Terlihat Hasya berjalan di dalam bus dengan menggunakan gaya kasual lengkap dengan ransel serta topi putih nya.
"Iya gapapa"
"Pokonya janji nanti kalau urusan nya udah selesai Liya langsung nyusul yah"ucap Liya dalam telpon
"Iya Liya"
"Okey bay"Liya langsung mematikan telpon nya.
Tak lama setelah itu telponnya berdering lagi Hasya pun mengangkatnya.
"Hallo Sya,gue kayanya ga bisa pergi hari ini,ni masalahnya si Laras lupa ngomong ke nyokapnya,ini gue mau temenin dia buat minta izin dulu"
"Oh iya ga papa" jawab Hasya sambil melihat ke luar jendela.
Tak lama dari itu telepon nya berdering lagi.
"Sya....eum Elis"ucapnya gugup
"Iya gapapa"jawab Hasya padahal Elis belum selesai bicara
"Hasya udah tau"
"Iya"
"Terus gimana,kamu pergi sekarang yang lain ikut"tanya Elis
"Gue udah di bus,yang lain ga bisa ikut sekarang kata nya mau nyusul"
"Kamu serius sendiri Sya,apa ga terlalu bahaya,mending nanti aja pergi bareng,tapi Elis ga ikut mamah ga izinin soalnya"
"Gapapa udah terlanjur"
"Tapi perasaan Elis"
"Bay Lis"ucap Hasya yang langsung mematikan telponnya.
"Bukankah kita memang harus selalu menyiapkan sesuatu lebih dulu,untuk kemungkinan terbaik atau terburuk,bahkan kemungkinan untuk kecewa.Bukan berprasangka buruk tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi bahkan jika sudah berencana dan berjanji"Ucap Hasya dalam hati sambil melihat keluar jendela
*****
Pemandangan padat bangunan perkotaan kini berganti menjadi hijau lebatnya pepohonan.
Hasya yang duduk di paling belakangan ternyata malah tertidur pulas
"Neng bangun neng udah sampai"seorang kernet bus menghampirinya.
Perlahan Hasya membuka matanya melihat keluar jendela.
"Penginapannya ko gak keliatan,ini ga salah kan pa"tanya Hasya bingung karna hanya melihat pepohonan yang menjulang tinggi.
"Sini-sini neng turun dulu"ajak kernet yang di ikuti oleh Hasya
"Nih neng,mana tadi nah,kalau neng cari penginapan nanti di perkampungan juga banyak tempat untuk tidur ma,neng kan bilang cari jalan ini,nah ini tinggal lurus aja nanti neng pasti juga ketemu"ucap sang kernet sambil menunjuk jalan setapak.
"Bisa anterin saya sebentar ga pa"
"Eh ai si neng ini penumpang mau di bagaimana kan atuh"jawab kernet sambil melangkah masuk ke bus.
Buspun pergi meninggalkan Hasya sendiri di pinggir jalan.
Matanya menyusuri tempat tersebut.Sendiri,sepi dan mulai gelap,Hasya tidak mau kalau dia hanya berdiam di temani rimbun nya pepohonan,ia pun mengeluarkan ponsel nya,menyalakan map sambil berjalan ke arah jalan setapak yang kernet tadi tunjukan.
Sudah sekitar 30 menit Hasya berjalan,tapi ia tidak menemukan ada nya kehidupan atau pemukiman.Ia pun mengeluarkan botol minum nya melepaskan sedikit dahaga lalu melanjutkan perjalanan.
Semakin dalam Hasya masuk maka semakin tak karuan denah pada maps.Penunjuk jalan ini hanya berputar-putar seperti kehilangan arah Hasya mengangkat sambil menggoyang-goyangkan ponsel tersebut karna ia berpikir mungkin sinyal nya rendah di daerah situ.Tapi nihil maps itu semakin tak karuan, Hasya memasukan ponselnya ke saku dan melanjutkan perjalanan lurus mengikuti jalan setapak tanpa melihat arahan.
Entah berapa lama Hasya berjalan tapi ini sudah cukup jauh,karna kakinya yang mulai lemas membuat Hasya kehilangan pijakannya dan terjatuh ke jurang kecil.Merasa sakit tapi tidak ia perdulikan,karna suasana di sekitarnya seketika berubah,membuat Hasya heran.
Ia merasa kalau tadi dirinya terjatuh dari jurang kecil,tapi kini ia malah terbaring dan bangun di dataran yang di kelilingi semak-semak tanpa ada tempat curam di sekelilingnya.
Hasya pun berdiri merapikan baju dan mengambil topinya,topi yang terlepas dari kepalanya menandakan bahwa ia benar-benar terjatuh tadi,tapi apa yang sebenarnya di alami,apa ia sedang berhalusinasi atau ia berhasil menembus dinding dimensi yang berbeda.Ia hanya bisa berdiri memandang sekitar nya di kejauhan terlihat sesuatu berwarna putih bercampur baur di antara semak belukar yang rimbun.
Tanpa berpikir panjang Hasya berjalan mendekat ke arah semak-semak itu.Belum sempat ia mendekatinya sesuatu berwarna putih itu bergerak,berdiri dan menampakan wujudnya.
Perawakan dari belakangan tubuhnya menunjukkan bahwa ia adalah seorang lelaki,tiba-tiba laki-laki itu membalikkan kepalanya ke arah Hasya dengan senyum manis.
Hasya mengamati setiap inci dari tubuh nya semak-semak yang menghalangi hanya bisa membuat Hasya melihat setengah badan nya.
Laki-laki itu menggunakan baju kemeja putih polos dengan bagian lengan tak di kancing,mata Hasya terus menyusuri dari bagian perut,dada,wajah,bibir mata hingga rambut laki-laki itu terlihat tampan dan bersih.
Masih dalam keadaan terdiam di posisi yang sama laki-laki itu berjalan keluar dari semak-semak fokus Hasya teralihkan pada kaki laki-laki itu berharap bukan sesuatu yang menakutkan yang ia liat.
Dan untung saja benar kaki laki-laki tanpa alas itu masih menapak ke bumi membuat Hasya sedikit lega,kaki itu terlihat terus berjalan lebih dekat ke arahnya,Hasya pun memperhatikan wajah laki-laki itu yang menurut nya wajah tampan dan manis ini sangat tak asing,tapi Hasya tidak bisa mengingat siapa laki-laki ini,Hingga tanpa ia sadari sang Laki-laki telah tepat berada di hadapannya.
"Mau ikut bermain"ucap sang laki-laki yang membuyarkan lamunan Hasya
Hasya hanya menjawab dengan senyuman dan melambaikan tangan tanda menolak ajakan sang laki-laki.Iapun berjalan melewati nya,baru beberapa kaki melangkah ia malah terjatuh.
Betapa kaget nya Hasya laki-laki itu dengan cepat mendekat dan mengangkat tubuh kecilnya.Tanpa penolakan Hasya hanya terdiam melihat apa yang laki-laki itu lakukan,matanya tidak lepas dari wajah tampan dan manis itu,sampai.
Hasya mengerutkan keningnya,matanya melihat tubuh laki-laki itu dan tubuhnya nya sangat dekat.
"Eh eum lepas,lepas"ucap Hasya
Sang laki-laki hanya tersenyum sambil terus berjalan menggendongnya.
"Heh lepas gue bilang"memukul dada laki-laki itu dan terjatuh.
Hasya yang terjatuh bergegas bangun
"Lo jangan macam-macam ya sama gue..gue bisa teriak"tunjuk Hasya padanya dan perlahan berjalan mundur.
Sang laki-laki juga perlahan melangkah maju menyamai langkah Hasya.
"Diem,jangan ikutin gue"bentaknya yang kemudian membalikan badan berjalan pergi.
"Ga ada jalan disana"ucap sang laki-laki
Hasya pun berjalan ke arah sebaliknya.
"Di sana hutan"ucap laki-laki itu sambil tersenyum
Hasya mengambil jalan sebaliknya
"Di sana juga hutan"
"Heh ga usah mempermainkan gue ya,gue ga suka"ucap Hasya kesal
Laki-laki itu pun hanya tersenyum lalu beranjak pergi.
"Tunggu,lo mau kemana"tanya Hasya
"Pulang"
Hasya menaikan sedikit alisnya
"Lo tau Motel edelweiss"tanya nya
Laki-laki itu hanya menjawab dengan anggukan dan lanjut berjalan.
"Kasih tau gue dong,boleh gue minta tolong"
Laki-laki itu terus berjalan tanpa menggubris ucapan Hasya
"Heh,tunggu,boleh anterin gue kesana,atau tunjukin arah,tunggu,,gue minta maaf,eh"Hasya terus bicara sampai terjatuh "Nyebelin dasar"
Tiba-tiba laki-laki itu datang dan menggendong Hasya,membuat Hasya terdiam.