Chereads / SAMPAI AKU LUPA / Chapter 1 - Confused

SAMPAI AKU LUPA

🇮🇩Amoreiza_Melata
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Confused

Tidak perlu persiapan yang banyak. Ketika orang tua Carryn setuju dengan pernyataan Anne, Ibu Abercio, acara tunanganpun langsung diadakan. Sesuai kesepakatan mereka melakukan acaranya dvi Indonesia. Kedua orang tua Carryn tiba di Indonesia satu minggu sebelum hari tunangan.

"Herzlich willkommen. Wir haben uns lange nicht gesehen." Ujar Anne sembari memeluk erat sahabatnya, yang baru saja soampai didepan pintu.

"Ja, genau. Du siehst schöner aus jetzt." Balas Lashee, Ibu Carryn dengan penuh senyum rindu.

pov : Carryn

Didalam Kamar Carry.

"Gua ga pernah tahu bakal kayak gini, Cio. Lu kira gua mau ada diposisi ini? Sedangkan yang gua tahu, lu masih mencintai Adiva! Lu kira ini adil buat gua? Jawab!" Carryn sangat frustasi sampai membentak Abercio. Ini adalah kali pertamanya Carryn kasar dihadapan Abercio.

"Gada pilihan lain, selain harus jalanin ini semua. Gua ga mau ngecewain siapapun. Gua tahu, gua susah untuk mencintai orang lain. Tapi kali ini gua gada keputusan apapun. Gua minta maaf untuk semuanya." Abercio hanya pasrah dengan keadaannya.

"Dia baik banget sama gua, Cio! Lu tahu, gua merasa paling jahat disini! Gua perebut kebahagian Adiva!" Carryn terus memukuli dadanya dengan tangis yang mendalam.

"Stop!!! Lu ga salah! Bahkan Adiva ga berhak membenci lu disini! Kalaupun harus ada yang dibenci dan disakiti, itu adalah gua! bukan lu! Paham!"Abercio benar-benar meledak pada saat itu. Lalu ia mendekati Carryn yang sudah sangat merasa bersalah atas kejadian ini. Pesan-pelan ia mencium puncak kepala Carryn dan membelainya lembut.

"Lu ga salah. Gua yang salah. Maaf gua ga bisa buat lu dengan Valda bersatu." Ujarnya lirih sambil terus mengurai air mata. Carryn semakin gemetar dengan tangisnya

pov : Valda.

"Gua pengen banget mati sekarang! Kenapa harus Abercio yang mengambil semua kebahagiaan gua! Gua ga bisa menerima ini! Gua ga sekuat ini!" Ujar Vada dengan kepala yang sangat kacau. Hari ini ia akan melihat wanita yang dicintainya harus menikahi sahabatnya sendiri.

"Ga perlu membuat diri sendiri semakin hancur. Mereka akan terus bahagia meskipun lu disini mengakhiri semuanya. Definisi cinta bukan berarti dia harus menjadi milik lu. Tapi lu akan terus bahagia melihat dia bahagia dengan kebahagiannya." Ujar Adiva saat itu. Berusaha menenengkan Valda meskipun dia tahu, ini tidak akan berhasil. Ia terus menatap Valda. Ingin sekali saat itu ia memeluk laki-laki yang baru ditemuinya. Karena ia tahu, gimana rasanya ada diposisi Valda sekarang.

"Sebelum kita berangkat, lu harus makan. Pakaian udah disiapin Tante Kelly. Gua tinggal dulu ya." Tambahnya lalu keluar dari Pintu.

pov : Adiva

"Gua ga boleh kalau dihadapan mereka. Gua yakin, gua bisa. Abercio udah nemuin bahagianya. Gua juga pasti dapat yang terbaik dari Tuhan. The Name of Jesus! Semangat Via!" Ujarnya menguatkan hatinya sendiri.

"Semangat! Gua tahu lu adalah orang paling hebat! Abercio bukan akhir dari segalanya!" Sambung Rebecca yang tiba-tiba muncul saat itu.

"Rebecca!!!" Adiva berlari menuju pintu dan langsung memeluk sahabatnya.

"Lu kemana aja! Gua chat lu ga balas." Ujarnya lagi dengan tangis.

"Sorry beb, HP gua hilang, waktu gua sibuk prospek orang di Surabaya. Tapi yah gua dapat untung besar.

"Hm, lu mah suka buat gua khawatir." Ujarnya dengan lembut.

"Ya udah sih. Gua udah disini." Jawab Rebecca dengan senyum manisnya.

"Btw, kok lu datang? Siapa yang undang?" Tanya Adiva dengan sangat penasaran.

"Lu ga pernah cerita teman kerja lu siapa ke gua. Pantes waktu lu keluar dari Kantor pas Interview, lu langsung lemes. Ternyata karena harus bertemu Abercio. Laki-laki bodoh." Jelas Rebecca.

"Eh, lu ga boleh ngomong kasar." Tegas Adiva mengingatkan.

"Lu dari dulu suka gitu. Orang jahat, masih tetap dibaikin. Btw, Valda sepupu gua. Dia yang ngabarin gua kalau Abercio tungan dan dia juga sempat nanya-nanya ke gua tentang lu. Hm, kayaknya ada yang bakal jadi nih. Semoga ga gagal lagi ya." Ujar Rebecca menggoda.

" Apaansih. Ada-ada aja. Ternyata Valda sepupu lu ya. Ya udah, kita kedepan yuk. Soalnya udah rame tuh." Sambung Adiva sambil menarik tangan sahabatnya.

"Lu janji sama gua, ga bakal mewek." Tegas Rebecca menatap tajam kepada Adiva.

"Aman!!! Janji deh!"