Chapter 4 - Sotteok Sotteok

Terik matahari menyilaukan rumah Neana, Neana yang sedari tadi sudah terjaga dari tidurnya pun mencoba membereskan segala pekerjaan yang sebelumnya ia selesaikan. Dokumen dan berkas-berkas yang berserakan diatas meja pun ia rapikan, sembari dirinya menyalakan mesin kopi miliknya. Dibuatnya lah segelas kopi yang akan membantunya terjaga seharian nanti. Dering hpnya terdengar hingga dapur, segera dirinya berlari mengambil hp yang berada diruang kerjanya.

"Hallo" angkat Neana menggunakan Bahasa Korea.

"Nana-ya. Kamu di rumah?" tanya Ryu Won menggunakan Bahasa Korea.

"Ya, kenapa?" tanya Neana santai, meskipun dirinya berbincang dengan atasannya.

Baru selesai berucap, terdengar suara bel yang menandakan bahwa Neana kedatangan seorang tamu disaat matahari belum sepenuhnya tinggi. Neana pun bergegas membuka pintu, dengan wajah polos yang belum tersentuh make up, dengan percaya dirinya Neana menerima tamu yang ternyata adalah Ryu Won. Ryu Won langsung memasuki rumah Neana dan langsung mengambil gelas berisi kopi buatan Neana. Neana yang melihat itu pun langsung merebutnya.

"Hei, kenapa kamu pelit sekali. Im Nana?" ledek Ryu Won.

Neana hanya diam dan malah membuka bungkusan yang dibawa Ryu Won, beberapa makanan dan sayur-sayur mentah titipan Neana. Neana yang sudah kelaparan pun meletakkan sayuran mentah kedalam lemari pendingin miliknya, ia juga menyiapkan alat makan yang akan digunakan dirinya dan Ryu Won.

Setelah menghabiskan sarapan dan Neana telah selesai bersiap, mereka pun pergi menuju sebuah tempat dengan mobil masing-masing. Dalam perjalanan yang cukup singkat hingga sampailah mereka disebuah tempat yang mengharuskan mereka berjalan kaki menuju tempat utama, Ryu Won tak henti-hentinya memperhatikan Neana yang nampak berbeda ketika menggunakan riasan dan aksesoris yang malah membuat Neana nampak seperti orang lain. Neana memang terbiasa tampil polos didepan Ryu Won, karna baginya Ryu Won hanya sebatas teman yang tidak membuatnya malu, bahkan Neana sering kali menampakkan wajahnya yang kusut setelah bangun tidur tanpa membasuh wajahnya terlebih dahulu. Neana merasa nyaman-nyaman saja jika melakukan itu didepan Ryu Won. Bahkan Ryu Won sering mengingatkan Neana jika terdapat potongan makanan atau cabai yang terselip digigi dan Neana biasa saja dengan hal itu.

Hal inilah yang membuat Ryu Won selalu berada didekat Neana, karna baginya menjaga Neana adalah hal terbaik daripada mencintai Neana tanpa melakukan apa-apa. Perbedaan karakter keduanya lah yang membuat mereka bersatu dalam sebuah pertemanan. Ryu Won yang memiliki karakter pendiam dan serba tertata membuat Neana yang berantakan menjadi lebih tertata, karena pada dasarnya mencintai adalah saling melengkapi, meskipun hanya Ryu Won yang merasakan itu.

Janji temu yang disepakati Neana dengan kepala divisi perusahaan lain pun tiba dan Neana bersiap disebuah maison yang sengaja ia pilih untuk menyambut tamu tersebut. segala jenis makanan laut seperti sashimi dan lain sebagainya telah tertata rapi diatas meja. Neana nampak biasa saja karena seperti inilah pekerjaannya sehari-hari, namun Ryu Won malah terlihat gugup karena ini merupakan pertemuan pertamanya dengan seorang clien yang cukup ia kenal.

"Selamat datang, Nona Min Ji" sambut Neana menggunakan Bahasa Korea formal saat melihat seorang wanita berkulit putih yang mengenakan mini dress putih dengan rambut coklat yang terurai panjang.

"Ah, terima kasih. Silahkan duduk" ucap wanita itu pada Neana dan Ryu Won yang tadi berdiri menyambut kedatangan wanita itu.

"Kamu pasti, Im Nana? Kepala divisi Ryu Production yang mampu menyatukan mie instan korea dengan makanan khas Indonesia, apa ya?" tanya Min Ji mengingat sesuatu.

"Pempek, nona" ucap Neana menjawab dengan senyum yang selalu mengiasi wajahnya.

"Ah, iya. Oh ya, kita gunakan bahasa banmal aja ya. Kan kita seumuran" ucap wanita yang memiliki nama lengkah Song Min Ji itu.

"Ekhm, mari kita mulai meeting hari ini" ucap Ryu Won menghentikan percakapn keduanya.

Mendengar titah dari Ryu Won, Neana pun bersiap mempresentasikan pembahasan kerja sama yang akan mereka lakukan selama beberapa waktu kedepan sesuai dengan kontrak yang akan disepakati keduanya jika keduanya sama-sama menyepakati kerja sama tersebut.

Selang beberapa jam berlalu, Neana yang dengan setianya menemani Ryu Won menghabiskan alkohol pun akhirnya memutuskan bangkit dari tempat duduknya karena Ryu Won telah tumbang setalah kurang lebih satu jam lamanya menikmati alkohol setelah menyelesaikan pertemuannya dengan Min Ji malam itu. Neana berpikir bahwa Ryu Won masih mencintai Min Ji dan belum menerima perpisahannya dengan Min Ji tiga tahun lalu, oleh sebab itulah Ryu Won menghabiskan semua sisa alkohol yang dipesannya. Dan tanpa Ryu Won sadari rupanya Neana sedikit menaruh hati padanya, Neana malah berpikir untuk tetap menjauhi Ryu Won karena dirinya takut menjadi luka lain untuk Ryu Won. Dirinya pun pergi dari maison itu setelah seorang supir panggilan datang untuk mengantar Ryu Won pulang.

Dikendarainya kereta besi miliknya membelah bisingnya malam Seoul, pikirannya masih saja memikirkan Ryu Won yang ia pikir masih mencintai Min Ji seperti tiga tahun yang lalu. Dirinya memang mengakui bahwa tidak mencintai Ryu Won, namun entah wangsit dari mana. Neana merasa bahwa Ryu Won dan Min Ji adalah pasangan yang serasi dan sangat disayangkan untuk berpisah, keduanya memiliki postur tubuh layaknya model dan paras yang amat menawan. Min Ji yang memiliki kulit putih dengan mata aegyo dan wajah imut serasi dengan Ryu Won yang berbadan atletis dan pemikiran yang sangat cerdas. Keduanya sangat mendominasi dengan kelebihan masing-masing yang membuat mereka disayangkan untuk terpisah, begitulah pikir Neana disepanjang perjalanan menuju rumahnya.