Disuatu tempat terdapat acara dari dua belah pihak keluarga yang sedang melangsungkan acara pernikahan. Tapi itu bagi orang tua dari kedua pengantin saja yang tersenyum bahagia menyaksikan pernikahan anak mereka. Tiddak bagi kedua wanita yang menjadi pusat perhatian dan topik hangat malam ini, gadis bermata kucing terus saja memasang wajah dingin dan marah serta beberapa kali terlihat membuang nafas nya, bahkan dia beberala kali mengabaikan kerabat yang ingin menjabat tangan serta memberi salam ucapan selamat pada nya.
Sedangkan, wanita satu nya tidak seperti wanita disampingnya. Dia mengukir senyuman manis diwajah nya meskipun sedikit dipaksakan, dia masih mernghargai para tamu undangan apalagi diri nya hampir mengenal semua tamu undangan yang datang. Walaupun dia tak mengucapkan sepatak katapun setidak nya dia masih mempunyai sopan santun nya.
"Alena, ayo. Waktu nya kamu dan Marsha berfoto berdua"
Wanita bernama Alena pun melihat ke arah Marsha namun tetap saja, Marsha memasang wajah dingin nya bahkan dirinya enggan menatap wajah Alena walau hanya sedetik pun.
Flasback
Seorang Pria paruh baya terlihat duduk dihadapan kedua wanita yang sangat dirinya kenal, satu adalah anak nya dan satu lagi adalah supir anak nya yang sudah dianggap seperti anak nya. Entah ingin berbicara apa dirinya sehingga memanggil kedua anak nya itu, dan juga sangat jarang sekali pria itu ada dirumah seperti saat ini seperti nya pria itu baru saja kembali kerumah beberapa saat yang lalu terlihat dari pakaian nya yang masih terlihat lusuh. Kedua wanita itu memasang raut wajah yang berbeda, sang supir memasang wajah khuatir nya. takut takut dirinya melakukan kesalah, namun jika dipikir pikir dirinya tidak melakukan kesalahan sama sekali apalagi membuat majikan nya itu marah pada nya.
"Marsha Papa akan menikahkan kamu dengan Alena!" Kedua wanita itu kaget bukan main mendengar ucapan yang keluar dari mulut pria itu.
Ini adalah perintah dan permintaan yang tidak masuk diakal, mana bisa seorang wanita menikaj dengan wanita lagi. Dalam agama manapun semua nya dilarang, lalu ada apa dengan pria ini yang meminta kedua nya untuk menikah !
"Gak !" Bantah putri nya. "Papa gila! mana bisa Marsha menikah dengan Alena yang sama, pa!"
"Marsha. Papa tau kamu gak bakalan nerima, tapi papa gak ada pilihan lain selain Alena. Papa hanya percaya sama Alena, Alena bisa jagain kamu"
"Tapi tidak dengan cara seperti ini juga, pa. Sampai kapan pun Marsha. gak mau!"
"Sampai kapan kamu mau jadi anak pembangkang Marsha" Marsha memalingkan wajah nya dengan nafas yang memburu.
Sedangkan Alena yang duduk disamping nya hanya menundukan kepala nya bingung. Apa yang harus ditanggapi dan dilakukan nya, jika Alena menolak dirinya akan menjadi manusia yang tidak tau diri. Sedari kecil Alena sudah dianggap anak oleh majikan nya, saat dirinya dan sang ibu terlantar dikota ini, ibunya Alena menjadi pembantu rumah tangga dirumah ini. Dan saat ini Ibunya Alena sudah tidak nekerja lagi dirumah ini. Karena Alena sudah mempunyai restoran yang dibangun nya dari nol. Tapi demi membalas budi kebaikan Pak Sanjaya , Papa dari Marsha, Alena bersedia terus menjadi supir pribadi untuk anak nya.
"Gimana Alen ?apa kamu setuju dengan rencana saya tadi?"
Alena melirik takut ke arah Marsha ingin rasa nya dia juga menolak. namun apa daya, hati kecil Alena mengatakan untuk menerima tawaran ini. Dan Alena pun mengangguk ragu, Marsha yang melihat itu menatap tak percaya pada nya.
"Lo gila ! Lo bener benr gila !" Bentak Marsha didepan wajah Alena. Lalu Marsha beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan kedua orang itu.
Flasback off
Kini acara sudah selesai, waktu pun sudah menunjukan larut malam dan semua orang sudah kembali kerumah mereka masing masing. Siang tadi adalah acara pernikahan Marsha dan Alena. Dengan cara paksaan dari Papa Sanjaya yang memaksa anak nya untuk tetap menikah dengan Alena. Ibu Alenaa pun menerima nya setelah mendengar penjelasan dan niat dari Alena. Acara pun diadakan tertutup dan hanya kerbat dekat saja yang menghadiri acara tersebut.
Alena sedang berbaring di atas ranjang milik Marsha. Mungkin terlalu capek, hingga Alena tidak menyadari ini kamar siapa. Masih dengan menutup mata terus menggumankan kata capek.
"Siapa suruh lu tidur disitu?"
Alena langsung bangun dari tidur nya dan mengubah posisi nya menjadi duduk. Alena merasa canggung, mereka yang tadi nya dekat menjadi musuhan hanya karena ide konyol dari Papa Sanjaya.
"Ma-maaf. Non" Alena langsung berdiri.
"Heh dengerin ya! Sampai kapan pun gua gak sudi satu kamar sama lo" Alena pun berjalan perlahan ke arah pintu berniat untuk keluar. "Itu berlaku untuk besok dan seterus nya. Diluar masih ada papa, lu mau gua dibentak tua bangka itu lagi hah?!!"
Alena berbalik badan, apa yang harus dirinya lakukan.
"Malam ini lo boleh tidur dikamar gua. Tapi gak diranjang gua, karna gua gak mau satu ranjang sama lo. Lo tidur disofa, atau dilantai ke, kalo perlu tidur dikamar mandi gua gak peduli"
Marsha langsung berbaring dan menarik selimut menutupi seluruh tubuh nya. Helaan nafas terdengar dari bibir Alena, sungguh diri nya juga tak ingin seperti ini namun tak ada pilihan lain untuk nya.
Tak tau kah Marsha jika Alena juga ingin menolak pernikahan ini namun dirinya tak mampu karna begitu banyak Papa Sanjaya telah membantu dirinya dan ibu nya.
****
Pagi nya semua sarapan dengan tenang, Alena sengaja duduk disebelah Marsha, agar Papa Sanjaya dan ibu nya tak curiga jika mereka berdua menjadi tak akur.
Treng
Marsha sengaja menjatuh sendok ke atas piring dengan sedikit keras, sikap kerasa kepala Marsha sudah sangat Alnea hapal. Bahkan semua sifat Maraha, Alena tau semua nya.
"Biar Alena yang cari pa"
Usul nya dan langsung beranjak mencari keberadaan Marsha dan ternyata Marsha duduk halaman belakang rumah nya sambil sibuk menghubungi seseorang.
"Iya sayang, nanti besok jemput ya. Love you bye"
Alena mendengar nya dan dia tau siapa yang Marsha hubungi tadi, adalah kekasih nya Marsha. Alena pun pergi dari sana, dan Marsha merasa jika tadi ada yang memperhatikan nya pun menoleh kebelakang namun tak menemukan siapa siapa disana.
"Mungkin hanya perasaanku saja"
Kata nya dan langsung masuk kedalam namun diri nya terkejut mendapati Alena yang tengah bersandar dia tembok sambil menatap kosong ke depan. Marsha mengernyitkan dahi nya bingung dan dia pun menatap arah pandang Alena dan ternyata Alena tengah menatap kucing yang sedang memakan ikan disana. Dan Marsha kembali berjalan lagi.
Hahhh
Langkah nya yerhenti karna mendengar helaan yang keluar dari mulu Alena .
"Aku harus bagaimana tuhan? Sesungguh nya aku tak ingin menikah dengan Marsha tapi aku juga tak bisa menolak karna sudah banyak sekali Pa Sanjaya membantuku dan ibu"
Ucapan pelan Alena masih bisa terdengar oleh Marsha, namun ya nama nya juga Marsha dia keras kepala dan tak peduli meskipun hati kecil nya merasa tak karuan.
****
Kini sudah satu minggu Alena dan Marsha tinggal di apartemen nya, Alena sengaja mencari apartemen yang jarak nya lumayan dekat dengan restoran milik nya. Karna setiap pagi Alena harus menguris pekerjaan nya direstoran dan itu membuat nya sangat sibuk, walaupun hanya menguris restoran saja. Ibu Alena tinggal dirumah yang Alena beli dikota ini, tadi nya nya Alena ingin mengajak Ibu nya tinggal bersaa namun dia tau jika Marsha akan menolak nya dan akan marah.
Jadi nya dia membeli rumah yang cukup besar untuk Ibu nya, setiap pagi Marsha menyempatkan untuk membereskan apartemen nya dan setelah semua nya rapi baru diri nya akan bergegas ke restoran.
Alena membuka pintu kamar, ia melihan Marsha yang ternyata sudah rapih dan seperti nya ingin pergi.
"Revan sudah menunggu di luar, aku sengaja gak suruh dia masuk"
Setelah memberitahu Marsha, Alena kembali keluar kamar dan langsung pergi menuju restoran nya. Revan adalah pacar Marsha dan Alenaa sudah mengetahui nya jauh sebelum Papa Marsha meminta mereka berdua menikah.
Alena melihat Revan yang juga menatap dirinya dengan tatapan yang mengejek.
"Kalo lu suka sama sesama jenis kenapa harus sama Marsha sih. Dasar menjijikan !"
Alena hanya menatap sebentar dan dia tidak peduli dengan ucapan yang Revan lontarkan pada nya. Alena melirik ke sampin ternyata Marsha keluar dan tatapan kedua nya bertemu,Marsha langsung membuang pandangan nya dan langsung menggandeng tangan Revan..
"Sayang, apa gak sebaik nya kamu gak usah tinggal sama dia dan mending tinggal sama aku aja. Kamu mau gak?"
Marsha tampak berpikir dengar tawaran Revan, dia melirik Alena dan entah apa yang ada dipikiran nya sehingga dirinya mengiyakan ajakan Revan.
Ponsel disaku Alena begetar dan dia langsung melohat ponsel nya dan terternama Papa Sanjaya yang menghubungi nya.
"Hallo Pa?"
"Iya ini Alena lagi sama Marsha"
"Baiklah nanti Alena bilang sama Marsha"
"Iya Pa"
Sambungan telpon terputus, dan Alena masuk kedalam untuk mengambil berkas yang dia lupakan tadi lalu dia keluar lagi dan hendak pergi namun ditahan oleh Marsha.
"Ngapain Papa nelpon lu?"
"Itu Sya-ehh Non. Papa Non ngajak makan siang bareng. Kalo Non tidak bisa nanti biar saya cari alasan agar Non bisa pergi dengan kekasih non. Saya duluan ya Non harus pergi"
Tanpa menunggu jawaban Marsha, Alena pun bergegas pergi dari sana dan langsung keparkiran. Alena masuk ke mobil dan langsung melempar tas nya ke jok belakang dan menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. Helaan nafas terdengan begitu berat dari mulut nya.
"Kenapa rasanya begitu sakit tuhan"
Lirih nya dan langsung melajukan mobil nya menuju restoran milik nya. Sedangkan Marsha dirinya hanya terdiam selama perjalan menuju pantai, entah kenapa dia merasa aneh dengan Alena. Tidak biasanya Alenaa seperti itu pergi tanpa menunggu jawaban darinya.
"Ckkk kenapa gua jadi kepikiran sama itu anak"-decak kesal Marsha dalam hati.
"Kamu kenapa sayang? Ko diam saja dari tadi"
"Gak papa ko, cuma lagi gak mood aja"
"Pasti gara gara wanita sialan itu yah? Kamu tenang aja biar aku kasih pelajaran dia"
Marsha tak menjawab dan dia hanya diam saja. Bukan karna dirinya setuju akan usul Alena tapi dirinya mendadak khuatir sama Alena takut jika Revan benar benar melakukan hal gila padanya.
****
Alena baru saja keluar dari restoran nya, restoran nya baru saja tutup dan semua karyawan nya sudah pulang semua nya. Alena hendak berjalan menunu mobil nya, sampai ada seseorang yang menarik kerah kemeja nya dan langsung memukul dirinya membuat nya tersungkur. Alena melihat orang itu yang tersenyum merendahkan pada nya, Alena pun hanya menatap datar pada nya.
"Lo jangan pernah coba coba buat sentuh Marsha karna dia gak sudi disentuh sama lu dan gua ingetin ya sebaik nya lu pindah dan cari apartemen yang lain karna gua gak suka lu satu atap dengan Marsha dasar cewek menjijikan !"
Aalea mengepalkan tangan nya namun dia masih mampu menhan amarah nya, karna dia tau jika dia melawan dan memukul Revan, Marsha akan semakin menbenci diri nya dan memusuhi nya.
"Hajar dia Jo"
Perintah Revan pada Jojo teman nya, lalu Jojo cs memukuli Alea hingga babak beluk dan sudah tak mampu berdiri lagi. Wajah nya sudah dipenuhi oleh luka lebam bahkan sudut bibir nya berdarah, perut nya terasa sakit.
"Itu akibat nya jika lo berani menikahi pacar gua, cabut gaes"
Revan dan teman teman nya meninggalkan Alea yang sudah tergeletak tak berdaya disana....