Chereads / Re Eternity / Chapter 2 - Chapter 1 : SMA Khusus Penyihir

Chapter 2 - Chapter 1 : SMA Khusus Penyihir

"Kuagh- Sesuai Janjimu Noir , suatu hari nanti Kita akan bertarung lagi ... Tetapi Bukan sebagai Lawan , Melainkan sebagai Kawan!"

"Ya Mythos , suatu hari nanti Kita akan bertarung lagi ... Sesuai permintaanmu." Noir menusuk Tubuh Mythos menggunakan Tujuh Pedang besar Hingga mengeluarkan sebuah cahaya yang sangat terang.

Chapter 1 : SMA Khusus Penyihir

Ugh- Ternyata mimpi itu lagi , Sudah lebih dari 50 kali Aku melihat mimpi tersebut secara berulang ulang ... Noir dan Mythos adalah dua nama yang selalu saja muncul di kepalaku selama beberapa Bulan ini.

Mereka tampak terus bertarung tanpa henti , Terlebih sepertinya mereka bukan manusia ... Noir lebih tampak ke seekor monster berwujud Malaikat jatuh , sementara Mythos lebih tampak ke seorang Monster Berbentuk Manusia raksasa.

Itu dibuktikan lagi karena saat Aku bermimpi melihat mereka , banyak sekali mayat berserakan ... Mayat mayat itu seperti seorang manusia yang mati akibat perang.

Tetapi ... KRIIING!

"Ada apa ini? ... Todo-sensei?" Mendengar panggilan dari Todo-sensei , Aku pun langsung mengangkatnya.

"Ohayo Sensei , Ada perlu apakah anda dengan saya?"

"Ohayo Shin-kun , Aku menelfonmu karena hanya ingin bilang Aku ada urusan sebentar di bandara ... Jadi untuk sementara waktu Aku tidak bisa menghubungimu , Maaf ya."

"Jadi seperti itu ya , Baiklah Sensei hati hatilah di jalan."

"Iya Terima kasih." Seketika Todo sensei menutup telfon itu setelah memberitahuku kalau dia ingin kebandara.

Aku pun sepertinya juga harus berangkat ke sekolah saat ini ...

Namaku Shin Minakata , Umurku 17 Tahun , Aku memiliki rambut panjang berwarna hitam dengan dua warna mata berbeda ... Aku Merupakan Murid SMA Khusus penyihir saat ini dan Juga anak didik Kepala Sekolah Todo Shinigami.

Aku merupakan murid yang bisa dibilang tidak terlalu gemilang di berbagai nilai akademis , terlebih matematika ... Sebagai murid Sekolah khusus penyihir , tentu saja Di wajibkan mampu menguasai sihir tipe apapun itu ... Namun untuk diriku berbeda , Hal ini karena Aku tidak bisa memakai sihir sejak kecil dan hanya bisa memanipulasi darah.

Dimana saat ini situasiku sedang masuk masa terburuknya , Yaitu dimana semua orang sudah mengetahui kemampuan memanipulasi darahku dan mulai menjauhiku ... Di mata Dunia saat ini , Sihir darah adalah hal tabu dan paling terlarang , bahkan tidak segan pemerintah akan menghukum mati si Pengguna jika kedapatan menggunakan sihir darah di depan umum.

Aku bisa hidup sampai saat ini karena bantuan Todo-sensei sejak Awal Aku di tangkap dan hampir di beri hukuman mati.

Aku tinggal di sebuah Asrama campuran sendirian , Asrama khusus pria telah penuh karena banyaknya murid disana.

Sehingga Karena hal itu Todo-sensei memintaku untuk tinggal disini sementara , Ia mengatakan kepadaku untuk jangan takut bersosialisasi dengan siapapun ... Namun jika Aku bersosialisasi pasti akan ada yang memandangku jijik.

"Untuk Apa sih Aku memikirkan hal itu? Lebih baim Aku mandi." Setelah memutuskan untuk mandi , Aku pun langsung membilas bersih seluruh badanku lalu memakai seragamku dan pergi ke sekolah.

...

Didalam perjalanan ke sekolah banyak sekali siswa serta siswi yang terus membicarakan diriku , Bahkan terkadang ada yang melempariku dengan batu dan kaleng soda karena tidak menyukai diriku.

"Pergi Dari Sini Kau Dasar Makhluk Hina!" Seperti itulah Aku di mata mereka.

Todo-sensei menyuruhku untuk terus mengabaikan hal itu dan lebih fokus ke dalam pelajaran ...

...

Saat di kelas sekalipun , Guru ku berperilaku tidak Adil hingga dia memberikan Soal Ujian yang berbeda dari semuanya.

"Permisi Ibu , Tapi inikan-"

"Sampah sepertimu lebih baik diam , masih beruntung kau diterima disini karena kebaikan kepala Sekolah."

"Ba-Baik , maafkan saya."

Setelah mendengar apa yang guruku katakan , Aku kembali duduk ke bangkuku dan kembali mengerjakan ujianku dengan tenang.

...

Setelah ujian selesai , Aku pun berjalan ke arah meja guru untuk memberikannya ... Namun seperti biasa guru itu malah menaruh Kertas Ujianku di lantai bahkan mengambilnya dengan tangan jijik.

"Sudahlah kembali duduk sana."

"Ba-baik." Aku hanya menurutinya , Karena saat ini Aku tidak lebih dan tidak kurang hanyalah parasit saja.

Selama pelajaran dimulai , ada beberapa anak yang terus melempariku dengan surat yang bertuliskan ...

"Ibumu Itu Pasti sangat menyesal melahirkan Dirimu Ahahahaha , Iblis berwujud manusia Hahaha!"

Pasti dan pasti ada yang mengirimu kertas ini , Bahkan tidak jarang dari mereka menghina orang tuaku dengan sebutan yang sangat kotor.

Walaupun Aku marah , Aku harus tetap menjaga emosiku , Karena jika sampai Aku memukul mereka maka pihak pemerintah pasti akan bergerak dan mengeksekusiku.

Mereka tidak akan memperdulikan perkataan siapapun , jika sudah bersangkut pautan dengan Penyihir Sihir Darah.

Bahkan setelah kelas berakhir sekalipun , Beberapa dari mereka ada yang membuliku dengan memukul dan melempari berbagai ke kepadaku.

"Hahahahah Lihatlah si Kutu itu! Dia bahkan tidak bisa berkutik saat Kita melemparinya!"

Huh~ sudahlah lebih baik Aku pulang , Jika Aku pulang tidak tepat waktu pasti Todo-sensei akan membunuhku.

"Oi Oi kau itu mau pergi kemana!" Tiba tiba saja seorang murid dari kelasku berdiri menghalangi jalanku , yang ingin keluar dari kelas.

"A-Aku ingin keluar dan pulang."

"Hah! Kau itu bodoh Ya! Seekor hewan sepertimu mana ada memiliki Rumah! Apakah kau itu bodoh?"

"Ma-Maaf , tetapi bisakah-" BRAK! Tiba tiba saja murid yang tadi menghalangiku , memukul diriku sangat kuat hingga membuatku terlempar ke dinding kelas.

Pukulan itu sepertinya menyebabkan tulang rusukku patah dan lenganku tergeser.

Walau Aku sudah menahan rasa sakit , Sepertinya ini masih belum cukup karena rasa sakitnya masih terus terasa.

Disaat saat Aku merasa kesakitan , Murid murid itu tertawa terbahak bahak dan mulai Menginjak injak diriku.

Mereka terus mencaci maki diriku layaknya binatang kotor hingga sore hari.

...

Setelah sore hari tiba , Mereka yang sepertinya telah puas pun pergi dari hadapanku , yang terus menggeliat menahan rasa sakit.

"Ini Sudah Jam 18.00 , Sensei pasti akan memarahiku ... Uagh- Aku Harus pulang." Walaupun kakiku sudah mulai pincang , Aku tetap memaksakannya untuk berdiri dan berjalan pulang menuju ke Asrama.

...

Didalam perjalanan pulang semuanya terasa nyaman dan tenang , tidak ada murid yang berkeliaran karena ini adalah jam pengecekan.

Biasanya jam pengecekan di mulai pukul 17.30 , lalu berakhir jam 18.30 ... Dan saat itu kemungkinan Todo-sensei sudah berada di Kelasku sambil bersiap memarahiku.

...

Beruntung saja setelah Aku sampai di asrama , Aku menyadari bahwa Ada lift yang bisa ku gunakan untuk sampai ke kamar.

"Agh- Ternyata masih belum bisa terlalu digerakan." Aku menekan tombol Lift itu ke Nomor 4 Karena kamarku berada di lantai keempat.

...

Setelah lift sampai di lantai keempat , Aku pun berjalan keluar sambil menahan pakaian ku.

Aku khawatir Todo-sensei akan marah jika Aku terlibat suatu masalah , Terlebih sepertinya dugaanku benar ... Dia sudah ada didalam kamarku.

"A-Aku pulang." Ujarku.

"Akhirnya Kau pulang Shin-Kun!"

"To-todo sensei? Ma-Maaf kan Aku pulang terlambat."

"Yah Jika kau bisa menjelas- ... Oi tunggu sebentar , Apakah kamu baru saja berkelahi!?"

"Ti-Tidak , Mana mungkin Aku berkelahi."

"Benar juga ... Tapi noda ini , Hei Shin ... Apakah kamu baru saja di rundung!"

"A-Ah tidak kok , Itu hanya sebuah kecelakaan." Ujarku sambil berbohong.

"Dasar pembohong , 3 tulang rusukmu patah , lenganmu tergeser ... Secara logika sekalipun orang akan tau bahwa itu Hasil dari perundungan bahkan perkelahian." Tiba tiba seorang gadis cantik muncul di kamarku dan mengatakan semua itu.

"Si-Siapa kau!"

"Aku? ... Perkenal diriku Rakyat jelata , Namaku Artoria Sylva , Putri Bangsawan utama Sylva."

"A-Apa Bangsawan!?" Ba-Bagaimana seorang bangsawan ada disini!?