Chereads / LOVE AND DESTINY / Chapter 6 - Bab 5 - Kembalinya Sang Mantan

Chapter 6 - Bab 5 - Kembalinya Sang Mantan

Saat Elang membawa Mentari ke rumah orang tuanya, kebetulan semua anggota keluarga Elang sedang berkumpul diruang tamu. Ibu Elang tersenyum melihat putranya sedang bersama seorang gadis cantik.

"Selamat malam," sapa Mentari kepada semua keluarga Elang yang ada ditempat itu.

"Selamat malam, Nak. Ayo silahkan duduk," ucap Kirana, ibu kandung dari Elang.

"Kamu memang cantik sekali, Nak. Siapa nama kamu? Lang, mama sangat senang, akhirnya setelah Abi dan calon istrinya menikah nanti, kini giliran kamu juga akan segera menyusul untuk menikah! Mama begitu sangat bahagia. Nak.

"Maksudnya, Mama?" tanya Elang yang sangat terkejut dengan ucapan sang mama.

"Calon Menantu, Lang." Kirana tersenyum lalu melirik ke arah Mentari yang hanya terdiam disamping Elang.

"Eh. bukan, Ma. Aku dan Mentari hanya berteman saja," sahut Elang sambil melirik ke arah Mentari karena ia merasa tidak enak pada gadis itu.

"Jadi kalian hanya berteman saja?" tanya Kirana dengan raut wajah kecewa.

"Em ... Lisa akan menjadi pengasuh untuk Aliya, yang selama kak Raffa dan kak Naela masih di Sidney," jawab Elang.

"Oh begitu, maafkan ucapanku tadi ya, Nak," ucap Kirana dengan tersenyum tipis.

"Tidak apa-apa, Tante."

"Panggil saja aku mama sayang, kamu sangat cantik dan manis. Ayo ikut aku, Aliya pasti akan senang melihatmu."

"Ba-baik, Ma."

Mentari pun lalu mengikuti ajakan Kirana. Elang tersenyum senang saat melihat kedekatan mamanya dengan Mentari.

"Lihatlah, Lang. Calon menantu dan mama mertua. Mereka akrab sekali."

"Kak Abi apaan sih," dengus Elang dengan kesal.

"Pepet terus, Jangan kasih kendor, Lang."

Elang hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kakaknya itu. Setidaknya Mentari sekarang tidak akan berada jauh darinya.

Kini semakin hari Aliya semakin dekat dengan Mentari, bahkan tidur pun gadis kecil itu ingin bersama Mentari untuk menemaninya. Pernah suatu hari gadis kecil itu meminta Elang dan Mentari menemaninya untuk tidur bersama. Dan tentu saja itu membuat mereka berdua terkejut.

"Tante cantik mau kan tidur sama Aliya?" pinta Aliya dengan merengek pada Menteri.

"Iya bidadari kecilku," sahut Mentari mencubit pelan pipi chubby Aliya.

"Tapi sama Om Elang juga ya." Pinta Aliya dengan cengiran khasnya. Namun, itu membuat Elang dan Mentari terkejut mendengar permintaan Aliya.

"Aliya keponakan paman yang paling cantik, Om tidak boleh tidur satu kamar dengan Tante cantik."

"Kenapa tidak boleh, Om?" tanya Aliya dengan wajah polosnya.

"Karena Om dan Tante cantik belum menikah jadi tidak boleh tidur bersama," jawab Elang mencoba menjelaskan pada keponakan kesayangannya itu.

"Oh kalau begitu Om menikah saja dengan Tante cantik, biar Aliya bisa tidur bersama Om dan Tante cantik." Aliya kekeh dengan keinginannya.

"Ah Aliya, kamu ini bikin malu Om saja," ucap batin Elang.

"Om setuju, Al." Abimanyu yang tiba-tiba muncul memasuki kamar Aliya.

"Asyik Om Abi setuju. Ide Aliya bagus kan Om?"

"Sangat bagus, Anjeli." Abimanyu mengacungkan jempol tangannya. Abimanyu dan Aliya tersenyum lalu tos bersama, sedangkan Elang hanya menggelengkan kepalanya.

"Ayo, gadis kecil kita pergi saja. Om akan membelikan es krim untukmu," ajak Abimanyu.

"Benarkah Om. Ayo," sahut Aliya dengan bersemangat.

Kini tinggal Elang dan Mentari yang ada dikamar itu. Pria itu pun meminta maaf karena Aliya sudah bicara yang tidak.

"Maaf ya Mentari. Karena permintaan Aliya yang aneh-aneh."

"Iya tidak apa-apa, aku maklum kok. Karena Aliya kan masih kecil masih anak-anak. Aku permisi dulu, Lang." Mentari pun pamit pada Elang.

"Eh. Iya Tar," sahut Elang. Setelah mendapatkan jawaban itu, gadis itu pun pergi dari kamar itu.

"Apa Mentari marah ya karena permintaan konyol Aliya tadi, tapi ide bocah kecil itu bagus juga," gumam Elang. Lalu pria itu pun tersenyum lebar

Satu bulan pun berlalu dengan cepat. Mentari kini mulai merasa betah bekerja sebagai pengasuh Aliya dirumah Elang. Kelurga Elang juga sudah menganggap Mentari seperti keluarga mereka sendiri. Namun, keberadaan Menteri di usik oleh kehadiran Angela.

Siapakah Angela?

Angela adalah mantan kekasih Elang yang pergi meninggalkan pria itu tanpa alasan, dan kini ia kembali setelah beberapa tahun menghilang.

Pagi itu terlihat seorang wanita dengan baju yang seksi sedang berjalan menuju rumah keluarga Elang. Pakaiannya pun terlihat kurang sopan, dengan rok pendek dan ketat, wanita itu nampak modis. Kembalinya wanita itu membuat Elang dan juga keluarganya terkejut.

"Hei, Angela. Kenapa kamu kembali?" tanya Abimanyu dengan nada ketus.

"Hm ... aku kembali untuk pangeran-ku." Lalu wanita itu pun memeluk Elang.

Mendengar apa yang dikatakan Angela. Mentari pun terkejut, Mentari yang diam-diam sudah jatuh hati pada Elang kini hanya bisa tertunduk. Elang pun melirik kearah Mentari yang kini terlihat sedih.

"Tidak Angela, hubungan kita sudah lama berakhir!" Elang pun kini melepaskan pelukan Angela.

"Tapi Lang, aku masih mencintai kamu.Dan aku ingin kembali bersamamu kamu, Lang."

"Aku sudah melupakanmu, jadi pergilah! dan jangan pernah kembali untuk mencariku lagi."

"What!!! Tidak Lang. Aku tidak akan pergi, love you Lang, only you honey." Lalu Angela kembali memeluk Elang. Ingin rasanya Elang melempar Angela agar jauh-jauh darinya pandangannya. Mentari pun memalingkan wajahnya, ia tidak sanggup dengan apa yang ia lihat sekarang. Aliya turun dari gendongan Mentari dan berlari ke arah Angela dan Elang, dengan sengaja ia mencubit tangan Angela.

"Hey, anak kecil, kau!" bentak Angela dengan mata yang melotot kepada Aliya.

"Jangan ganggu Om Elang aku, penyihir jahat!"

"Apa kau bilang?!"

"Ini dia Tante cantikku, lihatkan dia lebih cantik dari kamu. Om Elang hanya boleh menikah bersama Tante cantikku!"

"Aliya!" Angela membentak Aliya dengan matanya yang sudah melotot.

Melihat itu Elang yang ingin tertawa pun, kini menyembunyikan tawanya, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, sementara wajah Angela sudah memerah menahan emosi, akibat ulah Aliya.

"Itu Tante cantikmu. Dengar ya gadis manisku sayang, Elang itu hanya cocok dengan wanita sepertiku. Sedangkan dia! No ... it's ugly!"

"Aliya ikut Tante sajs ya, kita masuk ke kamar! Ajak Mentari."

"Baiklah Tante cantik."

Angela merasa kesal dan menarik rambut Mentari, menjambaknya dengan kasar. Membuat gadis itu merintih kesakitan.

"Awhh...." Mentari pun merintih kesakitan.

"Jangan ganggu Tante cantikku, penyihir jahat." Aliya pun menggigit tangan Angela sampai meninggalkan bekas kemerahan di tangannya. bocah itu tidak terima kesayangannya di jahati. Sedangkan keluarganya terkekeh kecil melihat tingkah laku Aliya dan Angela.

"Dasar kau monster kecil!" bentak Shivanya.

"Kaulah yang monster, dasar wanita tidak tahu malu. Pergi dari rumahku, cepat pergi!" bentak Kirana yang akhirnya buka suara karena Angela sudah keterlaluan pada Aliya dan Mentari.

Dengan perasaan dongkol, Angela pun akhirnya pergi meninggalkan rumah Elang, tentu saja dengan wajah kesal dan memerah karena menahan emosi yang meluap dalam dirinya.