*
*
Abaddon mengerang. Sayap hitamnya muncul dengan cepat. Dia menggedor dinding transparan itu.
"Hana, hentikan semua ini! Apa yang kamu lakukan?" Abaddon kini dapat melihat kalau Hanako berdiri namun seperti kerasukan sesuatu. Kabut hitam terlihat mulai mengasap di sekitar tubuhnya.
Abaddon jatuh terduduk saat dia merasakan kekuatannya dengan cepat menghilang. Dan bulu-bulu sayap hitamnya mulai berjatuhan.
Hanako duduk di sampingnya. Tangannya menjulur ke dinding transparan itu. Air mata mengalir. "Kiyoshi, maafkan aku." Dia tersenyum. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja." Dia menatap Abaddon.
"Hana…" Abaddon mengulurkan tangannya dan terlihat ingin menyentuh telapak tangan Hanako yang menempel di dinding transparan itu. Hanya dinding itu pembatasnya.
"Selamat tinggal." Abaddon kini dapat melihat sayap hitam legam muncul di punggung Hanako. "Aku mohon padamu. Lupakan aku." Sekejap dia melihat cahaya putih menyelimutinya. Dan kini dia berada di suatu tempat yang sepertinya dia kenal.
"..Kiyoshi?"
Suara itu membuat Abaddon menoleh. Dia mengenal suara itu. "…Gerald?"
Gerald lari mendatangi Abaddon. "Kiyoshi! Apa yang terjadi?" dia menyentuh kedua lengan Abaddon dengan cemas. "Kamu kembali menjadi Angel? Bagaimana mungkin-"
"Ah-" Abaddon terjatuh sambil merasa kepalanya begitu sakit. Pecahan-pecahan ingatan seperti masuk dengan tiba-tiba di dalam kepalanya. Dan sebelum Abaddon tidak sadarkan diri, kini dia dapat melihat kalau sayap hitamnya sudah tidak ada lagi. Kini sayapnya berwarna seperti Gerald. "…Hana…" desahnya sebelum memejamkan matanya.