Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kupu-Kupu Senja

🇮🇩Hafidzha_mtahir
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.3k
Views
Synopsis
Arini Almaira adalah putri tunggal dari pasangan yang terpandang di kota Jakarta. Sejak kecil dia di didik dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Karena didikan tersebut Arini tumbuh menjadi gadis cantik yang memiliki kepribadian lembut dan berbudi pekerti. Namun naas orang tua Arini meninggal karena kecelakaan pesawat saat perjalanan menuju Singapura. Yang membuat Arini harus tinggal dirumah dan hanya di temani para pembantu dan juga penjaga rumah. Pribadi yang lembut dan berbudi pekerti itulah yang membuat Banyu menjadi jatuh hati Arini. Selain parasnya yang mempesona hatinya pun sangat cantik dimata Banyu. Begitu pula dengan arini yang sangat mencintai Banyu, lelaki sederhana yang penyayang dan pekerja keras membuatnya sangat mengagumi sosok banyu. Namun, keadaan berubah setelah arini mengalami kecelakaan dan menyebabkannya koma selama dua bulan dan kemudian membuatnya amnesia. Keadaan ini yang membuat Arini melupakan segala hal tentang Banyu. Keadaan ini pula yang ingin di manfaatkan oleh Arta. Lelaki ambisius yang sejak lama sudah menaruh hati pada Arini, namun arini tidak membalas perasaanya dikarenakan sifatnya yang tidak disukai oleh Arini. Arta mengaku bahwa dialah calon suami dari Arini dan akan menikahinya dua bulan lagi. •Apakah Arini akan mempercayai arta? •Bagaimana nasib Banyu setelah kecelakaan Arini? •Apakah Arini dan Banyu akan bersatu? Yuk cari jawabannya sama-sama:) Happy Reading.
VIEW MORE

Chapter 1 - Arini dan Banyu

Langit yang berhamaparkan awan kelabu serta di sinari cahaya rembulan yang redup, bintang-bintang nampaknya tidak lagi manampakkan diri sebagaimana seharusnya dia menemani sang rembulan menerangi malam. Masih terdengar beberapa suara titikan air dari langit yang jatuh ke bumi yang diselimuti kabut tipis yang menambah sejuknya malam itu.

Dari kejauhan terlihat sepasang remaja yang sedang duduk memadu kasih di bangku taman pinggiran kota. Entah apa yang sedang mereka pikirkan sampai-sampai mereka bisa duduk dengan hanya beratapkan langit saat suasana mendung selepas hujan yang mengguyur kota jakarta.

"Banyu". seruan yang keluar dari mulut Arini. perempuan cantik, berambut hitam panjang yang bergelombang, dengan tatapan penuh makna dari mata indah berbuah hitam kecoklatan serta lesung pipit yang senantiasa menghiasi pipi di setiap senyumannya.

Lelaki berambut hitam, berkulit putih langsat, memiliki mata hitam legam yang di hiasi oleh bulu mata yang lentik itu membalas seruan Arini dengan senyuman yang terpancar di bibir tipis merah muda miliknya.

"Iya Arini" Jawabnya sembari menatap perempuan cantik yang berada di depannya

"Aku mencintaimu" menyipitkan kedua matanya yang indah disertai senyuman yang menghiasi pipi ranumnya.

"Aku juga mencintaimu Arini Almaira" balas banyu dengan tatapan yang dalam sambil memegang wajah kekasihnya yang dingin, dan di akhiri dengan kecupan yang mendarat di kening Arini. Arini yang menerima perlakuan itu hanya menutup mata dan memegang tangan Banyu.

"Banyu, apa kita bisa sama-sama terus?" Tanya Arini berbalik menatap banyu dengan mata yang berbinar memandangi laki-laki pemilik mata berbuah hitam berhias bulu mata lentik, berkulit sawo matang, yang menambah manis perawakan laki-laki yang saat ini berada di depannya itu.

"Aku gak bisa janji untuk itu, tapi Aku akan selalu ada untuk kamu Arini." ucap Banyu tersenyum sembari menatap kedua mata yang berbinar di depannya. senyuman itupun di balas oleh Arini dan dia kembali bersandar di pundak milik banyu

***

Waktu menunjukkan pukul 11.30. Menunjukkan bahwa malam semakin larut dan pertanda Arini dan Banyu harus mengakhiri pertemuan mereka.

"Astaga..." Arini terperanjat kaget dari tempat duduknya sambil melihat arloji yang melingkar di tangannya.

"Banyu, sekarang sudah larut. aku harus pulang. takut di cariin sama bi ningsih". risaunya

"Oke, aku yang antar kamu pulang yah?" Sembari menarik tangan Arini menuju motor tua yang selalu di gunakannya untuk menjemput rezeki.

"Eh ngga usah, aku bisa telfon supir dirumah buat jemput". tolak Arini pada tawaran banyu.

"ga boleh nolak loh yah. ini perintah" sambil menunjukkan muka datar, dan tatapan sinis kepada Arini.

Arini yang melihat itu sontak merasa gemas kepada lelaki yang telah duduk di atas motor menunggunya.

"Hm.. Lucunya pacarku ini". ucapnya sambil menahan tawa yang ingin lepas dari kerongkongannya.

"Baiklah paduka Banyu Aksa. Hamba akan menuruti perintahmu" sambungnya dengan nada mengejek kepada Banyu serta tangan yang di letakkan di dada dan kemudian membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.

Melihat itu Banyu hanya bisa menahan tawa karena tingkah wanita cantik yang saat ini bersamanya.

"Baiklah hambaku, sekarang aku perintahkan kau untuk duduk bersamaku di atas motor ini" Ucapnya sambil memakaikan helm untuk Arini.

" biarkan aku dan motor ini yang mengantarmu pulang dengan selamat" Sambungnya disertai senyuman yang selalu menghias di wajahnya. Sambil memakaikan helm untuk Arini

Keduanya saling bertatapan dan tak sanggup menahan tawa, akibatnya tawa mereka lepas bersama. setelah helm terpasang di kepala Arini, langsung saja Arini bergegas menaiki kendaraan milik banyu.

"Gimana? udah siap?" tanya banyu memastikan kesiapan Arini.

Arini hanya mengangguk tanda bahwa dia sudah siap menempuh perjalanan bersama banyu.

Selama di perjalanan Arini dan Banyu hanya diam tanpa sepatah kata yang keluar dari bibir keduanya. Arini sangat menikmati perjalanan bersama banyu dengan tangannya yang dilingkarkan di perut dan kepalanya bersandar di pundak milik banyu.

sesampainya di depan gerbang rumah Arini, Banyu berpamitan dan tak lupa kecupan di kening Arini yang mengakhiri pertemuan mereka.

lambaian tangan Arini pun mengiring kepergian Banyu, perlahan-lahan banyu pun tak terlihat lagi oleh mata arini.

***

[POV Arini]

Arini sampai di depan pintu rumah

"Malam neng rini" sapa para penjaga rumah kepada Arini

"Malam pak murti.. gimana pak? Aman?"

"Beuhhh.. Aman neng, Aman" jawab penjaga rumah yang berperawakan kekar sambil tersenyum hingga gigi-giginya terlihat.

"Jangan lupa ngopi yah akang-akang semua" ucap Arini sambil tertawa dan pergi berlalu menuju kamarnya.

belum sampai dikamar, Bi ningsih lalu menghadangnya sembari bertanya kepada Arini

"Dari mana neng geulis?" Tanya perempuan berbadan tambun itu

"hehehe.. dari ketemu mas ganteng bi" jawabnya dengan senyum sumringah yang menghiasi wajah cantiknya.

"hummm.... pantas aja pulangnya gak ingat waktu.. ternyata abis.." ujarnya dengan nada yang menggoda Arini

"Ihhh bibi.. pikirannya" potong Arini di sertai tawa yang pecah mengisi ruangan itu.

"ya sudah kalau gitu bibi mo istrahat yah neng. Eneng juga istrahat yah"

"Iya bi Ningsih sayang" memeluk orang yang telah merawatnya setelah kepergian orang tuanya itu.

{Sampai di kamar}

Arini bergegas ke kamar mandi, untuk membersihkan diri dari kotoran-kotoran yang menempel di badannya, setelah itu dikenakannya baju piyama pendek berwarna merah bercorak hitam miliknya, dan membanting dirinya ke atas kasur berwarna putih itu.

"hufftt.. akhirnya bisa rebahan" hela nafasnya terdengar menemani setiap kata yang barusan keluar dari bibirnya.

"Ehh iya Banyu sudah sampai apa belum yah?" Tanyanya dalam hati yang tiba-tiba mengingat akan Banyu.

"Kirim pesan aja deh hehe.." sambungnya sambil menyeringai

{isi pesan}

"Banyu"

"Sudah sampai?"

"hm belum sampai yah? ya sudah hambamu ini tidur duluan yah.. hati-hati di jalan. kalau udah sampe jangan lupa cuci kaki, Cuci muka, baca do'a sebelum tidur yah hehehe.. Terimakasih untuk Hari ini:*".

Begitulah isi pesan yang dikirimkan Arini untuk banyu dengan harapan mendapatkan balasan segara. tetapi itu semua tidak terjadi yang akhirnya membuatnya perlahan-lahan terlelap dalam penantian kabar dari banyu.

[POV Banyu]

Banyu baru saja sampai di rumah dan kedatangannya di sambut oleh ibunya dengan pertanyaan yang sama yang di lontarkan oleh bi ningsih kepada Arini.

"Kaka dari mana?"

"Dari ketemu sama Arini bu" ucapnya ragu-ragu. sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.

"hmm.. kaka ibu sudah sering nasehati kaka.. kalau kita dengan dia itu ngga sebanding.. keluarga mereka ga bakal bisa nerima kita ka. Coba sekali-sekali dengar yang ibu minta ini banyu".

*Langkah banyu terhenti

"Arini tidak seperti apa yang ibu sangkakan. tolong jangan nilai dia dari apa yang ibu lihat sekilas" Banyu berkata dengan nada dingin tanpa berbalik kepada ibunya.

mendengar itu ibu banyu kemudian mencoba menjelaskan lagi tetapi ucapan itu tidak dihiraukan oleh Banyu.

Banyu berlalu meninggalkan ibunya dan segera setelah dia sampai di kamar, langsung saja dikuncinya pintu. dan bergegas membersihkan badannya

"hmm.. hari yang melelahkan" ujarnya sambil menggaruk rambut yang basah dengan handuk putih yang berada di genggamannya

"drrttt.. drrtt.." suara getaran ponsel terdengar oleh telinga banyu. ia pun langsung mengarahkan pandangannya pada ponsel yg berada di atas kasur itu.

di genggamnya ponsel itu dan dilihatnya kira-kira siapa yang mengirimkan pesan untuknya selarut ini. seketika senyumnya merekah melihat nama yang tertera di layar ponsel miliknya. dibacanya pesan itu dan hendak di balasnya, tetapi semua niat itu ia urungkan dan memilih membiarkan pesan itu.

ia duduk di tepi kasur sambil merenungi perempuan yang amat di cintainya itu

"Hm.. Andai ibuku merestui kita, aku rasa kita gak akan sesulit ini rini" ujarnya sambil membanting badan dan menutup mata yang mengalirkan buliran air mata

"Aku harap kamu akan tetap bersamaku Arini, aku akan selalu mempertahankan hubungan kita, aku akan selalu bersamamu..."

ucapannya yang selalu di ulang tiap malam itu perlahan-lahan hilang.