Chereads / Turun Rajang (Sebuah Pengkhianatan) / Chapter 1 - Malam kehancuran

Turun Rajang (Sebuah Pengkhianatan)

Santika_Cika
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Malam kehancuran

Setelah acara pernikahan selesai Mela langsung kembali ke kamarnya. Kebetulan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Mas Dimas kemana ya! Kok, jam segini belum kembali juga?" gumam Mela risau.

Mela melihat ke sekeliling kamar, matanya tertuju pada kasur berukuran king size yang banyak dipenuhi kelopak bunga mawar berbentuk hati disana. Tiba-tiba pipinya merona merah, dan membuat darah dalam tubuhnya berdesir.

"Apa malam ini aku dan mas Dimas akan-" ucapan Mela terhenti dia terlihat sangat malu saat membayangkan malam panas bersama suaminya nanti. Waktu sudah semakin larut, tapi Dimas sama sekali tidak terlihat disana. Sehingga Mela memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, sambil menunggu Dimas datang.

Ceklek..

Bunyi suara pintu terbuka dari luar.

Tap..

Tap..

Tap..

Derap langkah kaki berjalan semakin cepat mendekat ke arah Mela yang tengah mandi.

"Siapa itu!" pekik Mela yang langsung menyambar handuknya untuk menutupi tubuhnya yang polos. Tubuh Mela saat itu masih dipenuhi gelembung sabun dan juga beberapa kelopak bunga.

"Mas, apa itu kamu?" seru Mela di balik pintu kamar mandi. "Aneh kenapa tidak ada orang!" Mela mengedarkan pandangannya dan melihat ke sekeliling, namun di sana sangat sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

"Aneh. Tadi sepertinya ada seseorang yang berjalan! Apa itu cicak ya? Tapi," Mela langsung menepis pikirannya, dan dia kembali melanjutkan kegiatan mandinya yang sempat terganggu tadi. Mela mulai melepaskan handuk yang menutupi tubuhnya, dan kembali menggantungnya di kapstok. Saat Mela hendak kembali masuk ke dalam bathtub, tiba-tiba seseorang datang dan memeluknya dari belakang. Kebetulan lampu disana tiba-tiba mati, sehingga Mela tidak sempat melihat siapa yang memeluknya itu.

"Aaaa," jerit Mela terkejut saat seseorang memeluknya dan meremas dadanya dengan kuat.

"Tenang sayang," ucap pria itu yang kini tengah mencium tengkuk Mela dengan lembut.

"Mas, apa ini kamu?" tanya Mela senang. Sedangkan si pria itu hanya terdiam dan terus melancarkan aksinya. Tubuh Mela dibalikan agar berhadapan dengannya. Pria itu melumat bibir Mela dengan begitu rakus, pagutan itu semakin lama semakin dalam. Mela semakin terhanyut dalam permainan pria itu.

"Uuhh, shh, akh!" lenguh Mela saat lidah hangat dan basah menyapu put*ngnya dengan lembut. Sementara tangannya mulai ia masukkan kedalam area sensitif Mela, dan tidak lupa pria itu mengeluar masukkan jarinya dengan begitu cepat dan lincah. Sehingga membuat Mela semakin melenguh penuh nikmat.

"Mas, malam ini tolong puaskan aku. Aku milikmu sayang!" Mela membelai milik pria itu yang sudah mengeras dibalik celananya. Pria itu langsung menghentikan aktivitasnya dan membuka semua pakaian yang menempel pada tanggal tubuhnya. Setelah itu dia langsung menarik tangan Mela untuk ikut bersamanya masuk ke dalam bathtub. Tubuh Mela kembali di belai, bahkan saat ini pria itu banyak menghujani Mela dengan kissmark di leher dan juga dadanya.

"Dimas, mm, akh, uhh!" Bibir mungil Mela, banyak mengeluarkan erangan kecil dan racauan yang semakin membuat pria itu bersemangat untuk menyentuhnya.

"Mas, ini sungguh nik-" ucap Mela sebelum mulutnya dibungkam oleh ciuman panas dari pria itu. Setiap lekuk tubuhnya tidak ada yang terlewatkan, hingga pada kesekian menit tubuh Mela ditarik dan diposisikan pada batang pria itu dan.

Jleb..

"Akh…" jerit Mela penuh nikmat di campur rasa sakit saat batang pria itu menancap di area sensitifnya.

"Mas, sak-it!" Mela mengalungkan tangannya di leher pria itu. Tubuhnya bergetar saat pria itu memompanya.

"Pelan-pelan mas, uhh!" Mela kembali melenguh, sedangkan pria itu hanya terdiam dan hanya nafasnya saja yang terdengar. Mahkota yang selama ini Mela jaga akhirnya dia serahkan pada suaminya. Mela sama sekali tidak peduli pada rasa sakit dan perih di sana, dia sungguh menikmati apa yang saat ini tengah pria itu lakukan. Pria itu semakin cepat memompa miliknya, dan membuat tubuh Mela ikut tersentak naik turun.

"Aaa, mm, uhh!" Mela tersenyum senang saat miliknya berdenyut mengeluarkan cairannya. Tidak lama setelah itu, pria yang sedari tadi menghujam miliknya pun melenguh dan menembakan sesuatu disana. Cairan hangat bak lava mengalir keluar dari area sensitif Mela.

"Auhh," Mela sangat gembira karena sudah berhasil memuaskan suaminya dan menjadi istri yang berbakti. Tidak sadar tubuh Mela ambruk di atas bathtub, dan rupanya Mela tertidur karena kelelahan. Sementara pria itu langsung pergi dan mengutip semua pakaiannya.

****

"Astaga kenapa aku tidur disini?" gumam Mela saat mendapati dirinya di dalam bathtub yang sudah tidak terisi air.

"Apa semalam itu cuma mimpi? Tapi, kenapa rasanya begitu nyata. Ashh www!" Dengan susah payah Mela keluar dari bathtub dan kembali memakai handuknya. Saat tiba di kamar, Mela mendapati Dimas tengah tertidur pulas dengan pakaian lengkap dan juga sepatutnya. Mela tersenyum dan melirik ke arah jarum jam.

"Masih jam tiga pagi. Lebih baik aku sambung tidurku lagi," Mela masuk kedalam selimut yang sama dengan Dimas. Sesekali dia memeluk dan membelai dada Dimas yang tengah tertidur.

"Terima kasih mas, aku sayang kamu!" ucap Mela sebelum tidur. Pagi sudah mulai menyingsing, saat itu Dimas masih belum terbangun. Wajah Mela kembali merona saat mengingat kejadian tadi malam.

"Semalam sungguh nikmat mas. Bahkan sekarang aku menginginkannya lagi!" bisik Mela di telinga Dimas. Dengan sejuta keberanian Mela naik ke atas paha Dimas, tubuhnya yang polos dia goyang-goyangkan di atas batang milik Dimas. Bahkan mata Mela kembali terpejam merasakan sensasi geli dan nikmat di sana. Dalam tidurnya Dimas bermimpi jika Andin kekasihnya tengah bergoyang untuk memuaskannya.

"Akh, sungguh nikmat sayang!" Bibir Mela tersenyum saat mendengar Dimas memujinya.

"Sungguh?" kata Mela memastikan, tapi Dimas yang saat itu terkejut mendengar suara asing di telinganya pun langsung terbangun dan membuat Mela terjengkang kebelakang.

"Aaa!" teriak Mela saat dirinya terjatuh.

"Kamu! Apa yang sedang kamu lakukan kepadaku?" tanya Dimas emosi.

"Mas, aku cuma ingin mengulang rasa yang tadi malam kamu berikan padaku! Aku menginginkannya!" kata Mela dengan senyuman.

"Rasa apa yang kamu maksud? Jelas-jelas tadi malam aku pulang jam dua pagi. Tunggu dulu, jadi semalam kamu sudah-" Dimas sengaja menggantung ucapannya, dia terlalu bahagia mendengar berita ini. Akhirnya ada alasan juga dirinya berpisah dengan wanita Mela.

Mela dan Dimas menikah memang karena dijodohkan. Orang tua Dimas dan Mela adalah sahabat dekat sejak kecil, mereka berdua bertekad akan menjodohkan anak pertama mereka jika sudah dewasa nanti. Sebenarnya Dimas sangat ingin menolaknya, namun karena dia tidak ingin menyakiti hati ibunya dia menerimanya dengan terpaksa.

"Omong kosong apa ini mas? Bukankah semalam kamu begitu antusias menyentuhku. Lalu kenapa sekarang sangat munafik?" ujar Mela sedikit menahan sesak.

"Karena tadi malam aku memang tidak menyentuhmu sama sekali. Bahkan saat aku pulang kamu tidak ada di kamar. Paham." marah Dimas pada Mela yang kini tengah berkaca-kaca.

"Kamu bohong kan mas?" tanya Mela sedih.

"Untuk apa aku berbohong padamu. Jelas-jelas semalam aku tidur dengan Andin, dan kami melakukan apa yang kamu dan pria asing itu lakukan!"

Jeder..

Bak disambar petir, hati Mela hancur berkeping-keping. Bukan karena dia cemburu Dimas semalam dengan Andin. Hanya saja dia merasa sangat malu dan kotor, bisa-bisanya semalam dia menikmati sentuhan dari pria asing yang dia sendiri tidak tahu bagaimana rupanya.

"Sudah jangan pernah dekat-dekat dengan ku. Aku mau mandi, lebih baik persiapkan dirimu untuk menerima surat cerai dariku." Dimas pergi berlalu meninggalkan Mela yang saat itu tengah menangis.

"Jadi, semalam aku? Aaaaaaa," Mela teriak histeris, dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya setelah ini. "Aku kotor, aku,, aku sudah kotor?" gumam Mela sambil mencoba membersihkan tubuhnya.

"Jadi semalam siapa yang menodai ku?"