Chereads / Seandainya Saja / Chapter 8 - Hari yang menyebalkan

Chapter 8 - Hari yang menyebalkan

Sudah hampir satu jam Noval menunggu Andre di parkiran kampusnya. tetapi Andre tak kunjung datang.

"Lama banget.. di chat nggak dibales di telepon nggak diangkat, maksudnya apaan sih tuh orang, mana panas lagi... sengaja ngerjain gue kali ya" gumam Noval dalam hati kesal dengan duduk diatas motornya.

Sembari menunggu Andre, dia juga khawatir memikirkan Diana yang justru akan membencinya, dia takut atas apa yang dilakukannya kepada Diana tetapi dia tidak akan menyerah sampai mendapatkan jawaban dari Diana atas perasaannya itu.

Tidak lama kemudian. Andre keluar dan mengageti Noval.

'Dorr' Andre menepuk pundak Noval.

"Anjing... brengsek lu bang ngaget ngagetin aja, lu kemana aja sih lama banget nggak sesuai sama yang dijanjiin, udah 1 jam gue nunggu disini" ucap Noval dengan nyolot.

"Yaa maaf, tadi dosen gue datangnya telat, jadi pas jam waktunya keluar masih harus nyelesaiin pelajaran, yaudah deh yuk cabut dah di tungguin. Jawab Andre kepada Noval.

Noval langsung menghidupkan mesinnya, dan Andre bergegas menuju motor ninja nya yang diparkir tidak jauh dari motornya Noval. setelah siap mereka pun bergegas menuju ke outlet temannya.

Diana rebahan diatas kasurnya sambil memainkan game kesukaannya. setelah dia merasa bosan dia lalu menelepon Arini.

"Haloo...rin, kau lagi apa? Sibuk nggak?" tanya Diana didalam telepon.

"Hmm enggak sih, ada apa?" Jawab Arini.

"Temenin aku ke taman deket perpustakaan kota yukk, ada yang ingin aku ceritain, tapi kalo lewat telepon kurang enak" ucap Diana mengajak Arini.

"Oke boleh lahh... gue jemput sekarang yaa 20 menit lagi gue sampai" jawab Arini.

"Oke rinn.. hati hati yaa jangan ngebut ngebut" ucap Diana.

"Siap" jawab Arini, lalu memutuskan panggilannya.

Selesai telepon, Diana menaruh handphone nya lalu bersiap siap untuk pergi ke taman bersama Arini.

Diana berganti baju berwarna biru muda lengan pendek dengan dihiasi gambar kelinci putih ditengahnya, lalu menggunakam celana kulote berwarna biru jeans.

Setelah itu dia berarah ke cermin menggunakan bedak padat dan menggunakan lipbalm merah muda.

Lalu dia mengurai rambutnya, memberi jepit bunga bunga kecil bagian poninya, tidak lupa menyemprotkan parfum ber aroma manis ke bagian pakaiannya.

Setelah berdandan, dia keluar mengunci kamarnya, lalu memasang sepatu putih polos pada kakinya dan menalinya sampai rapi.

Diana menuruni anak tangga menuju balkon untuk menunggu Arini datang.

Tidak lama kemudian berbunyi suara klakson yang mendekat yang berasal dari mobil Arini, Diana berdiri meninggalkan balkon dan menuju mobil Arini.

Diana duduk didepan di samping Arini yang sedang menyetir.

"Nihh ada cemilan, lu makan" Arini menawarkan cemilan dengan menodongkan kripik singkok ke Diana dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya fokus menyetir.

Diana mengambil bungkusan kripik singkong lalu memakannya dengan melamun.

Arini melirik Diana, dia tersadar bahwa sahabatnya sedang galau karena kejadian tadi di sekolah.

"Udah deh nggak usah terlalu dipikirin, nanti cantiknya ilang loh" goda Arini untuk menghibur Diana.

"Ihh apaan sih gak jelas" Jawab Diana sambil memalingkan muka ke arah kaca mobil.

"Oh iya tadi Noval titip salam trus dia bilang minta maaf atas kelakuannya tadi" ucap Arini tersenyum dengan matanya yang sedang fokus menyetir.

"Udah tau" jawab Diana tanpa menoleh muka Arini, dia masih memalingkan muka dengan memandangi jalan raya dari dalam mobil.

"Kok udah tau? bukannya lo tadi pulang duluan ya?" tanya Arini sambil membelokkan mobilnya.

"Iya dia tadi udah chat aku, dia udah minta maaf" jawab Diana yang sedang memandangi jalan raya sambil memakan kripiknya.

"Oh ya? kok lo nggak cerita ke gue? terus terus lo maafin nggak?" tanya Arini dengan penasaran.

"Udah sih trus dia udah ngungkapin perasaannya" jelas Diana sambil tidak berhenti memakan kripiknya.

"Whatt?! are you serious?,trus gimana?, kalo cerita jangan setengah setengah dong" tanya Arini dengan rasa penasarannya yang semakin menjadi jadi.

"Yaa aku jawab lah aku masih trauma dengan ayahku, kau pasti tahu sendiri tembok kita terlalu tinggi" jawab Diana dengan mengerutkan dahinya.

"Astagaa.. Diana dengerin yaa.. lo nggak bisa nilai seseorang dari luarnya aja.. Noval dari luar emang pemalas, banyak masalah, nggak bisa dikasih tau, tapi kalo lo belum PDKT mana bisa lo tau tulus nggaknya dia, trus nih yaa nggak semua cowok kayak bokap lo, mungkin emang bokap lo aja yang hatinya masih tertutup waktu itu buktinya kan udah tobat".

"trus kalo soal agama, lo kan nggak tau dia jodoh lo apa enggak kalo jodoh juga pasti ada jalannya disegala ringangan ntah dia masuk agama lo, ntah apa lah hanya Tuhan yang tahu, kalo emang nggak jodoh yaa pasti kalian di pisahkan dan diganti yang lebih baik oleh Tuhan, sekarang lo ikutin aja alurnya jalanin seadanya pasrahkan semua pada Tuhan" jelas Arini dengan panjang.

"Iya sih rin... Lagi pula aku juga butuh sosok sandaran, aku juga belum pernah jatuh cinta, cuma tadi pas Noval pegang tangan ntah kenapa hatiku deg deg an banget, rasanya baru pertama kali aku ngerasain sensasi itu, aku belum pernah ngerasain sih sebelumnya" ucap Diana.

"Ya... Itu namanya lo udah baper, udah salting. lo pertimbangkan dulu aja pelan pelan, kalo saran gue nih yaa terima aja, siapa tau dia adalah sosok yang terbaik dan tulus" ucap Arini memberikan saran.

Setelah berbincang bincang sepanjang perjalanan, mereka sudah sampai di taman. Arini memarkir mobilnya dan mereka berdua turun menuju taman.

Sore itu di taman lumayan ramai pengunjung, meskipun cuaca agak mendung tetapi taman tampak sangat asri, burung burung berkicau, di pinggir taman ada 5 kursi kursi panjang tertata rapi yang diduduki oleh beberapa orang, ada yang suami istri saling merangkul, ada sepasang kekasih yang sedang menikmati cemilan sambil mengobrol, ada orang sendirian sambil memainkan handphone.

Dibelakang kursi banyak pohon pohon hijau yang membuat taman terlihat lebih cantik. disebelah pojok taman ada kolam ikan yang lumayan besar dipinggirnya di hiasi oleh bunga bunga warna warni.

Lalu ada 3 buah gazebo yang diisi oleh beberapa keluarga, ada juga yang sedang bersepeda pancal olahraga di sore hari, ada juga yang sedang jogging sore, dan balita yang sedang lari kesana kemari.

Didepan taman banyak para penjual makanan seperti nasi, bubur, bakso, mie ayam,kerak telor, sate, warkop, tidak lupa dengan penjual makanan ringan seperti cilok, cilor, telor gulung ditambah dengan penjual es, minuman dan mainan anak anak seperti balon.

Karena ramai nya pengunjung dan penjual disana membuat taman itu tampak hidup dan menyenangkan.

Mereka berdua tampak senang menikmati suasana taman sambil berkeliling taman.

Sedangkan Noval dan Andre sudah berada di otlet temannya itu.

"Oh jadi ini adek lo Ndre? lumayan mirip lah sama lo mukanya tipis tipis, kenalin nama gue Nando" ucap temannya itu sambil tersenyum.

"Noval" ucap Noval membalas senyumannya.

Mereka pun saling memperkenalkan diri dengan berjabat tangan.

"Noval, nama yang bagus, oke kita langsung bahas ke topiknya aja yaa... jadi gue kan baru baru ini buka toko pakaian distro, dan Alhamdulillah nya udah mulai rame pembeli, nahh otomatis gue butuh orang yang mau bantuin gue, akhirnya gue udah dapat 2 orang, satunya Andre kakak lo yang satunya lagi Raffi temen gue, temen kakak lo juga"

"Trus sekarang gue lagi butuh 2 orang lagi yang satunya buat promosiin lewat online, yang satunya lagi buat peragawan (model) produk gue, Alhamdulillah gue udah nemu dua duanya, lo, gue jadiin yang promosiin lewat online, yang satunya namanya Dimas kayaknya sepantaran lo, dia, gue jadiin modelnya, karena ini masih baru baru yaa... jadi gajinya masih 1jt/bulan, melihat perkembangan pemasukan kalo semakin rame gue naikin gaji sampai 2jt/bahkan lebih" jelas Nando sangat banyak.

"Trus untuk jam kerjanya? Berapa jam bang?" Tanya Noval pada Nando.

"Oh iya gue lupa jelasin. kalo bagian kasirnya yaitu gue sama abang lo 6/7 jam, sedangkan gue kan nggak kuliah jadi gue jaga toko ini sendiri selagi abang lo masih kuliah, kalo abang lo udah pulang kuliah langsung kesini jam 14.00-selesai. kalo Dimas sama kayak Andre 6-7 jam, soalnya dia udah lulus SMA cuma kan dia jadi model nggak mungkin selama itu promosi brandnya, jadi sisa waktunya gue suruh buat terima tamu/kalo ada pembeli gue suruh dia nawarin produk produknya, sedangkan lo gue kasih waktu kerja spesial tapi harus tertib, karna lo masih sekolah, lo bisa kerja dari rumah, nanti foto brand nya gue kirim ke email lalu lo post di sosmed, kalo ada waktu luang gue minta tolong bantuin gue ngefoto produk produk di toko, udah jelas?" jawab Nando lagi dengan panjang.

"Oke paham jelas" jawab Noval.

"Deal?" Ucap Nando.

"Deal" jawab Noval.

Mereka pun berjabat tangan.

Selesai percakapan panjang itu, Nando mempersiapkan makanan dan minuman kepada Noval dan Andre sebagai ucapan terimakasih karena mereka sudah membantu dalam bisnisnya.

Setelah mereka berdua menikmati jamuan dari Nando, mereka pun pamit pulang.

Sambil mengendarai motornya, Noval memikirkan apa maksud ucapan papanya di sekolah tadi, dia sudah yakin bahwa papanya jelas akan menghukumnya jika sudah berada dirumah.

Setelah sampai rumah, tampak dari kejauhan terlihat papanya Noval sedang duduk di teras sambil membaca koran.

Noval pun memasukkan motornya ke dalam garasi sambil berarah ke papanya.

"Kemana aja kamu jam segini baru datang?" Tanya papanya tanpa memandang Noval, papanya masih membaca koran.

"Emm anu pa... tadi Noval ada tugas tambahan dari gurunya, ya kan Val?" Ucap Andre yang mengambil alih pertanyaan papanya.

"Oh iya pa, bener bener tadi kelas Noval ada tugas tambahan dari bu Maria" jawab Noval seakan akan salting.

Noval dan Andre ekspresinya yang sedang kebingungan, Noval tidak tahu apa alasannya Andre berbohong kepada papanya itu.

"Kalian berdua masuk, ada yang ini papa sampaikan kepada kalian berdua" ucap pak pak Johan ayah mereka berdua.

Selesai mendengar perintah dari pak Johan, Noval dan Andre pun langsung masuk ke dalam rumah.

"Noval? Apa maksud dari pak Haryono tadi? apa benar kamu sering terlambat?, jawab!!" bentak pak Johan dengan sangat marah.

"Benar pa" jawab Noval dengan tegang.

"Noval Noval, bukannya papa setiap hari melihatmu berangkat pagi? lalu apa yang membuatmu sering terlambat? kalau alasannya itu karena macet itu sama skali tidak masuk akal, jawab Papa dengan jujur. ucap pak Johan dengan emosi yang masih memuncak.

Noval hanya terdiam, dia tidak memberikan alasan karena dia memang berusaha untuk menyembunyikannya.

Sebenarnya Noval sering terlambat karena dia masih nongkrong dengan kawan kawannya yang sudah putus sekolah, kawan kawannya itu memiliki base camp yang tidak jauh dari rumahnya, karena di pagi hari teman temannya sudah kumpul disana untuk mengamen. Sedangkan Noval tidak ikut mengamen karena dia harus sekolah dan hanya menyempatkan untuk ikut nongkrong.

"Kenapa diam saja Noval? jawab!!" bentak pak Johan dengan lebih keras.

Mendengar suara pak Johan yang semakin keras membuat mama Noval (bu Laura) keluar dari dapur yang sedang membantu mbok Tinah yang sedang memasak.

"Ada apa sih pa? Bisa nggak sih kalau ngasih tau itu yang lembut, ditegur yang baik, kasih Noval nafas dulu biar dia jelasin semuanya" ucap mama Noval dengan nada agak tinggi pada suaminya itu.

"Ya ini nih hasilnya, kalau kamu terus memanjakan anak, nggak makin rajin makin males" tegur pak Johan kepada istrinya dengan tegas.

"Noval, jelasin kenapa kamu sering terlambat?" Tanya mamanya yang kini merasa ikut kesal karena suami dan anaknya itu.

"Macet ma pa, percuma juga kan Noval jelasin? papa juga nggak akan percaya" jawab Noval dengan sangat kesal.

"Kalau memang alasannya itu, kamu harus berangkat lebih pagi lagi. papa akan beri kamu hukuman mulai besok untuk tidak usah membawa motor ke sekolah, papa akan memperbolehkan kamu bawa motor kalau kamu bisa mendapatkan nilai yang lebih bagus, lebih rajin dari hari ini" ucap papanya dengan tegas.

"Lahh?? Kok gitu sih pa? Nggak bisa gitu dong, trus Noval berangkatnya naik apa? taxi gitu?ojek gitu? Noval nggak setuju dengan hukuman itu" jawab Noval kesal dengan menolak hukuman papanya itu.

"Berani kamu bantah papa?! mau jadi apa kamu?! papa yang akan antar kamu mulai besok, kalo papa nggak bisa antar, kakakmu yang akan mengantar, sekarang papa minta kunci motormu" jelas papanya yang emosinya sudah sedikit mereda.

"Pa, kenapa sih harus motor Noval yang disita? apa nggak ada kek hukuman yang lain selain itu?" bantah Noval dengan nada sedikit tinggi.

"Noval!! Yang nurut sama papamu, kamu memang harus diberi hukuman, kalau kamu nggak diberi hukuman, kamu akan tetap menjadi pemalas tidak akan berubah" bentak mama Noval yang kini ikut merasa emosi.

"Noval capek... papa seakan akan hidup tanpa pernah melakukan kesalahan, papa selalu nuntut Noval untuk menjadi orang yang sempurna, papa tidak pernah mendengarkan pendapat Noval, tidak pernah sedikitpun. papa selalu memaksa Noval buat ngelakuin apa yang papa ingin, papa hanya bisa mengancam!!" bentak Noval dengan sangat kesal lalu melemparkan kunci motornya ke tengah tengah mereka.

Noval, berani ya kamu sama papa, lihat saja kamu" bentak papanya kepada Noval yang sedang berjalan menuju kamarnya

Tanpa menggubris ucapan papanya, dia langsung meninggal keluarganya, dan berarah ke kamarnya sambil menutup pintu kamarnya dengan sangat keras, dia benar benar sangat marah pada papanya yang terlalu keras dan banyak menuntut.

"Kamu juga Ndre. Jadi kakak harus beri contoh yang baik. terusin aja ikut band band nggak jelas itu, menghambat konsentrasi mu untuk kuliah" tegur Papanya kepada Andre.

Andre menghela nafas panjang untuk menahan emosinya, dia tahu kalau berdebat dengan papanya pasti akan kalah, dia hanya mengangguk lalu pergi menuju kamarnya.

Sedangkan Noval sudah berada di didalam kamar, Noval membanting tasnya ke arah meja belajarnya, lalu membaringkan tubuhnya ke atas kasur dengan sangat keras.

"Aku memang lah hidup dengan kaya, tapi uang bukan lah segalanya, aku hanya ingin mempunyai seorang papa yang menghargai semua pendapat dan keputusanku, dan mama slalu menuruti apa perkataan papa, mama hanya menghiburku bukan melindungiku" gumam Noval dalam hati dengan sangat kesal.

Keluarga Noval memanglah termasuk harmonis dibandingkan keluarga Diana, hanya saja kedua orang tua Noval tidak pernah mendukung setiap pendapat dan keputusan Noval, sedangkan Diana masih memiliki seorang ibu yang sangat mendukungnya, tidak pernah menuntut Diana, karena setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.

Di taman tempat Diana dan Arini.

Diana dan Arini sudah 1 jam di taman, mereka berdua berkeliling dan duduk duduk di pinggir taman, mereka sudah menikmati taman tersebut dengan membeli es krim atau cemilan lainnya.

"Oh jadi itu yang mau lo ceritain? ternyata udah dibahas di mobil tadi. yang penting jangan terburu buru mengambil keputusan, jangan gegabah, cuma itu tadi saran gue. udah jam segini, dah yuk kita pulang, kita udah lama disini menikmati taman yang indah ini. ucap Arini kepada Diana.

"Salam ya ke papi, mami, oh iya ke Vanesa juga, kapan kapan aja main ke rumahmu" balas Diana kepada Arini.

Vanesa adalah adik Arini yang masih kelas 3 SD, Arini dan Diana memiliki jarak usia yang sangat banyak, karena maminya hamil tua saat hamil anak keduanya itu.

Selesai pembicaraan itu, Diana dan Arini bergegas ke mobil yang ada di parkiran taman, Arini pun lalu mengantar Diana pulang.