Gadis itu sedang menggigit apel merah saat dia menyadari seseorang mendekatinya.
"Hmm? Kenapa? Apa kamu tersesat lagi?" ucapnya khawatir menatap Kiyoshi.
Kiyoshi menggeleng. Lalu menggaruk kepalanya dan mengalihkan pandangannya. "…Aku hanya…"
"Oh! Apa kamu khusus datang untuk menemuiku?"
Kiyoshi mengangguk saat wajahnya mulai memerah. Lalu dia mengulurkan sesuatu.
"Untukku?"
Kiyoshi kembali mengangguk.
Gadis itu dengan cepat mengambilnya namun dia melepaskannya dengan cepat saat dia terpekik kesakitan.
"…Apa..?" Kiyoshi kaget. Tak menyangka gelang yang dia bawa menyakiti si gadis. Dia terdiam seakan shock melihat tangan si gadis sedikit menghitam.
"Ah. Apa kamu membawanya dari tempatmu?" Gadis itu tampak maklum. "Kami tidak bisa menyentuh apa pun dari tempatmu berasal." Dia tersenyum. "…Itu bukan salahmu."
"..Maafkan aku."
Gadis itu tertawa. "Aku sudah mengatakan padamu, itu bukan salahmu."
Kiyoshi menatap senyum gadis di depannya. Begitu tulus dan begitu manis. "Namaku Kiyoshi." Kali ini anak laki-laki itu yang memulai pembicaraan.
"Oh. Halo Kiyoshi." Dia tersenyum manis lagi. Lalu mengambil sebuah apel yang masih utuh dari tangan kirinya dan melemparkannya ke Kiyoshi.
Kiyoshi menangkapnya. "…Siapa namamu?" tanyanya menatap gadis itu.
"Aku tidak memiliki nama." Gadis itu menghendikkan bahunya.
"Kamu tidak memiliki nama?"
"Hanya Demon King yang memiliki nama. Ah. Dan beberapa bawahannya. Yang jelas, demon yang memiliki nama adalah demon dengan kekuatan yang besar. Aku hanya demon biasa. Kami hanya memiliki nama ras. Winged Demon." Dia memamerkan sayapnya dengan senyumannya yang manis.
"Tapi kamu pasti memiliki nama sebelum…"
"Kami ingat dosa kami, kenapa kami menjadi demon, tapi kami tidak bisa mengingat nama kami. Mungkin itu salah satu pembalasan atas dosa."
"…Lalu dosa apa yang kamu perbuat-"
Gadis itu tersenyum. "Aku membunuh diriku." Menatap wajah Kiyoshi yang tak dapat berkata-kata. "…Bagaimana kalau kamu yang memberikanku nama?" ucapnya tersenyum, seperti ingin mengalihkan pembicaraan.