak sekali genangan dengan warna yang berbeda. Para guru mulai mencari gadis itu. Gadis dan buku itu menghilang. Tapi tiba-tiba insting serigala Vien kambuh, ia menengok keatas takut-takut dan ... menemukan gadis itu yang melayang serta menatap mereka layaknya hantu seram. Dan juga di penglihatan Vien, gadis itu diselubungi oleh bayangan yang berwarna merah

"Oh tidak."

BRAKK

Semuanya terkejut melihat Vien yang menyingkir. Fantasia segera berdiri di depan mereka

"Kalian cepat buat ritualnya!." Teriak Fantasia seraya memberikan pelindung

Vien dan Quine hanya diam karena tak mengerti. Para guru menyanyikan sebuah lagu untuk memanggil Maledicta Diarium. Dan benar saja, buku itu tiba-tiba muncul. Para guru dengan segera melakukan ritual yang lain untuk memusnahkan buku itu. Dan ketika sudah musnah, gadis itu terjatuh dan berteriak kesakitan. Vien dan Quine merasa kasihan. Tapi itu semua belum selesai karena masih ada bayangan tersebut

"Dia telah memberikan nyawanya. Kita tak bisa menyelamatkannya." Ucap salah satu guru

Vien mendekati Fantasia

"Madam kau melihatnya bukan?." Bisik Vien. Fantasia terkejut dan tersenyum kecil

"Ternyata kau juga. Kita tak bisa membiarkannya seperti ini. Atau dia akan menjadi bayangan kebencian yang sama. Vien, kau berhasil mengusir bayangan terdahulu. Aku mempercayaimu." Ujar Fantasia

Vien menelan ludahnya. Kalau waktu itu ia masih bisa. Tapi aura dari gadis ini sangatlah gelap, yang artinya gadis itu sendiri menerima kehadiran bayangan itu. Tapi melihat bayangan itu yang tersenyum meremehkan, Vien jadi kesal sendiri dan mulai mendekati gadis itu yang masih kesakitan

'Apa yang harus kulakukan?'

Vien menatap kepada para guru. Madam Fantasia mengangguk

"Argh!. Ku bunuh kalian!!!."

Wajah gadis itu semakin menyeramkan. Dan tanpa disangka gadis itu malah melompat untuk menyerang Vien. Vien yang tak siap pun hanya bisa menutup matanya

BRAKK

"Vien!!."

"Jangan sentuh adikku monster sialan!!."

Vien ternganga. Viva, Skype, MoonArk, Thsar dan seluruh siswa berdatangan

"Dik kau baik'saja?." Tanya Exotica khawatir

"I-iya. Err... sepertinya dia punya dendam kesumat." Vien menunjuk Ivory yang menyerang gadis itu brutal dengan rambutnya

"Kau tahu musuh para hantu siapa bukan?. Ayo kita selesaikan ini!." Exotica bersiap

"Tidak tunggu!. Kalian tak boleh membunuhnya!."

"Apa maksudmu?." Tanya Youzu

"Jika dia mati dalam keadaan begini, ia akan menjadi roh kebencian." Vien mendekati gadis dan mengusap kepalanya. Membuat gadis berwajah monster itu terdiam

Vien menutup matanya dan terseret ke masa lalu

* * * * *

Gadis ini bernama Evelyn Ruu. Dia bernasib sama dengan Quine. Bedanya ia adalah seorang manusia-penyihir. Campuran. Dan dia terlahir karena hubungan terlarang. Semua menjauhinya, membullynya, mengejeknya, bahkan memberikan perbuatan tak senonoh kepadanya

Setelah ibunya meninggal Evelyn begitu menderita. Ia hanya percaya kepada seseorang, tapi orang itu malah melecehkannya. Kini Evelyn tak tahu harus kemana, sampai ia direkrut ke Alarice Academy. Walau ia sudah tak berada di lingkungan yang kejam, tapi rasa irinya terlalu besar. Ia iri melihat orang-orang yang bisa berteman dekat, ia iri melihat orang-orang yang disayangi dan hidup bahagia

Hal itu sedikit demi sedikit menimbulkan rasa kebencian pada dirinya. Tapi ia tak tahu harus melakukan apa, ia ingin pergi tapi bukan dengan menghilang seperti ibunya. Sampai sebuah berita yang menceritakan tentang Maledicta Diarium. Dia dengan nekat melakukan ritualnya, tapi ternyata rasanya sangat sakit

Kini rasa kebencian itu menjadi sebuah dendam

* * * * *

"Begitu toh." Vien membuka matanya yang berwarna biru terang serta giginya yang menjadi taring

"Kau tahu Eve?. Kebencian tak akan menghasilkan apapun. Kau boleh membenci seseorang, tapi seharusnya kau belajar dari rasa benci itu. Agar kau tak juga dibenci orang lain. Kau ingin punya teman bukan?. Tapi kenapa kau lebih mementingkan dendammu?." Ucapan Vien membuat Evelyn terdiam

Vien melantunkan sebuah lagu hingga tangannya di kepala Evelyn bercahaya. Lalu terdengar suara teriakan kesakitan dari roh kebencian itu, tapi hanya Vien dan Madam Fantasia yang bisa mendengar

Semua orang menutup matanya karena cahaya itu. Dan ketika sudah reda, Evelyn kembali ke wujudnya. Ia kembali cantik, namun bedanya kini ia berupa seorang roh

"Pergilah ke tempat yang seharusnya. Temui ibumu dan ku pastikan kau bahagia disana." Ujar Vien

Evelyn menangis lalu memeluk Vien

"Terimakasih banyak hiks." Lalu Evelyn menatap semuanya dan membungkuk

"Maafkan aku. Aku membawa masalah di Alarice."

"Tidak nak. Pergilah, kau berhak bahagia." Ujar Madam Fantasia

Evelyn mengangguk. Sekali lagi ia berterimakasih sebelum akhirnya terbang ke atas. Seluruh benda yang menjadi genangan itu telah kembali ke semula semenjak Maledicta Diarium menghilang

Vien berbalik dan menatap semuanya. Mereka semua bertepuk tangan untuknya. Tapi Vien tak berekspresi

"Hey ada apa?." Tanya Quine

"Ternyata diluar sana ada banyak orang yang lebih terluka. Aku jadi banyak belajar sejak di Alarice." Penuturan Vien membuat semuanya tersenyum

"Tapi aku punya satu pertanyaan."

"Apa itu?."

"BAGAIMANA KEMBALI KE WUJUD ASALKU?!!"

"..."