Sebagai anak yang di lahirkan di keluarga bangsawan maruem seharusnya merasa bahwa hidup nya bahagia dan tanpa masalah.
Dijadikan sebagai contoh yang harus di ikuti selalu menjadi kebanggaan orang tuanya seharusnya membuat meruem bahagia
Tapi bukanlah kebahagiaan yang di rasakan olehnya, hanya perasaan terkekang dan perasaan di kendalikan lah yang selalu dia rasakan.
Sebagai wajah keluarga nya, meruem harus selalu menggambarkan apa itu kesempurnaan, selalu tampil di hadapan orang lain sebagai diri yang sempurna membuat meruem mengenal kegelapan dalam diri manusia sejak kecil.
Tumbuh dengan di kelilingi orang-orang bertopeng dan bersandiwara membuat dia merasa dunia sangat kotor.
Orang-orang dewasa yang hanya melihat kepentingan dan keuntungan yang bisa mereka Raup dari kehidupan orang lain, sandiwara-sandiwara yang terus mereka tampilkan demi terus meningkat kekuasaan mereka sendiri.
Sangat membuat meruem merasa jijik Dengan tempat kelahirannya ini.
Tidak ada tempat yang tidak kotor yang dia lewati di setiap langkah nya.
Kamu hanya bisa hidup dengan tenang ketika kamu bisa memegang kelemahan orang lain.
Kehidupan yang saling mendominasi satu Sama lain, sangat konyol.
Sepanjang hidup yang di jalani meruem, dia merasa seperti berjalan di atas es tipis yang akan pecah kapan saja, sangat mendebarkan tapi juga membuat nya selalu sadar tentang kengerian tempat nya tinggal.
Kengerian akan ketidakpedulian mereka akan sifat manusiawi yang mereka miliki, ketidakpedulian yang mereka miliki akan kehidupan orang lain di bawah kaki mereka, kekejaman yang mereka miliki dengan pikiran bahwa mereka bisa mengendalikan kehidupan siapa pun hanya karena mereka bangsawan.
Meruem membenci kediktatoran kerajaan ini negeri ini, dia ingin menghancurkan susunan masyarakat yang sudah ada sejak lama ini dengan tangan nya sendiri.
Dia ingin mendirikan tempat dengan hanya ada keadilan dan harapan di dalam.
Negri utopia yang hanya ada dalam khayalan itu yang membuat, meruem terus bertekad membangun kekuasaan nya dan sampai pada akhirnya dia bisa mengendalikan negeri ini sesuai apa yang dia mau.
Dan pada akhirnya tuhan mungkin mengetahui perbuatan baik apa yang akan dilakukan hambanya ini sehingga dia akan mengirim seseorang yang bisa mendukung rencana revolusi nya ini.
Dia, William seorang pemuda yang sangat cerdas dan licik dengan segala macam rencana sudah tersusun rapi dalam kepalanya.
Seringkali meruem bertanya-tanya apa yang sebenarnya ada di kepala pemuda itu.
Rencana-rencana yang dia buat selalu membuat meruem terpesona satu demi satu, kekaguman itu seakan dia bisa melihat hasil akhir dari rencana yang mereka siapkan itu berhasil.
Negri impiannya akan terwujud.
Dan pada akhirnya orang-orang itu akan terbang seperti lalat menuju jaring yang telah mereka susun.
saat itu mereka berdua hanya perlu menggerakkan jari mereka dan duar orang-orang berdosa itu akan hancur.
Tapi sekarang awal yang sebenarnya barulah di mulai.
"Bunuh semua bangsawan berdosa dan ciptakan teror bagi mereka"
Maka dari hari itu satu persatu bangsawan dengan berbagai gelar telah mati dengan cara yang sangat tragis satu persatu di samping kematian nya rahasia yang mereka miliki pun terungkap satu persatu, mengungkapkan kebusukan mereka kepada publik.
rahasia yang mereka miliki akan dilucuti satu persatu kepada semua orang.
dengan negeri ini sebagai panggung nya dan kalian para bangsawan sebagai penghibur.
Akankah kedamaian yang tipis dari negri ini bisa bertahan dari semua gejolak yang terjadi.
"nyalakan konflik antara bangsawan dan rakyat"
Dengan kebencian lama sebagai bahan bakar dan kebencian baru sebagai api apa yang akan terjadi.
Sebuah kerusuhan yang tidak bisa di tanggung para bangsawan , lautan api akan membara di negri ini satu demi satu struktur negeri ini akan hancur dan pada akhirnya bisakah negri ini menanggung semua itu.
Meruem Sangat menantikan saat-saat adegan itu terjadi karena dari situ pijakan awal negeri nya di mulai.
Di sebuah ruang mansion yang gelap, hanya cahaya lilin yang menjadi penerang dua sosok yang kabur terlihat jelas saling berhadapan.
"Apakah kamu menikmati nya?"
"Yah, aku sangat menikmati nya. Bagaimana dengan mu William?" Orang itu meruem melihat ke arah orang di sebrang nya dengan tatapan tertarik.
Orang itu, William hanya diam dan saling memandang sebelum seringai seperti iblis muncul di mukanya. "Yah, aku sangat menikmati semua ini. Baik itu kesengsaraan atau penderitaan yang di rasakan para bangsawan itu."
"Negeri ini pada akhirnya hanya di takdir kan untuk di jatuhkan" seringai gila ikut terpangpang jelas di muka meruem." Tak ada tempat bagi para pendosa di dunia ini."
"Mereka layak untuk di hancurkan, karena hanya dengan kehancuran mereka barulah kebahagiaan akan muncul di negeri ini."
"Kau benar Will, hanya dengan kehancuran mereka negeri impian kita akan terwujud."
"Benar"
seketika cahaya bulan yang terang menerobos jendela dan menerangi ruangan tersebut tapi awan di langit menjadi semakin gelap seakan meneriakkan bahwa hal buruk akan terjadi.
suara kicau burung gagak menjadi sangat nyaring di luar terlihat banyak orang berlalu lalang terganggu tapi mereka tetap melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka tanpa mengetahui perubahan besar apa yang akan terjadi.
Rencana yang telah di susun nya terus berjalan, semakin lama semakin banyak para bangsawan yang terjerat kedalam jaring yang telah mereka susun.
tak ada satu pun dari para bangsawan busuk itu yang akan lepas, karena mereka sebagai gilgolo yang menghukum para bangsawan itu demi penebusan dosa yang sebenarnya.
tapi ketika rencana sempurna yang mereka berdua susun akan berhasil, kecelakaan tak terduga benar-benar hampir menghancurkan semua kerja keras dia.
sosok yang tiba-tiba ikut campur merupakan variabel dari rencana nya.
kenapa orang ini muncul di saat seperti ini, Louis Vuitton seorang detektif jalan yang hanya menangani beberapa kasus tak berguna.
bagaimana dia bisa menjadi variabel dari rencana nya, meski sangat menarik tapi jika dia terus mengganggu rencananya maka jangan salah kan dia untuk berperilaku kejam.
dengan kemunculan variabel baru itu Louis harus membuat meruem mengatur ulang rencana nya, tapi rencana yang dulu dia buat sudah hampir berhasil sangat beresiko jika dia mengubahnya secara dramatis tiba-tiba.
meruem hanya butuh sedikit perubahan yang bisa menyelaraskan semua nya.
musim dingin akhirnya berlalu di negeri ini, puncak dari rencana nya yang dia buat akhirnya bisa di selesaikan sebentar lagi.
dosa-dosa itu akhirnya akan terhapus dari negri ini dan utopia yang sebenarnya akan muncul.
saat yang dia tunggu akhirnya akan datang.
berdiri di balkon jendela yang menghadap istana, meruem hanya merasa kan ketenangan dalam dirinya bukankah seharusnya dia akan sangat bahagia, tapi yang dia rasakan sekarang hanya kelelahan baik itu pikiran dan juga tubuhnya.
"Meruem apakah kamu bahagia?" pertanyaan itu sekali lagi keluar dari William.
"Ya." Jawab mereum tanpa sadar meski dia sendiri tidak bisa mengetahui apakah dia bahagia atau tidak.
"Apakah kamu masih ingin berurusan dengan pemuda detektif itu?" dengan secangkir teh ditangan nya William bertanya dengan sedikit ketertarikan dari suara nya namun hal itu sama sekali tidak muncul di wajah nya yang sangat tenang dan tanpa ekspresi.
"Biarkan saja. aku sangat lelah Will." suara lirih meruem melanjutkan."Kuharap setelah ini aku bisa beristirahat."
"Sebentar lagi, meruem." sebuah ekspresi misterius muncul di wajah William."Kamu tidak akan kelelahan lagi."
"yah, jika rencana kita berhasil seperti nya aku akan bisa beristirahat." ucap meruem sambil terkekeh pelan.
tapi William hanya diam tidak menjawab perkataannya, tapi meruem sama sekali tidak mempermasalahkan itu mungkin mood nya sedang baik saat ini.
segera malam pun datang, puncak acara akhirnya akan hadir.
rencana ini akan di mulai tepat saat ulang tahun Duke Archan yang ke 42, sesuai yang di sepakati oleh dia dan William.
Berdiri di puncak menara kota dan memandang kota yang terlihat cantik di luar namun sangat busuk di dalam ini tanpa nostalgia sedikit pun, mata tak berperasaan yang mereum tunjukkan di wajahnya itu membuatnya terlihat seperti malaikat maut yang bersiap membantai negeri yang ada di hadapannya itu.
sosok hitam secara tiba-tiba muncul di belakang meruem. "Misi telah di selesaikan."
"Bagus. kamu bisa melanjutkan sisanya."
"Baik. satu hal lagi."
"Katakan!" balas mereum tak sabar.
"bawahan melihat tuan William bertemu dengan detektif Louis belum lama ini."
"hm. pergi."
sosok itu pun segera pergi, menyisakan meruem sendiri yang seketika termenung dalam pikirannya, 'Apa yang di lakukan William untuk bertemu detektif itu.'
"Kuharap kamu tidak akan mengkhianati ku, William." raut permusuhan seketika menghiasi wajah mereum.
malam puncak itu akhirnya tiba suasana meriah yang terdengar di kediaman Duke Archan terdengar seperti lagu pembuka untuk tragedi yang akan datang.
di kamar staf mansion, seorang pemuda berambut pirang terlihat sedang sibuk melihat arloji nya.
10 menit lagi, menurut yang di katakan William itu rencana mereum dalang di balik kematian para bangsawan belakangan ini akan di lakukan.
meski sudah tahu apa yang akan terjadi tapi itu tetap tidak membuat Louis tenang, entah pikiran gila apa yang di miliki mereum ini apakah dia tidak tahu jika rencana ini berhasil bukan negeri impian atau apapun yang akan lahir melainkan kesengsaraan dan penderitaan bagi negeri ini yang akan terjadi.
kembali ke beberapa jam yang lalu.
Louis seperti biasa untuk menenangkan pikirannya akan selalu berjalan di sekitar dermaga.
mendengar suara burung dan kapal akan selalu membuat pikiran Louis terasa jernih namun itu adalah suatu kecelakaan dia bertemu dengan pria bernama William yang mengatakan bahwa dia tahu siapa dalang di balik pembunuhan bangsawan dan kenapa dia melakukan nya.
mendengar itu naluri detektif dalam diri Louis menjadi bergejolak dia ingin tahu, tapi di sisi lain rasionalitas nya membuat Louis sadar pasti ada harga di balik berita ini.
"Apa alasan mu memberitahukan berita seperti ini kepada seorang detektif kecil seperti ku?" tanya Louis tak lupa di selingi nada ironis ciri khas nya.
"karena kamu orang yang tepat yang aku pilih." Jawab pria itu William tenang se akan dia tahu bahwa dirinya Louis tidak akan pernah menolak tawarannya itu.
dan meski menjengkelkan Louis harus mengakui bahwa dia memang tidak punya alasan untuk menolak berita ini.
"ck, oke cepat katakan berita apa yang kamu tahu."
mendengar perkataan itu seketika senyum di wajah William menjadi semakin dalam. "apakah kamu tahu Earl Asto?"
"Tentu saja aku tahu. pria paling di inginkan seluruh wanita bangsawan."
mendengar akhir kalimat itu membuat senyum William berkedut. "Yah dalang nya adalah dia malam ini di ulang tahun Duke Archan dia akan melakukan rencana akhirnya."
setelah mengatakan itu tanpa basa-basi William segera meninggalkan dermaga tersebut dan Louis yang menerima berita besar seperti itu sekaligus hanya bisa tercengang dan menatap kepergian William dengan tatapan kosong.
kembali ke perjamuan ulang tahun Duke, Louis hanya bisa berpura-pura sebagai pelayan jika dia ingin masuk ke pesta ulang tahun ini.
sebentar lagi 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1. Duaaaar.
seketika suara ledakan menarik perhatian para tamu di perjamuan itu, berbagai macam ekspresi muncul di wajah para bangsawan itu dan terlihat yang paling kesal di antara para bangsawan itu adalah Duke Archan protagonis di acara ini.
terlihat dia memanggil pengawal nya dan menanyakan apa yang terjadi.
terlihat dari ekspresi panik pengawal nya suatu yang besar mungkin telah terjadi dan suara teriakan banyak orang seketika menjadi jawaban untuk keingintahuan para bangsawan di tempat ini.
dari dalam mansion sekalipun masih terlihat lautan api merah menjalar di seluruh kota, teriakan-teriakan rakyat biasa menjadi pengiring tragedi besar ini.
dan sekarang di depan gerbang mansion Duke terlihat banyak orang yang meminta Duke untuk membuka gerbang dan memohon untuk meminjamkan danau nya untuk memadamkan api.
tapi ekspresi jijik dan tak mau segera muncul di wajah Duke itu yang membuat para rakyat yang melihat nya seketika mengerti tapi justru karena ini kebencian lama para rakyat biasa yang selalu di tindas oleh para bangsawan meletus.
sampai satu orang dari rakyat itu melopori dengan mengatakan."bahkan jika kamu tidak mau kami akan secara paksa membuka gerbang ini."
dengan kata-kata itu membuat rakyat biasa di luar gerbang mengangkat senjata mereka dan menyerang para bangsawan di dalam gerbang.
melihat kerusuhan di luar seketika membuat seluruh wajah para bangsawan menjadi pucat ketakutan.
"LEBIH BAIK BUKA GERBANG DAN BIARKAN RAKYAT MENGAMBIL AIR DARI DANAU JIKA KALIAN TIDAK INGIN MERASAKAN KE MARAHAN MEREKA DAN ASAL KALIAN TAHU JIKA API TERUS MENYEBAR WILAYAH KALIAN JUGA AKAN TERKENA"
dengan teriakan dari Louis segera membuat para bangsawan itu Sadar dan secara serentak mereka melihat ke arah Duke Archan.
Duke Archan yang menjadi sorotan terlihat seperti sepotong daging yang di perhatikan oleh para serigala lapar, dia tidak punya pilihan lain selain membuka gerbang.
berdiri diatas menara membuat meruem melihat lautan api dengan jelas, dia juga melihat saat-saat konflik rakyat dengan para bangsawan itu.
tapi ketika melihat bahwa para bangsawan itu membuka gerbang nya dengan sukarela mereum hanya bisa mendesah kecewa.
"William apakah ini termasuk rencana mu juga?"
entah sejak dari kapan William sudah berdiri di belakang mereum. "Yah itu semua aku yang merancang nya."
"Apakah kamu mengkhianati ku?" seketika agresi terdengar dalam suara mereum.
"tentu saja ini tidak bisa di sebut pengkhianatan, aku melakukan ini untuk mu." dengan senyum lembut terpanggang di wajahnya William berkata. "Bukan kah kamu lelah dengan ini bukankah kamu bisa beristirahat."
mendengar logika itu langsung membuat mereum merasa sangat lucu dan memiliki keinginan untuk tertawa dengan keras.
"Demi diriku. apa kamu bercanda!" teriak mereum ke arah William sedikit kegilaan muncul dalam raut mereum." Kamu tahu betapa keras nya aku melakukan semua ini, dan kamu mengatakan demi diriku. Sungguh lelucon yang sangat fantastis!"
"kamu harus tenang mereum dan dengarkan aku." kata William saat dia berjalan langkah demi langkah menuju mereum.
"Tenang katamu!" sekarang suara teriakan itu sudah tercampur dengan kegilaan mereum. "Bagaimana aku bisa tenang..." perkataan itu seketika langsung terpotong ketika mereum merasakan perih di perut nya dengan tatapan tak percaya mereum melihat ke arah William dan akhirnya ke arah perut yang di tusuk oleh pisau.
tak lama darah merembes keluar dari mulut mereum, dia tidak bisa berkata-kata atau harus di katakan dia tidak tahu apa yang harus dia katakan sekarang.
"Sekarang kamu bisa tenang mereum." dengan senyum lembut di wajah nya William menghapus darah di mulut mereum, tanpa sedikit pun rasa bersalah William memperlakukan dengan perhatian biasa nya seolah bukan dirinya tadi yang menusuk mereum.
karena darah yang hilang terlalu banyak membuat wajah mereum menjadi pucat dan kesadaran mulai sayup-sayup hilang tapi perasaan tak mau membuat meruem terus terjaga.
"Apakah sekarang kamu bahagia?" sekarang pertanyaannya itu yang keluar dari bibir mereum.
"yah, apakah aku harus bahagia? bagaimana dengan mu?" jawab William dengan raut polos dalam ekspresi nya itu membuat mereum tersenyum sarkas.
"sekarang aku menyesal telah bertemu dengan mu..." dengan kalimat itu sebagai akhir mereum pun akhirnya tak sanggup mempertahankan kesadaran nya dan terlelap dalam kegelapan.
mendengar itu William Sama sekali tidak menanggapi nya dan malah mengangkat tubuh mereum untuk di bawa pergi dari menara itu.
"tidur lah untuk sementara mereum."
setelah kepergian mereka hanya sisa-sisa darah yang menjadi bukti tentang keberadaan mereka di sini cahaya fajar pun segera menyising tak lama kemudian menyinari tempat William dan mereum tadi berdiri.
beberapa bulan berlalu sejak kejadian pembakaran masal terjadi kota yang tadi nya hancur kini sudah di bangun kembali.
terlihat vitalitas baru dan kesegaran menyelimuti negri yang baru bangkit ini, meski berbeda tapi pada akhirnya hasil nya sama saja.
karena setelah kejadian pembakaran itu meski sedikit para bangsawan itu mulai tidak memperlakukan rakyat biasa seperti budak seperti dahulu dan awal seperti ini yang harus di miliki jika negeri ini ingin berubah.
jauh di sudut negeri ini, di sebuah desa yang di kelilingi padang rumput, William yang tak lama terlihat muncul dengan membawa kantong belanja menuju sebuah sebuah rumah sederhana namun indah yang jauh dari desa.
dan ketika William masuk dia segera meletakkan belanjaan nya di dapur sebelum pergi ke sebuah kamar di rumah itu dan ketika pintu kamar itu di buka terlihat mereum yang tertidur.
dengan terampil William membersihkan kamar tersebut dan meletakkan selimut itu kembali ke tubuh mereum.
sambil duduk di pinggir tempat tidur. "Lebih baik kamu segera bangun mereum."
seketika Angin kencang menghembuskan tirai jendela di kamar tersebut dan membuat sinar matahari di luar merambat ke dalam ruang dan menyinari mereka berdua.
Tamat.
Meski alurnya berantakan sorry soalnya ini cerita absurdku yang lain.