Chereads / Prolet / Chapter 23 - Episode-Proklamasi Patah Hati

Chapter 23 - Episode-Proklamasi Patah Hati

Prolet melihat ke kanan kiri. Pemuda ini sedang memastikan keadaan aman. Benda yang dibawanya ini penuh rahasia. Orang-orang tidak boleh mengetahui rahasia ini. Cukup dia saja yang tahu. Orang-orang yang menitipkan amanah tanda tangan akan sangat malu dan marah kalau sampai ini dibaca khalayak. Ini rahasia besar yang dirangkum dalam 5 lembar kertas bergambar hati yang koyak. Rahasia besar laki-laki yang dengan kompak menyatakan perasaannya. Sebuah proklamasi yang bukan tentang kemerdekaan!

Setengah berlari Prolet menuju mejanya. Buru-buru mencari amplop di laci. Memasukkan lembaran kertas lalu menghempaskan diri di tempat duduk dengan lega. Prolet merasa dirinya menjadi seorang agen rahasia yang sedang menyelamatkan sebuah informasi sangat berharga dari musuh negara.

Tiga hari terakhir Prolet menjadi orang paling sibuk di kantor. Mondar mandir tidak karuan mengerjakan tugas dari Pak Adm. Menemui orang-orang di kantor satu persatu untuk memulai sebuah petisi yang istimewa. Petisi dan proklamasi mengenai patah hati bersama. Raisa Andriana memutuskan mengakhiri masa lajangnya. Menikahi seorang laki-laki. Padahal seharusnya Raisa menikahi Indonesia karena Raisa milik bersama seluruh laki-laki negeri ini. Pujaan hati bersama, begitu kira kira.

Prolet punya keyakinan, kalau mungkin Cak Lontong melakukan survey terhadap 100 lelaki di negeri ini, maka 99 di antaranya akan mengatakan satu hal yang sama; patah hati. Lalu siapa 1 orang yang berbeda itu? Prolet tentu akan menepuk dada dan mengatakan, aku!

Hanya satu orang yang akan membuat Prolet patah hati. Malah bisa jadi patah badan. Meringkuk berhari-hari di pojokan. Itu akan terjadi kalau sampai Tuan Puteri membuat hatinya berantakan. Oleh sebab itu Prolet merasa tanpa beban melaksanakan tugas dari Pak Adm. Dia menyukai suara merdu Raisa. Dia menyukai wajah klasik Raisa. Dia menyukai gaya aristokratik Raisa. Tapi untuk patah hati lalu ikut rombongan patah hati bersama? Jelas tidak!

-------

Suara gaduh memasuki ruangan administrasi mengejutkan Prolet. Para lelaki di kantornya berdatangan sambil memasang muka kuyu. Sahwat paling dramatis. Wajahnya hampir mewek seperti Donal Bebek dimarahi Paman Gober. Prolet ternganga. Ini mah hampir semua lelaki di kantor. Hampir semua. Kecuali Bos Kecil. Waaahh, ini hebat, pikir Prolet keheranan. Bos Kecil setahunya adalah penggemar fanatik Raisa. Tapi tidak termasuk dalam rombongan melankolis ini. bahkan seingat Prolet, tidak ikut juga menandatangani proklamasi patah hati.

Suara gaduh mirip dengung lebah kebingungan itu langsung terhenti begitu Bos Adm mengangkat tangan memberi isyarat diam;

"Teman-teman semua, sesuai dengan kesamaan dari perasaan dan hati kita, maka kita akan membacakan proklamasi patah hati bersama hari ini di kantor ini. Jangan lupa Prolet akan memvideokan proklamasi ini. Kita akan upload di youtube. Kita harus viralkan proklamasi patah hati bersama ini sebagai bentuk protes kenapa kekasih Indonesia akhirnya harus menyerahkan diri dan hati kepada satu orang saja."

Semua orang mengangguk-angguk seperti burung dekuk. Setuju. Prolet menyambar amplop berisi proklamasi patah hati, lalu diserahkan kepada Bos Adm yang mukanya masih tertekuk. Prolet mengambil kamera dan tripod di lemari serta memasangnya dengan hati-hati. Video ini harus bagus dan unik.

Tugasnya cukup berat. Prolet tidak terbiasa dengan alat-alat ini. Orang-orang yang paham bagaimana membuat video bagus di kantor ini tidak mau melakukannya. Mereka juga patah hati. Mereka juga ingin terlihat di video ini ketika proklamasi. Jadi tidak ada yang mau jadi operator. Semua menunjuk Prolet sebagai operator karena Prolet telah tegas mengatakan bahwa dia tidak patah hati sama sekali.

Fiuuuuhhh....Prolet sampai berkeringat. Menyiapkan alat-alat yang tidak biasa digunakan sambil harus terus mendengar gerutuan lalu lalang di telinganya.

"Lama sekali Prolet...ayooo."

"Iya nih lama, keburu muka kuyuku segar lagi..."

"Ayo Prolet!....aku udah dari tadi mengoleskan bawang ke mataku...ih gimana sih!"

Ah beres! Prolet menghela nafas lega. Semua orang sudah di posisi masing-masing. Pak Adm berdiri di posisi paling depan sambil memegang teks proklamasi patah hati. Orang-orang berbaris di belakangnya dengan rapi namun sendu. Suasana terasa sangat pilu. Memang patah hati itu membuat udarapun seolah ragu-ragu. Dingin dan beku.

Sebelum Prolet mengangkat tangan tanda dimulainya proses shooting, pintu terbuka. Seorang wanita berbaju perawat masuk sambil mendorong kursi roda. Bos Kecil! Semua mata tertuju kepada wajah yang lebam biru itu.

Bos Kecil mengangkat mukanya yang sembab. Sepertinya bukan karena airmata, namun lebih pas jika disebut bekas kejedot pintu.

"Maaf, saya terlambat kawan-kawan sehati. Saya melamun sepanjang jalan waktu berkendara ke kantor pagi ini. Patah hati ini membuat saya terus terusan melamun dan tidak waspada. Pohon asam di pinggir jalan tadi saya pikir Hamish suami Raisa. Saya senggol saja supaya dia tahu rasa! Eh inilah hasilnya. Saya babak belur! Ayo kita selesaikan proklamasi ini!"

Prolet ternganga. Sekarang dia yakin proklamasi patah hati ini akan viral!

--------