Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Ore wa Saidai Reberu no Isekai

🇮🇩LiuKim
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.9k
Views
Synopsis
Noragami Tamae「たまえ野良神」dan Han Yung Yen「寒櫻也能」 merupakan murid sekolah yang sekarang bergabung dengan sebuah klub yaitu klub sastra. Suatu hari Noragami Tamae dipanggil oleh ketua klub tersebut melalui perantara Han Yung Yen, lalu mereka berdua pun bersama-sama menuju ruang klub. Saat sedang mengobrol sebuah portal terbentuk di langit-langit ruang klub lalu membawa Noragami Tamae dan Han Yung Yen menuju dunia lain atau Isekei. Cerita ini ditulis dengan berbagai referensi dari anime, manga, dan game mobile serta budaya Asia Timur. Bagaimana pertualangan mereka selanjutnya?
VIEW MORE

Chapter 1 - This is Game

Dunia pararel, tempat dimana makhluk yaitu iblis, demi-human, dan manusia dan berbagai ras lainnya.

Ini bukan kisah tentang pertempuran antara ketiga ras iblis, demi-human, dan manusia. Tapi sebuah kisah dari ketiga ras itu untuk bertahan dari serangan yang bertubi-tubi dilakukan oleh makhluk lain yang berasal dari dunia berbeda. Mereka adalah makhluk yang dikutuk oleh Dewa, Chinamagusai.

Sudah seratus tahun Chinamagusai melakukan penyerangan di dunia paralel, sudah berapa ratus ribu nyawa yang melayang akibat keganasan mereka, sudah berapa petualang yang gugur di medan pertempuran. Kini kehancuran sudah berada tepat di depan mata. Semua terjadi begitu saja, bahkan Dewa mungkin tak bisa lagi berbuat apa-apa.

Kehancuran adalah hal yang mutlak. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan sebelum keajaiban itu datang.

*****

"Lihat, manga doujin yang ditulis oleh klub sastra jadi populer!"

"Yang benar saja, masa klub sastra bikin doujin?"

"Aku juga gak tahu. Tapi lihat, seru juga kayaknya?"

"Wah, apa yang kamu katakan itu benar. Ayo kita support klub sastra!"

Di sudut lain ruang kelas tersebut, tampak seorang pemuda tengah asiknya mengetikkan sesuatu di ponselnya. Benar, dialah author yang menulis naskah manga doujin tersebut.

Saat sedang sibuk-sibuknya menulis, seseorang memanggilnya.

"Noragami, ketua menunggumu di ruang klub!"

Ia tak mau ambil pusing dengan menolak ajakan dari salah satu anggota klub itu.

"Ayo!"

Mereka berdua lalu berjalan menuju ruang klub yang terletak di lantai dua.

Sekedar informasi, sekolah ini memiliki tiga lantai. Lantai pertama untuk kelas, lantai kedua untuk ruang klub, dan lantai ketiga untuk kantin. Lalu ruang kepala sekolah dan guru berada di gedung terpisah.

"Apa yang dikatakan ketua, Yung Yen?" Tanya Noragami tiba-tiba.

"Tidak, dia cuma bilang, "Yung Yen, panggil Noragami-san ke ruang klub, segera!" Begitu."

"Kau bilang tidak, tapi kok?"

"Eh?"

"Jangan pikirkan." Nalas Noragami. Meskipun begitu, dalam hati Noragami mengumpat, 'Tch, perempuan memang merepotkan!'

Tak terasa merekapun sampai di ruang klub.

"Selamat datang, Noragami-san!" Sambutan hangat dari sang ketua.

"Sebenarnya aku ingin mengucapkan permisi (dalam bahasa Mandarin) tapi karena ini berada di Jepang jadi aku hanya mengucapkan permisi (dalam bahasa Jepang)" balas Noragami.

"Tidak diragukan lagi, kau betulan Noragami-san" sambungnya.

"Jadi tadi ketua menyangka kalau aku ini bukan Noragami Tamae yang pal-

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ada sebuah portal yang terbentang di langit-langit ruangan.

Yung Yen yang tipe orang paling penakut, bersimpati untuk menanyakan hal itu terlebih dahulu. "A-apa itu ke-ketua?"

Dengan mata yang masih memandang portal tersebut, ia menjawab, "Aku juga tidak tau. Tapi di dalam sana aku mendengar suara Noragami-san... Noragami-san?"

Saat ia sudah menyadarinya, ternyata Noragami sudah tidak berada di ruangan tersebut.

"Dimana Noragami-san, Yung Yen?" Ternyata Yung Yen juga tidak lagi berada di sana.

Kemudian portal tersebut pun hilang dari pandangannya sembari ingatan tentang hal tersebut dan Noragami Tamae dan Han Yung Yen hilang dari sang ketua klub sastra serta seluruh bumi.

Di tempat lain;

Teriakan menggema di ruang hampa yang tak berujung dan tak berdasar. Di antara ruang hampa tersebutlah asal suara teriakan yang tak ada artinya itu. Dua orang manusia tengah mengambang tak tahu akan jatuh atau akan terbang.

"Noragami!"

"Yung Yen?"

"Noragami!"

"Yung Yen?"

"Berhentilah berteriak orang-orang bodoh!" Potong seseorang dari sudut lain ruang hampa tersebut.

"Siapa yang kau bilang bodoh, sialan? Aku ini orang paling pintar se-Jepang!" Balas Noragami tanpa tahu di mana sumber suara tersebut.

"Kalian berdua terlalu bodoh, bodoh. Padahal kalian sedang berdiri di hadapan ku tapi berteriak tak tentu arah. Lalu bukankah sedari tadi kalian terpejam, hahaha!?" Sambung orang itu.

Noragami yang lebih dulu menyadari hal tersebut langsung berpose sok keren dengan gaya menutup kedua matanya dengan tangan dan rambutnya yang dibiarkan jatuh.

"Aku hanya bercanda nona cantik," balas Noragami. Tapi batinnya berkata, 'Sial, ini sangat memalukan'

"Sial ini sangat memalukan?" Kata itu diucapkan oleh nona cantik yang dimaksud Noragami bersamaan dengan suara batinnya.

Noragami bingung kemudian berfikir, 'Apakah suara batin bisa didengar disini?'

"Yung Yen, coba kau berbicara dalam hatimu!"

"Eh?" Yung Yen pun menurutinya, 'Apa maksud Noragami?' batinnya.

"Udah?" Tanya Noragami.

"Su-sudah. Memangnya kenapa?"

Tak memperdulikan perkataan Yung Yen, Noragami malah berbicara sendiri. "Berarti tidak bisa ya"

"Hoi, Kalian berdua!" Potong seseorang.

Refleks kedua orang yang dimaksud mengarahkan pandangannya ke arah suara barusan.

"?" Seperti itulah kiranya tanggapan Noragami dan Yung Yen.

"Biar ku perjelas. Jiwa kalian berdua akan ku kirimkan ke dunia lain" kata orang itu.

"Onnanoko-san, sebaiknya kau perkenalkan dirimu!" kata Yung Yen.

Orang yang dimaksud tertawa terbahak-bahak sebelum menjawab perkataan dari Yung Yen.

"Hahaha, itulah yang kutunggu-tunggu. Akulah Rias sang dewi api penguasa neraka yang terkutuk, dewi yang kalian agungkan"

"Udah cukup!" Seru Noragami. "Norak banget sih..."

"Apa kau bilang? Aku ini salah satu dewa-dewi. Bisa saja aku mengutuk mu sekarang" sahutnya.

"Gak nanya. Cepat jelaskan apa maksudmu tadi?" Sambung Noragami dan mendapat anggukan dari Yung Yen.

Ia pun kembali ke posisi awalnya.

"Jiwa raga kalian berdua akan ku kirimkan ke dunia lain. Disini kalian boleh meminta apa yang akan kalian bawa ke dunia itu" jelasnya.

"Apapun?" Tanya Yung Yen sekali lagi.

Sedangkan Noragami cuma menatapnya malas.

"Iya apapun"

"Kalau begitu aku meminta 7 senjata legendaris dari Kirigakure dalam anime Naruto beserta kekuatannya" ucap Yung Yen.

"Dikabulkan"

Selanjutnya giliran Noragami untuk meminta apa yang akan dibawa ke dunia lain.

"Selanjutnya Noragami Tamae, apa yang ingin kau bawa?"

"Begini, Rias. Bisa dijelaskan detailnya tentang dunia lain yang dimaksud!" Sahut Noragami.

"Baiklah akan aku jelaskan. Di dunia itu terdapat tiga ras utama, Iblis, Demi-human, dan Manusia. Hal yang paling menjadi ciri khas dunia tersebut adalah para petualang seperti di game online yang sering kalian mainkan. Sisanya kalian pahami sendiri di dunia tersebut!" Jelasnya.

"Berarti dunia tersebut bisa juga di sebut game ya?" Gumam Noragami. "Lalu yang bisa kami pinta untuk dibawa ke sana apa harus senjata?" Lanjutnya.

"Tidak. Tidak melulu senjata. Kau bisa meminta apapun"

"Kalau begitu... Aku ingin...    level max dan kawan-kawannya"

"Dik- apa katamu? Level max? Maaf tidak bisa!"

"Bukankah Anda seorang dewi?"

"Iya benar aku dewa, tapi..."

"Bukankah kau bilang, "Kau bisa meminta apapun" kan? Tidak ada dewa yang mengingkari apa yang ia katakan!"

"Baiklah, Dikabulkan. Sekarang pertanyaan terakhir. Apakah masih ada yang kur-

"Aku menginginkan mu. Kau harus ikut dengan ku!" Potong Noragami.

Apapun permintaan terakhir akan langsung terpenuhi. Jadi dengan sendirinya Rias sang Dewi Api ikut tersedot ke dalam sebuah lingkaran sihir yang tergambar di lantai. Portal menuju dunia lain pun dibuka dengan garis sihir yang tergambar di lantai tersebut. Lalu portal tersebut membawa mereka ke dunia lain atau dalam bahasa Jepang disebut dengan Isekei.

Sampai di Isekei mereka terdampar di sebuah padang  rumput yang sangat luas.

"Ini adalah sebuah Game!" Seru Noragami.

Dan dimulailah petualangan dua orang manusia dan seorang dewi.