Chereads / Rebirth : New Life / Chapter 24 - Chapter 24 : Libur

Chapter 24 - Chapter 24 : Libur

Minggu depan, Yuki dan yang lain harus menjalani ujian tengah semester, tidak terasa sama sekali sudah 1 semester terlewati.

Yuki juga sudah merampungkan semua tulisannya dan memberikannya pada editornya bahkan sebelum deadline, dia bahkan harus begadang 3 hari untuk menyelesaikannya.

Yuki sering ke rumah Tya untuk mengerjakan tugas atau hanya belajar bersama dengan farhan. Bergitu pula dengan Difa yang satu sekolah dengan Tya.

Ujian di lakukan secara acak, ia memiliki teman sebangku secara random dan teman sebangkunya saat ini adalah bocah laki-laki gempal yang berasal dari kelas lain.

Yuki ingat dulu saat mereka ujian dan Yuki mencontek, anak laki-laki ini juga akan ikut mencontek bersama dengannya, selama ada win win solusion. Sekarang Yuki tidak pernah mencontek, lihat saja seperti apa nantinya.

Yuki mengerjakan ujiannya dengan baik, di banding dengan ia yang dulu soal yang ada di depannya terasa mudah, ntah kenapa dulu ia tidak mampu mengerjakan beberapa soal, dulu ia lebih suka bersenang-senang ketimbang belajar.

'yahh... dulu aku masih sangat muda dan masih tidak faham dengan kejamnya dunia...' mirisnya dalam hati.

Yuki selesai dengan soal-soal itu dan ia mengecek ulang, walaupun ia pernah mendengar dari temannya bahwa sebenarnya hal paling bagus adalah, jangan mengecek ulang jawaban, karena itu bisa mengubah jawaban yang benar menjadi jawaban yang salah.

Masuk akal sebenarnya, jadi Yuki tidak terlalu serius dalam memeriksanya karena ia cukup yakin dengan jawabannya saat ini.

Hingga akhirnya jam mengerjakan selesai, mereka berdua sama sekali tidak bicara satu sama lain, mungkin karena Yuki terlihat tidak bersahabat.

'hmm, MTK...' Yuki bergumam dalam hati, ia bermaksud akan pergi ke rumah Tya saat akan ujian MTK, mungkin Farhan memiliki beberapa rumus cepat menyelesaikan soal MTK lainnya.

"Tya, kamu kapan ujian MTK?" Yuki mengirim pesan, tidak lama kemudian Tya membalas.

"Lusa."

"mau belajar bareng? Kak Farhan ada kan?"

"ada, ya udah, abis pulang sekolah?"

"iya, abis makan."

"ok"

Biasanya saat masa ujian seperti sekarang, sekolah akan pulang lebih cepat. Setelah ia dan Tya menyelesaikan pesan, Yuki menyalakan komputernya dan belajar untuk ulangan besok. Yuki tidak banyak belajar, ia bahkan sebenarnya sangat malas saat ini, ia hanya membaca apa yang ingin ia baca.

Seperti yang kita tau, Yuki bukan anak yang genius, yang tidak perlu belajar sudah pintar atau semacamnya, ia hanya sudah belajar lebih dulu.

Keesokan harinya Yuki mengerjakan ujiannya dengan baik seperti biasa, pelajarannya adalah ips dan bahasa inggris, baginya cukup mudah.

Pulang dari sekolah dan ia sedang makan siang, ibunya juga ada di sana mereka berbincang sejenak.

"gimana ujiannya?"

Yuki terdiam sejenak "... ya... nggak susah."

"gampang dong, bisa nggak dapet rank 1 lagi?" ibunya tampak senang.

"hmm, setau aku nggak ada lagi sistem rank."

"iya ya... haahhh... padahal dulu kamu selalu rank 1 sampe di bilang nyogok gurunya."

"hahaha..."

Benar, hal yang sangat menarik, banyak yang bilang Yuki melakukan sogok pada gurunya, padahal Yuki tidak perduli dengan apa yang mereka bicarakan, jadi ia tidak mengatakan apapun.

Setelah makan siang, Yuki segera pergi ke rumah Tya dan belajar untuk besok bersama dengan Tya, Difa dan juga Farhan.

Mereka belajar dengan baik hingga akhir dan saat mereka memutuskan untuk selesai Yuki dan Difa tetap di sana sementara waktu.

"Yuki, setiap kamu ngomong sesuatu pasti ada aja yang aneh-aneh dan protes, kenapa ya?" mereka membicarakan cerita saat Yuki bermasalah dengan guru MTK.

"ntah... kemarin ibu ku bilang kalo bibi ku bilang aku kurang peduli sama sekitar." Yuki meminum airnya dan memakan beberapa cemilan yang memang selalu ada di rumah Tya.

"ha? Gimana?" Difa bertanya, siapa tau dia salah dengar.

Yuki tidak peduli?

Ha!! Kenapa ada orang yang bisa bicara semacam itu? Bahkan saat terjadi sesuatu di kelas Yuki memang diam, Tapi ia bahkan mengetahui detail yang ada. Yuki memperhatikan, sangat, tapi ia orang yang sangat tenang di banding orang lain, ia tidak banyak bicara, tapi ia orang yang ramah dengan orang baru, ia selalu tersenyum pada orang lain.

Apa itu tidak peduli?

"yaa... ada yang bilang aku terlalu diem dan nggak peduli."

"...."

"ahhh...."

Semua terdiam karena mereka tau Yuki memang pendiam dan tenang, tapi ia hanya tidak mau ikut campur yang bukan urusannya, Yuki orang yang objektif, ia tidak ikut campur karena ia takut salah tangkap dengan sesuatu masalah, karena itu ia akan diam dan melihat, baru menyimpulkan.

"kenapa kamu nggak ngomong gitu, ato berpendapat?"

Yuki manatap Farhan namun ia tidak mengatakan apapun.

Alasan kenapa Yuki pendiam dan tenang, bukan karena ia tidak perduli, di kehidupan sebelumnya, sejak kecil yuki akan di beri nasihat.

1. Jangan memotong pembicaraan orang.

2. Jangan ikut pembicaraan orang.

3. Kalo di rumah orang harus sopan.

4. Kalo nggak bisa jaga perkataan, lebih baik diam.

Saat berkomentar sesuatu atau apapun itu, ibunya selalu memarahinya dulu di kehidupan yang lalu saat sejak ia masih kecil.

Saat ia tumbuh dewasa, ia canggung dengan orang yang tidak seumur dengannya, padahal anak seumurannya, mereka bisa bicara dengan orang yang lebih dewasa dengan menyenangkan, tapi tepat saat Yuki ingin mencoba, ia selalu di cap jelek dan tidak sopan, bahkan di keluarganya saat Yuri bisa bercanda dan bicara dengan baik ke bibi nya yang lain, hanya saat giliran Yuki mencoba, mereka bahkan tidak mendengarkannya, atau menimbulkan masalah baru.

Jadi seperti ajaran sebelumnya, jika tidak bisa berkata atau berbuat baik lebih baik diam, Yuki bahkan tidak bisa berfikir, seperti apa sikap dan berkata yang baik, Yuki berusaha, namun pada akhirnya orang lain akan memberinya cap jelek, jadi ia memilih diam dan memperhatikan, sudah dari ia kecil seperti itu, ia tidak di izinkan berpendapat karena di anggap tidak sopan.

Selain itu, wajah Yuki di nilai jutek dan sombong, mungkin karena ini ia di anggap nggak sopan?

Ntah lah, Yuki bahkan tidak bisa memikirkan alasan lain kenapa yang lain di dengar sedangkan ia akan di cap buruk oleh orang lain.

"untuk sekarang, aku bahkan nggak peduli dengan kata-kata mereka, mereka cuma nggak suka kalo di kasi tau sama yang lebih muda ato semacamnya, mungkin juga mereka nggak suka cara ngomong aku ato mungkin ya mereka nggak suka aja liat aku karena muka ku mungkin muka jahat." Yuki berucap santai.

"ahh... hmm, mungkin aja... tapi nggak seharusnya kaya gitu kan? Padahal mereka nggak tau kamu kaya apa, mereka udah menyimpulkan seolah ngenal kamu luar dalem..." Farhan juga tidak bisa berfikir kenapa dengan orang-orang ini.

Di pandangannya, Yuki anak yang sopan dan baik, dia juga pintar dan cukup menyenangkan setelah ia dekat dengan Yuki. Memang benar Yuki tidak banyak bicara terkadang, tapi ia juga peduli dengan teman-temannya, jadi ia tidak benar-benar tidak perduli.

Yah mungkin memang benar mereka berspekulasi seperti itu karena ekspresi Yuki yang jika diam cenderung datar dan jutek, tatapan mata Yuki saat tidak berekspresi juga seperti ada orang yang berhutang dengannya, jadi bisa jadi karena itu.

"nahh udah biasa, aku juga nggak bisa cegah mereka buat mikir kaya gitu, jadi barin aja." Yuki berucap santai, ia juga tidak terlalu perduli lagi saat ini, terserah lah mereka mau bicara tentangnya apapun.

Yuki juga nggak butuh mereka sebagai keluarga jika hanya melihat Yuki dari sampul luar, bahkan tidak ingin mencoba untuk mengenal Yuki lebih lagi, mereka hanya mengatakan sesuatu yang tidak mendasar, jadi lupakan saja.

Jika ia yang dulu mungkin akan merasa setidaknya sakit hati, sekarang ia sudah tidak perduli, ia hanya menjalani hidup seperti biasa walaupun kata-kata mereka dan perlakuan mereka terkadang membuat Yuki sedikit sakit hati.

Yuki saat ini hanya ingin fokus dengan apa yang ingin ia lakukan, selama tidak mengganggu mereka, kenapa mereka bahkan mau repot-repot untuk tau apa yang bukan urusan mereka? Yang bahkan berujung membicarakan Yuki di belakangnya, Yuki tidak mengerti dengan apa yang mereka fikirkan.

.

.

.

Ulangan Tengah semester sudah selesai Yuki bersantai sejenak menikmati waktunya sendiri, ia hanya berdiam di kamar dan bersantai, Yuki bermain game yang ada di komputernya.

Yuki ingin memainkan game yang ia mainkan di kehidupan yang lalu, tapi sayangnya game itu masih sangat lama release nya, Yuki harus menunggu hampir 8 tahun lagi untuk memainkannya, jadi ia hanya bermain seadanya.

Sebentar lagi juga ia libur, kemarin ibunya mengajak untuk pergi ke rumah saudaranya, ia memiliki sepupu yang 5 tahun lebih muda darinya, namanya Citra. keberadaannya sebenarnya agak sedikit rumit dari yang di bayangkan, hanya beberapa orang yang tau tentang alasan kenapa ia bisa lahir.

Ini sebenarnya adalah aib, tidak ada yang mau membahasnya juga karena ini adalah hal yang sensitif.

Sepupunya itu adalah anak dari perselingkuhan kakak ibunya Yuki, ia sudah menikah dan pria itu juga sudah menikah, mereka sering bersama, Yuki ingat dulu ia pernah bertemu dengan pria ini, ia cukup kaya, walaupun tidak sekaya pamannya, namun berkecukupan.

Itu juga sebabnya Citra dan kakaknya Fira yang jauh lebih tua dari Yuki memiliki wajah yang sangat berbeda, bahkan warna kulit mereka berbeda, walaupun hubungan mereka bukan hubungan yang buruk, bagaimanapun mereka berdua tetap saudara 1 ibu.

Citra juga tidak mengetahuinya bahkan hingga ia dewasa, karena memang tidak ada yang mau membicarakan dan Yuki yang sangat dekat dengan Citra juga tidak ingin mengatakan apapun, ia hanya tidak sengaja dengar dari pembicaraannya ibunya dan kakaknya yang lain tentang hal ini.

Jika di film-film hal ini bisa menjadi masalah, namun kenyataan di keluarga ini selama semua damai dan baik-baik saja, tidak akan ada yang memberitahukan kebenarannya.

Bagaimana dengan pria itu?

Yang Yuki dengar, ia masuk tahanan atau semacamnya karena masalah perjudian dan narkoba walaupun sebenarnya pria ini tidak bersalah, tapi banyak hal yang terjadi sehingga kakak dari ibunya itu di larang untuk berhubungan dengan pria ini lagi, jadi semakin mereka tidak ingin mengatakan kebenaran pada Citra.

Atau mungkin Citra menyadarinya sendiri namun menyimpan untuk dirinya sendiri?

Ntah lah, yang terpenting Citra masih tetap sepupunya, sekalipun bukan Yuki tidak terlalu perduli selama mereka mengenal dan berteman dengan baik.

Saat libur datang, ibunya benar-benar membawanya ke rumah Citra untuk mengunjungi mereka, tidak ada urusan khusus, ibunya hanya ingin datang dan makan bersama dengan keluarga yang lain, saudara dari ibunya yang paling dekat memang hanya di sini.

Mereka menginap beberapa hari dan berencana akan pergi ke kolam renang bersama, jujur, Yuki tidak terlalu suka kolam renang out door, sangat menyengat dan membakar kulit, walaupun Yuki sudah menggunakan sunblock.

Yuki ingat ia sangat suka berenang sejak ia masih kecil, lebih tepatnya ia sangat suka bermain air, sekarang ia bahkan sangat tidak suka berada di kolam renang out door karena panas dan bisa membakar kulitnya, sangat sulit membuat kulitnya putih kembali.

Di kehidupan sebelumnya, sejak kecil Yuki tidak terlalu memperhatikan kulitnya, sekarang ia tidak suka berjemur di bawah sinar sama sekali, ia selalu menggunakan sunblock kemanapun ia pergi dan ia sangat menjaga kesehatan kulitnya.

Seperti saat ini, di saat Citra dan kakaknya sedang bermain di dalam kolam, Yuki hanya duduk di kursi dengan payung yang menaunginya, bersama dengan keluarganya yang lain.

"kamu nggak ikut berenang? Main sama Yuri sama Citra sana." Walaupun bibinya bicara begitu, Yuki sama sekali tidak berminat.

"nggak dulu, biarin sunblock nya meresap." Yuki bahkan sudah menggunakan sunblock berlapis-lapis.

Kolam ini cukup besar, ada bagian yang tidak terlalu dalam atau cetek yang penuh dengan anak-anak yang bermain di sana, ada yang lebih dalam, ada yang sedang, Yuki tidak terlalu bisa berenang, jadi ia mungkin akan ke kolam sedang yang tidak terlalu dalam, di sana sangat sedikit anak-anak.

"kenapa si? Takut gosong ya kamu?" sepupunya yang lebih tua berkata dengan nada yang sedikit mengejek.

"iya..." walaupun di masa depan ada yang namanya suntik putih atau semacamnya, tetap saja Yuki tidak suk kulitnya menggelap atau menjadi belang karena terbakar sinar matahari, ntah kenapa sulit untuk mengembalikan kulitnya seperti semula.

"alah... lebay banget, padahal biasa aja." Bibinya meledeknya.

Yuki menaikan alisnya, yang dimaksud bibinya itu ia biasa aja dan tidak cantik kan?

"nggak apa biasa aja, yang penting kulit tetep sehat dan bagus, muka mah bisa glow up pada waktunya, gimana ngerawatnya aja." Ucap Yuki santai, walaupun Yuki tidak terlalu yakin. Di kehidupan yang lalu, wajahnya sangat anak-anak.

Dulu saat ia membuat pakaian pengantin dan menambahkan beberapa detail, banyak yang berfikir bahwa ia seperti menggunakan pakaian anak-anak, padahal Yuki melihat di luar sana banyak yang menggunakan pakaian yang sejenis dengan yang Yuki buat, namun jika Yuki yang menggunakan pakaian sejenis ini, justru akan seperti anak-anak.

Itulah sebabnya, Yuki hanya akan menggunakan pakaian yang akan membuatnya dewasa dan bahkan berkesan sexy, Yuki memiliki banyak pakaian yang memiliki look semacam itu.

Yuki sangat tidak suka dengan pakaian feminin, padahal dulu Yuki sangat suka dengan pakaian berenda pink yang terlihat feminin, mungkin akan cocok dengan ia yang sekarang karena ia masih anak-anak saat ini, tapi tidak ada perubahan signifikan yang terjadi dengan tubuh maupun wajahnya, jadi wajahnya tetap seperti anak-anak, jujur Yuki sangat kesal dengan hal ini.

Pernah suatu hari, saat Yuki sudah kuliah, ia dan satu temannya sedang ingin menonton film, saat ia dan temannya memesan tiket sebuah film, penjual tiket itu berkata bahwa ini untuk 18 tahun keatas, padahal ia dan temannya sudah 18 tahun keatas, umurnya sudah 20 tahun bahkan, penjual tiket itu berfikir Yuki masih di bawah umur.

Tapi karena beberapa hal akhirnya ia dan temannya memutuskan untuk menonton hal yang lain, walaupun mereka bisa saja membelinya.

5 menit kemudian Yuki pergi dan menceburkan dirinya ke kolam, ia tidak pandai berenang, jadi ia hanya membasahi tubuhnya dan beberapa kali mencoba untuk berenang.

Dulu saat ia masih anak-anak sungguhan, ia suka pergi ke kolam dan bermain dengan saudaranya, berimajinasi, sekarang ia akan merasa aneh jika harus melakukan itu, walaupun tidak buruk mengingat secara fisik ia masih anak-anak, tapi secara psikis, ia sudah berumur 30 tahun lebih.

"haaahhh...." Yuki hanya bisa menghela nafas melihat anak-anak yang bermain air.

"Yuki, ayo main prosotan!" Yuri memanggilnya, di sebelahnya ia bisa melihat Citra juga berdiri menunggunya.

Yuki tidak suka katinggian, ia phobia dengan hal itu, jadi itu sebabnya ia tidak suka bermain dengan wahana yang berhubungan dengan ketinggian, bahkan ia tidak bisa meluncur dengan flying fox, ia pernah, tapi butuh 10 menit untuk meyakinkan Yuki saat itu untuk meluncur.

Yuki bahkan tidak tau seperti apa triakannya saat itu.

Tapi Yuki tetap mengikuti Yuri untuk menaiki prosotan, Yuki sudah beberapa kali menaiki wahana yang memacu adrenalin, jadi mungkin saat ini Yuki sama sekali tidak akan merasakan apapun, itu harapannya.

Saat menaiki prosotan yang ternyata cukup tinggi itu, Yuki hampir gemetar saat melihat kebawah, ia berfikir jika ada yang terjatuh dari ketinggian segini pasti akan mati.

Benar-benar pemikiran yang tidak perlu.

Yuki tertawa mengejek untuk dirinya sendiri, ia sendiri yang membuat takut, terkadang Yuki memang akan overthinking, memikirkan sesuatu yang tidak penting, seperti, bagaimana jika saat ia sedang meluncur di prosotan ia keluar dari prosotan dan jatuh? Tubuh Yuki sangat ringan dan kecil, jadi ia berfikir mungkin hal ini bisa saja terjadi.

Walaupun tidak.

Saat giliran Yuki meluncur, ternyata tidak seburuk yang di bayangkan bahwa ia akan keluar jalur dan jatuh di pertengahan jalan, ia berhasil meluncur dengan selamat, mereka terus bermain dengan prosotan tinggi itu dan saat bosan mereka akan menaiki pelampung dan mengambang di area panjang yang berliku.

Mereka menyusuri area itu, area itu adalah area sedang, tidak terlalu tinggi walaupun sebenarnya airnya setinggi bibirnya, cukup dalam untuk Yuki, tapi ia bahkan hanya mengambang dengan pelampungnya, menikmati air yang melewati kaki dan tangannya.

Area ini cukup teduh karena ada pepohonan di sekitarnya, jadi area ini tidak terlalu panas, Yuki bisa melihat sinar matahari yang melewati sela-sela daun di pohon itu.

'aku bisa tertidur sekarang...' gumam Yuki dalam hati.

Rambut hitam panjang sepinggang Yuki juga melayang di dalam air, Yuki sangat menikmati tempat ini, tempat ini walaupun banyak orang namun tidak terlalu ramai.

Yuri dan Citra sudah ntah ada di mana, tapi Yuki tetap berada di tempat ini, karena teduh dan tenang.

Ia merasa sesekali ada orang yang tidak sengaja menyenggol rambutnya bahkan ada yang tidak sengaja manariknya, tidak terlalu keras, jadi saat orang itu meminta maaf, Yuki hanya akan tersenyum dan mengangguk, toh bukan salah mereka karena tidak sengaja menarik rambutnya, karena Yuki akui rambutnya sangat panjang, hampir melewati pantatnya.

Ia juga tidak mengikat rambutnya karena ia tidak menyukainya, rambutnya akan basah dan menjadi berat, jika ia harus mengikatnya rambutnya akan terasa lebih tertarik dan akhirnya hanya akan membuat kepala Yuki sakit, jadi Yuki sangat jarang mengikat rambutnya.

Ibunya berulang kali memaksannya untuk mengikat rambutnya dan selalu di tolak olehnya, Yuki hanya akan mengikat rambutnya setengah, atau mengepang rambutnya kiri dan kanan lalu mengikatnya kebelakang dan memberinya jepit berbentuk pita kupu-kupu berwarna hitam dengan gambar mahkota di tengahnya, sisanya ia hanya membiarkannya tergerai dengan panjang, Yuki selalu membawa karet dan sisir kemanapun ia pergi.

Yuki sangat menjaga dan merawat rambutnya, ia beberapa kali dalam sebulan akan ke salon untuk merawat rambutnya, ia juga akan merawatnya di rumah agar kelembaban rambutnya tetap terjaga.

Yuki memiliki rambut yang tipis, namun cukup lebat walaupun tidak terlalu, rambutnya cukup banyak rontok walaupun tidak sebanyak di kehidupan yang lalu karena Yuki menjaga tubuhnya dengan baik, nutrisi untuk rambutnya menjadi terjaga juga.

Saat sudah puas dengan mengambang yang terkadang terbawa arus, Yuki segera naik dan mengeringkan tubuhnya, sepertinya sebentar lagi mereka akan pulang.

Mereka biasanya hanya akan mandi di rumah, jadi mereka hanya akan mengeringkan tubuh sebentar dan akan mandi saat sampai di rumah, seperti sekarang.

Mereka bersiap untuk pulang dan mandi.