Chereads / Reinkarnasi-Palagan / Chapter 22 - Bab 22

Chapter 22 - Bab 22

Raja memacu motornya dengan kecepatan sedang. Ini misi pengintaian. Dia tidak boleh terlihat mencurigakan. Tadi pagi, bersama Kedasih dan Babah Liong, Raja membuat dan mempelajari beberapa rute yang bisa ditempuh agar sampai ke Bubat. Wilayah Bubat sendiri tidak bisa dipantau secara magis maupun citra satelit oleh Babah Liong. Tempat itu dipagari secara sempurna oleh Mada. Baik dari kekuatan magis maupun pindaian satelit. Trowulan tidak bisa dilacak karena Mada menggunakan teknologi pengacak sinyal satelit. Mada tidak kalah dengan Babah Liong mengenai teknologi maupun kekuatan magis.

Ada 3 rute yang sudah dipersiapkan oleh Raja sebelum berangkat. Ketiganya melalui jalur yang sangat berbeda. Jalur 1, Raja harus melewati banyak pedesaan sebelum sampai di Trowulan. Jalur 2, Raja mesti melintasi perbukitan dan hutan Jati. Jalur 3, Raja mengambil jalur jalan raya yang ujungnya akan bertemu dengan kota Kecamatan Trowulan.

Siang ini Raja mengambil jalur 1. Besok jalur 2 dan lusa jalur 3. Dia akan melakukan pengenalan jalur masing-masing 3 kali dari setiap rute. Mempermudah rute melarikan diri jika ketahuan dan juga mengenali setiap sisi detail medan. Dalam setiap keberangkatan, Raja akan dibekali beras yang telah dimantrai oleh Citra. Apabila Raja berhasil menembus hingga dinding pembatas Bukit Bubat, Citra memintanya agar menghamburkan beras yang telah direndam dengan air kunyit itu. Citra ingin mengetahui sekuat apa mantra yang mengelilingi tempat keramat yang dijaga ketat oleh Mada.

Perjalanan touring Raja sangat lancar. Jalur pedesaan ini sangat menyenangkan. Melewati sawah-sawah yang menguning keemasan. Singgah makan di gubuk atau dangau yang berada di pinggir jalan. Raja membawa bekal nasi komplit dari Bunker. Citra bersikeras dia akan memasak untuk keperluan Raja.

Awalnya Raja hendak menolak. Bukan karena tidak ingin merepotkan Citra, tapi pemuda ini masih ingat betul bagaimana rasa asin yang berlebihan selalu melekat pada setiap masakan Citra. Citra tidak tahu itu. Gadis ini berusaha keras memasak makanan enak buat bekal Raja. Khusus hanya untuk bekal Raja. Kedasih dan Sin Liong yang perlahan mulai membaik kondisinya, sangat bersyukur Citra tidak mengharuskan mereka ikut memakan masakannya. Mereka sudah tahu dari cerita Raja betapa asinnya masakan Citra.

Namun Kedasih ketiban sampur karena harus selalu mencicipi masakan yang sudah jadi sebelum dibawa Raja. Citra selalu bertanya kepada Kedasih apa yang perlu ditambah atau dikurangi dari masakannya. Kedasih hanya nyengir sambil angkat jempol. Bagaimana dia bisa memberi masukan kalau masakan yang harus dicicipinya selalu sudah jadi dan siap dibungkus.

Namun Raja adalah seorang pemuda yang sangat menghargai setiap perhatian. Terutama perhatian dari Citra. Perempuan yang dicintainya. Dia selalu membuka bekal makanan dari Citra dan memakannya. Sedikit. Setelah memastikan dan mencicipi rasa asin yang hebat itu, Raja biasanya membuka bekalnya yang kedua. Lauk pauk yang dibelinya dari warung-warung pinggir jalan. Nasi yang dimakannya tetap bekal dari Citra. Raja akan sangat heran jika masakan nasi dari Citra juga terasa asin. Raja bersyukur karena dugaannya salah.

Karena itu Citra sangat menghargai setiap kali Raja pulang menjelajahi rute. Bekalnya selalu habis. Raja memang selalu menghabiskan bekal nasi dari Citra. Nasi setengah bakul cukup baginya seharian. Namun lauk pauk yang dibawanya, biasanya diberikan Raja pada kucing-kucing terlantar yang banyak terdapat di pinggir jalan.

3 rute sudah dijelajahi oleh Raja tanpa sedikitpun hambatan. Taktiknya dirubah dengan selalu mengganti sepeda motor yang dipakainya setiap hari. Tentu agar tidak mudah dikenali orang. Sudah 8 kali Raja berganti motor. Sudah 8 kali Citra merasa bahagia karena bekal masakan darinya selalu dihabiskan Raja. Sudah 8 kali pula Kedasih menahan ngilu di lidahnya karena harus mencicipi masakan yang sangat asin. Sementara Sin Liong sudah semakin membaik dan meminta untuk ikut dalam misi pengintaian yang ke-9.

Catatan Raja penuh dengan coretan. Jalur paling aman untuk melakukan infiltrasi justru adalah jalur yang paling ramai yaitu jalur 3. Tidak banyak orang yang akan curiga adalah poin utama. Jalur 3 ramai dengan lalu lintas kendaraan dan orang. Selain itu mereka bisa membawa kendaraan yang sering lalu lalang di jalan sekitar Bukit Bubat. Mobil pengangkut batu bata. Setiap harinya selalu hilir mudik mobil pick up yang mengangkut batu bata melewati jalanan persis di bawah Bukit Bubat.

Beras kuning dari Citra berhasil dihamburkannya beberapa kali. Babah Liong menyampaikan hasil pengamatannya bahwa perlindungan magis di sekitar Bukit Bubat sudah dikenali. Pada saatnya nanti Babah Liong dan Citra tahu apa yang harus dilakukan untuk menetralisir pelindung gaib itu. Penjagaan sekitar Bukit Bubat sangat ketat meskipun tidak kentara. Setiap 1 jam sekali, patroli dilakukan dengan jalan kaki keliling pagar luar. Ada 3 regu yang terdiri dari masing-masing 3 orang beserta 2 ekor anjing pelacak yang melakukan patroli. Raja mengamati jarak antar regu patroli sekitar 50 meter.

Di setiap sudut tembok tebal yang mengelilingi Bukit Bubat, terdapat menara pengawas yang diisi oleh 2 orang penjaga dengan perlengkapan senapan runduk, teropong biasa dan infra merah. Menara jaga juga dilengkapi lampu sorot berkekuatan tinggi yang digerakkan secara otomatis untuk menerangi radius 100 meter persegi wilayah jaganya. Nyaris tidak ada spot yang tidak tersinari. Patroli malam dilakukan lebih sering. Ada tambahan 1 regu. Jarak antar regu diperpendek menjadi hanya sekitar 30 meter.

Pintu gerbang untuk memasuki wilayah Bukit Bubat dijaga oleh setidaknya 4 orang bersenjata lengkap. Pengintaian terakhir Raja menemukan bahwa 4 orang ternyata hanya yang terlihat saja. Di balik tembok dekat gerbang, ada pos jaga tersembunyi yang cukup besar dan setidaknya bisa menampung selusin orang.

Belum lagi orang-orang tangguh Mada di dalam. Raja tidak bisa mengetahui secara pasti apakah Puteri Merapi dan yang lainnya juga berdiam di sana. Raja hanya berharap Nyi Blorong tidak ada di dalam sana. Raja masih bergidik jika teringat kemampuan gendam Nyi Blorong.

Sampai sejauh ini, Bunker aman dari gangguan. Entah karena kamuflase hebat yang dilakukan untuk menutupi keberadaan kompleks rumah itu, atau karena perlindungan magis yang dilakukan oleh Babah Liong dan Citra, atau bisa jadi juga ini strategi dari Mada. Dia sudah mengetahui keberadaan Bunker dan sengaja mendiamkan karena berencana menyerang secara mendadak saat Bunker lengah, atau Mada tidak ingin berbuat frontal karena memilih untuk memperkuat Bukit Bubat dan memancing musuh untuk menyerang terlebih dahulu.

Strategi memancing Hyena ke sarang Singa dengan membiarkan babi hutan dan rusa berkeliaran di sekitarnya.

--**