Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

I don't know love

Daoistt7Uk2f
--
chs / week
--
NOT RATINGS
818
Views
Synopsis
"Gue kira mencintai lo ga akan sesakit ini tapi gue salah, seharusnya gue ga pernah tau kalo gue cinta sama lo". ujar Azka. Seorang gadis itu berlari setelah apa yang ingin disampaikannya kepada seorang pria yang selama ini dikaguminya, teman sekelasnya Izran Pratama. dan teman satu kompleknya. Awalnya rasa ini hanya sekedar mengaguminya namun semakin lama berkembang menjadi sebuah cinta. Akankah manjadi cinta yang selali diinginkan Azkania Adytama atau hanya akan menjadi cinta menyakitkan yang tak pernah berujung?

Table of contents

Latest Update1
PROLOG 2 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

Seorang pria dengan berbalut kaos biru dongker sedang menatap lurus kearah layar laptop sembari mengetik sesuatu disana. Disamping tangan kanannya sudah tersedia kopi hitam favoritnya di cafe favoritnya juga tentunya.

Sudah hampir dua jam ia berkutik dengan benda berbentuk persegi panjang itu. Jam di dinding sudah menunjukkan waktu jam 8 malam. Suasana cafe cukup ramai karena hari libur dan juga hari dimana beberapa pasang kekasih menghabiskan waktu bersama, malam minggu tentu saja.

Dia menyesap kembali kopinya, namun fokusnya yang sedari tadi menyelesaikan pekerjaan yang deadline lusa mendatang. Ia tidak sadar kopi yang dipesannya semenjak sore tadi sudah habis. Ia menatap ke sekelilingnya, membuatnya sedikit terkejut karena di depan, samping kanan dan kiri, serta belakangnya dipenuhi remaja yang sedang malam mingguan. Mungkin dari sudut pandang beberapa orang, ia sedang menunggu kekasihnya datang ataupun pria yang sedang jomblo dan mencari pacar di sebuah cafe.

Dia menghela nafas sedikit lalu membereskan barang-barangnya yang ada diatas meja kedalam tasnya. Setidaknya ia sadar diri bahwa mendingan pulang saja dibandingkan hanya membuat mata panas karena suatu sekitar.

tringgg tringggg, Handphone pria itu bergetar menandakan sesorang sedang menelpon nya. Dilihatnya nama di layar kecil itu, ternyata sahabatnya sejak SMA sampai sekarang dia sudah jadi perjaka. Dia mengerutkan dahi kebingungan karena biasanya malam minggu adalah hari tersibuk sahabatnya karena harus menghabiskan waktu dengan pacar-pacarnya. Lalu kenapa sekarang menelpon? Apakah sedang putus atau hanya ingin mengejek atau ingin mengajak nongkrong?

"HALOOOO, LO SUSAH BANGET SI ANGKAT TELPON AJA!" ujar pria disebrang sana dengan teriakan khasnya.

"Halo iya ada apa?" balasnya dengan singkat karena ia tidak mau bertele-tele.

"Gue punya kabar baik buat lo, gue juga ga tau yang gue liat bener dia atau ga, cuma gue pas-pasan tadi pas di mall!!! jawabnya dengan nada yang tergesa-gesa.

Pria itu hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan sahabatnya.

"Gue udah coba kejar tadi buat mastiin, cuma dia cepet banget terus gue kan harus nemenin pacar gue belanja jadi... " sebelum mendengar lanjutan kalimat dari sahabatnya, pria itu mematikan teleponnya. Ia tidak mau dengar karena sudah cukup baginya. Karena sekarang dihadapanya, seseorang itu hadir dengan senyum indah yang selalu pria itu rindukan.

Wanita yang sudah ditunggunya selama tiga tahun terakhir ini, hadir didepannya dengan balutan sweater hijau pemberiannya tiga tahun lalu. Di tangan kanan wanita itu terdapat totebag dan di tangan kirinya terdapat gitar yang baru saja dibeli di mall sejam yang lalu. Dengan suara khasnya yang tidak berubah dia berkata dengan sangat lembut.

"Akhirnya, gue nemuin lo lagi"

Matanya tidak pernah bisa berbohong, ia meneteskan air mata yang selama ini sangat ingin ia rasakan jatuh. Tapi tidak pernah jatuh karena sakit yang ia rasakan atas penyesalannya sudah tidak berarti selama tiga tahun ini.

Apakah ini air mata bahagia?

Atau air mata yang sudah terpendam sejak lama? baru keluar karena untuk mengingatkan kembali atas apa yang sudah ia lakukan terhadap wanita yang dihadapannya. Akankah wanita itu memaafkan nya atas luka yang sudah ia berikan selama ini?

Apakah masih ada kesempatan baginya untuk memeluk wanitanya. Merindukannya adalah karma bagi dirinya.

"Gue kangen lo, manusia si tidak pernah peka"

Wanita itu kembali bersuara, namun kini ditambah dengan tangisan juga. Dia merasakan juga apa yang dirasakan pria yang kini menatapnya lurus dengan muka terkejutnya. Sudah hampir 3 tahun ia memutuskan pergi demi mengobati hati nya yang terluka karena pria dihadapannya.

Tapi hati nya tak pernah bisa berbohong, hanya pria itu yang selalu menjadi pemeran utama dalam hatinya. Meski sudah banyak luka yang diberikan. Hatinya tetap memaafkan kembali sang pujaan hatinya.

Akankah kedua nya kembali untuk mengukir cerita yang sempat tertunda? atau hanya datang untuk kembali menyakiti hati masing-masing?