Al-basty merenggangkan tubuhnya sambil mendesah perlahan. Dia melepaskan tangan Vassago yang tadinya melingkar di tubuhnya yang polos. Perlahan Al-basty turun dari tempat tidur meninggalkan Vassago yang masih tertidur.
Sayap Al-basty keluar dari tubuhnya dan dia terbang pergi dari tempat itu, mendarat di sebuah danau yang sepi, dia membenamkan sebagian tubuhnya di danau yang memiliki air yang begitu jernih itu.
"Eli, kenapa kamu hanya berdiri di sana?" Al-basty menyisir rambutnya yang panjang dengan jarinya.
Eligos muncul dari bayangan gelap di dekat danau, kini dia mendekat tapi dia berhenti di tepi danau.
Al-basty berbalik dan mengulurkan tangannya. "Kemarilah." Panggilnya lembut.
Eligos sedikit ragu, namun dia mendekati Al-basty yang kini melepaskan bajunya.
"Berapa banyak demon yang sudah kamu bunuh? Bajumu penuh dengan darah." Ucap Al-basty memperhatikan baju Eligos yang sudah tak berada di tubuh Eligos kini sudah mengambang di air di dekatnya.
Eligos hanya diam. Namun tangan Eligos kini perlahan menyentuh wajah Al-basty. Tatapan Eligos begitu lekat.
"Eli?" suara Al-basty pelan memanggil Eligos yang memang tidak banyak berbicara selama ini.
Eligos tidak menjawab Al-basty. Dia kini menyentuh bibir Al-basty yang berwarna merah.
Al-basty tersenyum. Dia berjinjit mencoba mendekatkan wajahnya ke Eligos yang jauh lebih tinggi darinya. Namun jaraknya masih belum cukup. "…Menunduklah." Ucapnya dengan lembut.
Eligos menunduk dan mencium Al-basty. Tangannya mulai memeluk dan menyentuh tubuh Al-basty.
Al-basty mendesah perlahan. Dia membiarkan Eligos menyentuh dan mencium tubuhnya dengan bersemangat.
"Hei, kamu harus ingat berapa besar kekuatanmu." Ucapnya sambil mendorong perlahan Eligos. Eligos seperti sadar dari tindakannya. Dia terlihat ingin mundur. Namun Al-basty menariknya lagi mendekat. "Tapi aku tidak pernah bilang aku tidak menginginkannya." Ucapnya tersenyum.