Secara mendadak dan secara misterius sebuah kilatan dari langit jatuh kesebuah kota, api yang tidak bisa dipadamkan, api yang perlahan-lahan berubah menjadi hitam pekat, membakar negara itu benar-benar sampai habis, menyebar dari satu ke yang lain, bisa melewati lautan dan membakar Negara lainnya.
Sampai ia membakar semua manusia di Dunia ini, api itu tidak akan padam, ia akan terus mengejar dimanapun dan kapanpun. Tidak ada yang selamat dari kejadian misterius tersebut harusnya.
Seorang pria yang tidak diketahui asal usulnya, informasi dirinya sendiri rahasia, benar-benar tidak ada satupun yang tahu siapa dirinya, membuat sebuah mantra yang bisa menahan apinya sementara.
Secara misterius, terdapat 5 anak yang saat kejadian sedang berada dalam dasar laut akibat tenggelam, api hitam tidak bisa melacak mereka, pria yang tidak diketahui asal usulnya itu mengetahuinya dan mencoba beberapa cara untuk menyelamatkan selagi masih ada kesempatan.
10 Hari sejak kejadian....
"D-dunia benar-benar hancur, tidak ada satupun manusia selain kita disini." kata seorang gadis yang gemetar tangannya dan tatapannya sangat kosong dan ketakutan, Aurore.
"Hanya hewan yang dibiarkan hidup. Apa benar yang dikatakan pria itu? Iblis sedang melakukan pembalasan dendam terhadap kaum manusia?" balas seorang pria yang duduk dengan tatapan hampanya, Arc.
"Aku mengira yang akan mati itu kita, ternyata lebih mengerikkan dibanding itu." balas seorang gadis yang melihat keluar tenda sedikit, Rever.
"Bagaimana ini? Chatte mengunjungi pria itu? Bagaimana jika sesuatu terjadi, kita, apa yang harus kita lakukan?" Oiseau yang juga tidak mengerti kedepannya harus bagaimana.
Disebuah hutan, dimana tumbuhan, pohon dan bunga telah layu akibat apinya, benar-benar pemandangan yang sangat buruk.
Seorang pria yang berdiri ditengah-tengahnya, melipatkan tangannya dan menutup matanya sambil mengucapkan kata per kata, sesuatu seperti kunang-kunang menyala didekatnya, cahaya putih itu perlahan-lahan bertambah banyak dan mengerumuni pohon, bunga dan tanahnya yang tadi sudah benar-benar hitam dan tidak subur perlahan terlihat subur kembali.
Pohon terlihat bertumbuh lagi bahkan lebih besar, bunga-bunga mulai bermunculan. Benar-benar indah, semakin dilihat, semakin indah pemandangan tersebut.
30 menit setelah itu, pria yang telah menumbuhkan kembali para tumbuhan melihat kebelakangnya dan tersenyum ramah.
Chatte benar-benar dibuat terpesona oleh kejadian tersebut, ia bahkan menunggu sampai prosesnya selesai.
"Terima kasih telah sabar menunggu, apa ada yang bisa kubantu? tidak usah sungkan." kata pria tersebut sambil menepuk tempat duduk disebelahnya, mengundang Chatte duduk bersamanya.
Chatte langsung teringat kembali tujuannya dan saat ia ingin berbicara, pria yang mengundangnya itu langsung menghela nafas panjang dan meminta Chatte memberikan air yang ia bawa.
"Membutuhkan banyak tenaga dan lagipula, memangnya gratis melihat pertunjukkannya?" Pria yang disebut indah dan tadi berbicara dengan lembut itu langsung menatap sinis dan meletakkan kakinya ditempat ia mengundang Chatte duduk.
"Oi! Apa maksudnya?! tadi bukannya anda mengundangku duduk dan lagi... apa-apaan sifat yang berubah drastis itu." Chatte yang langsung menggepalkan tangannya.
Pria indah tersebut langsung berdiri dan berjalan mendekati Chatte.
"Jaga cara bicaramu! Memangnya siapa dirimu sampai menaikkan nada bicara, hah?!" Pria indah tersebut yang langsung memukul wajah Chatte dengan sangat keras sampai terlempar.
Chatte sangat terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi, dalam sekejap, pria indah itu berubah menjadi pria menggerikkan.
Terdengar suara beberapa orang yang berlari ketempat Chatte dan pria indah tersebut, mereka memanggil nama Chatte dengan khawatir.
Saat teman-temannya sampai, mereka sangat terkejut, Pria indah itu menangis dan menatap Chatte dan teman-temannya dengan tatapan yang lembut dan terlihat seperti anak kecil.
Sebaliknya, Chatte melihatnya dengan tatapan sangat kebingungan dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Chatte! aku sudah bilang, dia menyelamatkan kita, kenapa kamu mengintimidasinya?!" Oiseau yang memukul kepala Chatte dan bersimpati dengan Pria indah tersebut.
"A-apa anda baik-baik saja? Kita meminta maaf atas yang terjadi." Gadis yang bernama Aurore yang menyentuh pundak pria indah tersebut dan sedikit terkejut.
"Aku baik-baik saja, maaf telah merepotkan." pria indah tersebut yang kembali berbicara dengan nada lemah lembutnya.
"Oi! Bajingan! kalian, jangan tertipu, dia hanya pria aneh yang tidak jelas, kalian lihat? dia memulihkan tumbuhan ini hanya dengan kata-kata, dasar monster!" Chatte yang langsung berdiri dan mengelap ujung darah diujung bibirnya.
Pria indah tersebut langsung terkejut dan menangis kembali.
10 menit setelah itu, mereka memisahkan Chatte dan pria indah itu untuk menenangkan situasi.
"Kalian, perkenalkan, namaku Diablez, biasa dipanggil Dia, aku yang menyelamatkan kalian dari dasar laut tersebut."
Mereka bertanya mengenai situasi mereka saat ini.
"Seperti yang Tuan Chatte katakan, aku monst-" kata-kata Diablez terputus akibat seseorang yang memotong ditengah pembicaraan.
"Bukan! Anda bukan! Tidak mungkin anda monster, kulit anda begitu lembut, anda sangat indah dan rupawan, anda menyelamatkan kami, anda juga tidak pernah terlihat kesal atas apapun yang kami perbuat, anda.... MALAIKAT!" Aurore yang membantah, jika Diablez bukan manusia, ia pasti malaikat.
Diablez yang mendengarnya langsung menangis terharu.
"O-oi, anda terlalu mudah menangis." Oiseau yang sedikit bingung.
Tidak sampai satu detik, Diablez langsung tersenyum kembali dan mengatakan topik utamanya.
Ditengah hutan sebelumnya, Chatte yang melihat bunga yang tumbuh dari pohon tersebut, memetik salah satunya.
"Cih, apa yang terjadi?! Tatapan dan senyumnya tidak terlihat palsu, kemarahan akibat nada bicaraku juga tidak palsu, ada apa dengannya?!" Chatte yang masih kesal akibat Diablez.
Dalam sekali sentuh, Chatte bisa merasakan, seberapa besar cinta yang digunakan untuk penumbuhan pohon, bunga dan tanah ini.
Mereka berempat yang mendengar permintaan Diablez langsung terkejut.
"A-Apa?! anda meminta kita untuk belajar sihir?! melawan iblis yang menghancurkan semua ini?! tidak mungkin! kita hanya manusia biasa." Rever yang sangat terkejut mendengarnya.
"Tidak peduli apa pendapat kalian mengenaiku, yang pasti itu permintaanku, aku berharap kalian tidak menolaknya, aku akan membantu." kata Diablez yang langsung menunjukkan sihirnya dengan cara, ia membuat pembatas yang tidak akan bisa dilewati.
Pembatas antara Diablez dan 4 anak lainnya.
Saat 4 anak lainnya mencoba mendekati Diablez, mereka tidak bisa mendekatinya akibat pembatas yang ia buat.
"Bagaimana? kalian bisa membantu?" Diablez yang tetap akan memaksa tidak peduli jika mereka menolaknya.
Saat mereka ingin menolaknya, Diablez langsung mengatakan ia akan lompat dari tebing jika mereka menolaknya dan lagi-lagi, ia menggunakan ekspresi wajah yang ingin menangis.
Tentunya, Diablez yang terlihat menggemaskan membuat 4 anak lainnya langsung merubah keputusannya dan menyetujui permintaan Diablez.