Aku mendekati dapur rumahku, Semakin aku mendekat, ternyata dugaanku benar Tiba Kembali dikamar yang manis dengan desain minimalis, terdapat sebuah rak buku yang penuh akan buku pelajaran disampingnya terdapat Komputer dengan desain dan warna putih sederhana. Ditengah ruangan terdapat alat virtual.
Inilah kamarku, ruang tercintaku, kasurnya terdapat disamping kanan komputer dan dikir komputer adalah Rak bukuku.
Walau begitu sederhana, namun tetap indah. Inilah ruanganku. Biasanya pada pukul ini kakek sudah mengingatkanku untuk makan, namun dia belum ada disini. Sebaiknya aku melihat ke bawah.
"Kakek… kek…" aku memanggilnya dengan keras, namun dia tidak menjawab samasekali. "Kek, mari makan" kuteriakkan sekali lagi.
Aku mencari dikamarnya, namun tetap tidak ada, bahkan ditempat favorit kolam berenang belakang rumahpun tidak ada. Setelah mencari keseluruh rumah namun tetap tidak ada. Aku mencari kerumah tetanggaku, tepatnya rumah dari orang tua Guru Archain. Aku menekan bel…
Aku menunggu sejenak, lalu ketekan Kembali, barulah ada respon.
"Iyaaa… Siapa?" Jawab seorang pria yang suaranya kukenal.
"Tetangga" cakapku didepan pintu
"Oh, pergi sana gak terima Tamu" Jawab Guru Archain dengan niat benar-benar mengusir.
Aku sedikit kesal namun memang begitulah orangnya.
Tidak lama setelah itu dia membukan pintu
"Ada apa?" tanya dengan sikap yang seperti terdapat kehadiran yang mengganggu
"Kakek ada?" kutanyakan langsung kepadanya
Dia menanggapi dengan wajah yang tidak senang seperti ada pengganggu, lalu dia mengajakku masuk dengan gerakkan tangannya.
Sesampai didalam dia sedikit berteriak
"Ayah!!, ada tamu" setelah mengatakan itu dia menyuruhku keatas untuk bertemu ayanya.
Ketika sampai diatas, aku merasa lega, kakek sedang bercengkrama dengan sobat lamanya dengan wajah yang Bahagia, sepertinya dia benar-benar kesepian akhir-akhir ini.
"Itu sudah dicari pengsuh" kata Ayah dari Guru Archain
Dengan wajah cemberut kutanggapi Paman mengatakan itu.
"Kamu ternyata, kakek mau disini dulu, nanti bakal pulang sendiri. Maaf lupa kasih tau kamu" setelah mengatakan itu dia lanjut mengobrol dengan paman.
Tentu aku langsung pulang, karena tidak mau mengganggu mereka.
Ketika turun kebawah, aku melihat Guru Archain seperti sedang mengerjakan sebuah laporan dan membuat soal.
Dia memang pekerja keras..
"Permisi akum mau pulang dulu" jawabku sambil pergi menuju pintu dan ditanggapinya dengan anggukan kepala dengan mata yang masih fokus melihat laporannya.
Saat aku ingin pergi.
"Kamu ikut tournament?..." hening tidak kutanggapi
"kalau gitu semangat, jangan sampai kalah" dengan mata masih melihat laporannya dia mengatakan itu.
Aku sedikit bingung dengan orang sepertinya, namun aku tau sedari dulu dia perduli dengan diriku.
"Oke" jawabku sambil meninggalkan rumahnya.
Tidak terlalu jauh, hanya beberapa menit untuk sampai kerumah lagi.
Tercium bau yang harum dan familiar Ketika, ada Ibuku yang sedang memasak makanan favoritku.
"Sini, belum makan kan?, ibu mau masak makanan favorit kalian" sambil memasak ia mengatakan itu.
"Kakekmu mana?" tanya ibuku
"lagi disebelah" jawabku dengan biasa saja.
"Ya, udah kita makan duluan saja" jawabnya sambil menyiapkan makanan dimeja, akupun ikut membantu menyiapkan piring-piring.
Setelah itu kami makan Bersama, bercengkrama layaknya ibu dan anak, menanyakan tetang sekolah, apakah ada masalah disekolah?, tentunya dia bertanya aku apakah sudah punya pacar atau belum.
Setelah selesai makan, ia langsung Kembali ke-Istana dengan mobil asisten pribadinya yang sudah menunggu dihalaman depan rumah.