Mendengar Gavin yang akhirnya setuju untuk menerima bantuan Desi. Squad Hantu di ruangan itu berteriak kegirangan.
"Yessss..... Horeee!!!!"
Tapi Desi masih terlihat memikirkan sesuatu.
"Khamu..... Khenapha...."
Suara berat dan parau Li yang mengkhawatirkan Desi membuat Desi menoleh ke arah Li.
"Aku melihat kejadian aneh hari ini."
Gramps dan Bungsu yang mendengar Desi dalam sekejap mata sudah berpindah ke sisi Desi.
"Pagi ini Inara sepertinya di ikuti sesuatu."
Gramps dan Li berpandangan dan terlihat kebingungan.
"Diikuti apa?"
Pertanyaan Bungsu membuat Desi kembali berpikir mendalam.
"Aku rasa Inara di ikuti hantu."
Langsung saja ketiga hantu di depan Desi berteriak.
"Haah!!!! Inara diikuti hantu?"
Desi mengangguk dan masih terlihat khawatir.
"Tunggu! Apa kamu bilang?"
Suara teriakan dari seseorang yang baru masuk langsung membuat squad hantu memutar kepala mereka.
Gavin sepertinya belum terbiasa dengan kemampuan hantu itu, dia terlihat ketakutan ketika melihat kejadian aneh di depannya.
"Desi... Kenapa kamu tidak bilang apa-apa tadi? Inara di ikuti hantu? Aku tidak melihat apa-apa."
Rentetan ocehan Gavin membuat Desi hanya menggelengkan kepalanya. Dia menarik nafas dalam-dalam dan mulai menjelaskan maksudnya.
"Gavin...."
Lagi-lagi para hantu itu memutar kepalanya menghadap ke Gavin yang sudah duduk dibelakang mereka. Hal itu kembali membuatnya terkejut.
"Ehmmm.... Kalian bisa nggak menoleh normal saja. Jangan memutar langsung kepala dan menunjukkan wajah tanpa ekspresi kalian."
Squad hantu itu hanya mengangguk dengan kepala masih menghadap wajah Gavin.
"Kamu lihat pemuda yang aku tunjukkan di tempat parkir tadi?"
Gavin menggaruk kepalanya dan terlihat berpikir.
"Ehm.... Sejujurnya aku tidak terlalu memperhatikan. He he he."
Desi lagi-lagi menarik nafas dalam-dalam.
"Kamu yakin itu bukan teman Inara atau penguntit?"
Desi menggeleng menjawab pertanyaan Gavin.
"Dia tepat berada di depan Chan saat kamu bicara dengan Inara di kelas. Dan Chan sepertinya tidak bisa melihatnya."
Desi terdiam sebentar dan memandang wajah Gavin yang ternganga.
"Dan dia sepertinya menyadari keberadaanku. Saat ditempat parkir dia juga langsung masuk ke mobil Inara."
Mulut Gavin menganga seolah tidak mempercayai cerita Desi.
"Aku butuh kamu memastikannya Gavin. Aku ingin tahu kenapa hantu itu mengikuti Inara."
Gavin menelan ludahnya karena lagi-lagi dia harus berurusan dengan hantu baru.
"Memang gadis yang kamu suka seperti apa sampai-sampai hantu mengikutinya."
Pertanyaan dari Bungsu membuat mata Gavin berbinar-binar. Dia terlihat bersemangat sekali ketika menceritakan Inara.
"Inara itu tinggi...."
Para hantu langsung mengarahkan pandangannya ke Desi yang terlihat sedikit terkejut.
"Inara itu cantik, berambut panjang, dewasa dan tentu saja dia baik."
Seketika para hantu menoleh lagi pada Desi yang terlihat kesal.
"Jadhi... Ithu tiphe mu Ghavhin?"
Gavin yang masih terlihat bahagia mengangguk dengan semangat.
"Haaaaaaah....."
Pandangan para hantu kembali tertuju pada Desi yang menarik nafas panjang.
"Kamu kenapa?"
Desi hanya bersedekap dan wajahnya terlihat kesal mendengar pertanyaan Gavin. Gramps yang memang hampir tidak pernah bicara berbisik pada Desi seperti ingin menanyakan sesuatu.
"Gramps tanya.... Kita akan mulai menyusun rencana untuk mendekatkanmu pada Inara. Dan kamu harus menuruti apapun perintah kami."
Gavin menggaruk kepalanya dan berpikir.
"Ehmm.... Boleh saja tapi asal kalian tidak menyuruhku untuk berbuat yang aneh-aneh."
Gavin meminta jaminan pada squad hantu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Tentu saja tidak akan. Kamu bahkan bisa mulai membantumu besok."
Bungsu yang bersemangat tidak mau kalah dengan Gavin.
"Oh.... Kita sepertinya baru bisa mulai minggu depan. Aku ada rencana membersihkan dan menata gudang."
Gavin dengan santai menolak Bungsu.
"Temanmu akan kesini!!!"
Bungsu lagi-lagi berteriak kegirangan dan meloncat-loncat di atas kasur Gavin membuat ketiga hantu lainnya terpantul-pantul.
"Haaaah.... Iya... Tapi...."
Seolah tahu apa yang akan direncanakan oleh keempat hantu itu Gavin segera mengingatkan mereka.
"Jangan menganggu mereka dan bersikap baiklah."
Keempatnya mengangguk dan terlihat senang sekali.
"Yeaaaay.... Kita bisa ketemu dengan orang baru....."
Gavin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah hantu di depannya. Dia juga memikirkan perkataan Desi tadi tentang hantu yang mengikuti Inara.
Dia hanya sekilas melihat pemuda yang tadi berjalan di samping Inara. Tapi dia tidak terlalu memperhatikannya.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"Woaaaaah..... Rumah nenek Mas Gavin besar sekali."
Gavin berdecak mendengar pujian dari Kevin yang baru keluar dari mobilnya. Kevin memang selalu diantar oleh supir pribadinya kemanapun mereka pergi.
"Rumah kamu jauh lebih besar dan luas dari ini K."
Kevin seolah tidak mendengarkan perkataan Gavin dan berlalu melihat-lihat rumah Gavin.
"Ini temanmu Gavin?"
Suara nenek Gavin membuat Kevin dan Gavin menoleh.
"Oh iya nek. Masih ada dua orang lagi yang belum datang nek. Chan yang kemarin sempat ke sini sama ada J, mereka mungkin sedikit telat."
Kevin langsung bergegas menuju nenek Gavin dan mendatangi nenek Gavin.
"Halo nek saya Kevin..."
Dia langsung menjabat tangan wanita tua di depannya. Nenek Gavin tersenyum menyambut Kevin.
"Silahkan masuk saja.... Kalian anggap rumah sendiri. Nenek buatkan camilan buat kalian."
Kevin mengangguk gembira. Gavin masih sibuk melihat sekelilingnya mencari sesuatu.
"Mas Gavin cari apa sih?"
Mendengar pertanyaan Kevin, Gavin hanya menggelengkan kepalanya. Dia dari tadi sebenarnya mencari squad hantu yang selalu mengikutinya. Tapi hari itu dia tidak melihat mereka sama sekali.
"Ayolah K kita tunggu anak-anak di luar saja."
Gavin dan Kevin akhirnya menunggu kedatangan J dan Chan di luar. Bu Nur yang sudah datang dari pagi menyiapkan minuman dan makanan ringan dibantu nenek Gavin.
Tidak menunggu waktu lama setelah J dan Chan datang, mereka segera bergegas ke gudang.
"G!!! Makanannya kita bawa yaa...."
Gavin hanya menghela nafas panjang melihat sahabatnya satu itu yang sepertinya sudah jatuh cinta dengan makanan di tempat neneknya.
Gavin masih saja celingukan mencari sesuatu.
"Kamu dari kemarin cari apa sih?"
Gavin yang kaget terlihat salah tingkah menjawab pertanyaan dari Chan.
"Oh nggak...."
Mereka semua akhirnya sampai di gudang.
"Wow."
Itu kata pertama yang keluar dari mulut J ketika mereka memasuki gudang.
"Lumayan luas ya?"
Pertanyaan Kevin langsung dijawab oleh Chan yang sudah duduk sambil menikmati cemilan yang dia bawa.
"Iya dong luas.... Gimana bagus kan tempatnya?"
J dan Kevin mengangguk setuju.
"G! Kita ngapain aja nih?"
Gavin masih saja melihat sekeliling gudang. Dan ketika dia membuka lemari dimana para squad hantu itu pernah dikurung dia sedikit terkejut.
"Hah! Kalian disini rupanya."
Suara Gavin membuat Chan segera berdiri dan mengamankan makanannya.
"Tikus G?"
Gavin hanya menggelengkan kepalanya melihat empat hantu di depannya meringis sambil berimpit-impitan.
Satu persatu mereka keluar dari lemari kecil itu yang entah bagaimana bisa muat dimasuki mereka.
"Kalau kami di luar kamu pasti mengusir kami."
Desi berbicara sambil diikuti anggukan dari ketiga temannya.
"Kalau kalian tidak ganggu aku nggak bakal protes kok."
Bisik Gavin pada Desi yang membuat para hantu itu terlihat gembira.
"G!! Tikusnya udah pergi belum?"
Suara teriakan Chan membuat Gavin menarik napas dalam-dalam.
"Nggak ada tikus Chan. Aku cuma cari sapu tadi. Ini ketemu di dekat lemari."
Chan yang terlihat lega segera duduk kembali. Tapi karena lirikan dari Kevin dan J dia akhirnya mengakhiri pesta makannya dan bersiap untuk membantu Gavin.
Para hantu itu mengamati satu persatu teman Gavin. Gramps membuntuti Desi yang terus mengekor Gavin yang tengah menata barang-barang yang belum selesai dia bereskan bersama Kevin.
Bungsu terlihat mengamati Chan yang sedang mengecat beberapa bagian dinding gudang yang sudah terkelupas.
"Dia masih saja suka cemilan bikinan nenek."
Bungsu terlihat memainkan cemilan yang ada di atas meja dengan cara dia geser ke kanan dan ke kiri. Gavin yang tidak sengaja mendengar Bungsu berbicara segera menoleh. Dan begitu dia melihat bungsu yang tengah asyik memainkan makanan di atas meja, Gavin mulai terlihat panik.
"Eheeeem!!!"
Suara Gavin sangat keras hingga membuat Chan dan Bungsu menoleh.
"Ehm Chan.... Cemilan nenek sepertinya terkena debu kalau tidak ditutup."
Bungsu segera mengangkat tangannya dan kembali memberikan senyum tanpa dosa. Gavin menghela nafas karena lega Chan tidak menyadari keusilan Bungsu.
"Hah... Untung saja... Dia kayak kenal Chan saja bisa tahu dia suka makan."
Kevin yang berada di samping Gavin sedikit bingung dengan ucapan Gavin.
"Kita kan memang sudah kenal Mas Cahyo lama."
Gavin memberikan cengiran kuda pada Kevin. Desi dan Gramps hanya menggelengkan kepalanya.
Di sudut ruangan Desi melihat Li memandangi J yang sedang menata beberapa kursi. Penasaran kenapa Li begitu terpaku dengan J akhirnya Desi pergi menghampiri Li.
"Hei!"
Suara Desi yang tiba-tiba berada di belakang Li membuatnya kaget.
"Dhesi.... Akhu... Khaget...."
Desi hanya menggelengkan kepalanya karena bisa-bisanya hantu kaget.
"Kamu sedang apa di sini?"
Li terlihat panik dan mencoba mengalihkan pandangannya. Tapi Desi tidak menyerah begitu saja dan terus mendelik ke arah Li.
"Li?"
Li masih saja terlihat bingung dan memainkan tangannya hingga membuat Desi menghela nafas.
"Haaaah... Asal jangan ganggu ya?"
Mata Li yang memang hanya terlihat bagian sebelah kanan saja langsung berbinar-binar. Dan lagi-lagi membuat Desi curiga.
"Ingat seseorang?"
Mata Li yang berbinar jadi mendelik karena kaget dengan kata-kata Desi. Li lagi-lagi menoleh ke arah J yang sekarang memindahkan beberapa barang ke atas lemari.
Dari arah berlawanan Gavin memicingkan matanya melihat duo hantu wanita itu sedang mengekori J.
"Nggak manusia, nggak hantu pada nge- fans sama J."
"Ha ha ha walau berlebihan Mas Gavin benar.... J memang populer."
Gavin langsung tergagap karena dia tidak menyadari suaranya begitu keras. Gramps yang mendengar omelan Gavin terkekeh.
Gavin akan membantah ucapan Kevin tapi tiba-tiba terhenti.
"Hah!!! Jaka!!!"
Teriakan Desi membuat angin berhembus tiba-tiba di sekitar J. Membuatnya bersin karena menghirup debu yang terbawa angin.
Gramps dan Bungsu segera melesat ke arah Desi dan Li. Mereka seperti mendiskusikan sesuatu tanpa peduli tatapan kesal dari Gavin dan juga wajah bingung dari ketiga sahabat Gavin.
"J... Kamu lagi ngipasin apa sih tiba-tiba ada angin begini. Bikin sedikit merinding."
Chan yang tepat berada di sebelah J protes karena dia kaget tiba-tiba ada angin berhembus. J yang juga bingung hanya menggelengkan kepalanya.
Gavin yang kesal berdehem pelan berharap squad hantu yang entah sedang merencanakan apa itu menoleh.
"Ehem..."
Tapi usahanya tidak membuahkan hasil, yang meresponnya malah Kevin. Tak pantang menyerah lagi-lagi Gavin mencoba menarik perhatian mereka.
"Eheeeem!!"
Suara kerasnya membuat semua orang dan hantu di ruangan itu menoleh padanya.
"Mas Gavin kalau sedang batuk bisa ngerjain yang nggak ada debunya."
Kata-kata Kevin membuat Gavin semakin mendelik ke arah squad hantu yang kini kompak menelan ludah karena gugup melihat kekesalan Gavin.
Gavin memiringkan kepalanya sedikit memberikan tanda untuk meminta para hantu keluar.
"Aku keluar sebentar ya. Sekalian ambil minum."
Gavin juga mengikuti mereka dari belakang. Sesampainya di luar squad hantu itu berdiri berjajar seolah murid yang sedang dihukum oleh gurunya.
"Kalian sudah janji kan?"
Hantu di depan Gavin hanya menunduk mendengar omelan Gavin.
"Ehm tapi tadi aku tidak sengaja."
Desi mencoba untuk membela diri dan mencoba menjelaskan.
"Li bilang kalau salah satu temanmu...."
Gavin yang masih kesal tidak mau mendengar penjelasan Desi.
"Apapun itu! Kalian jangan membuat kejadian aneh-aneh seperti tadi!"
Squad hantu didepannya kembali menunduk. Gavin mengamati hantu di depannya. Dia merasa aneh karena biasanya dirinya yang takut pada mereka tapi sekarang malah sebaliknya.
"Kalian janji tidak akan bikin keanehan lagi kan?"
Gavin merasa sedikit bersimpati pada keempat makhluk beda dunia di depannya.
"Ya! Tentu!"
Keempatnya menjawab dengan semangat disertai anggukan kepala. Gavin hanya tersenyum tipis.
"Ya sudah... Kalian diam-diam saja ya kalau mau lihat."
Lagi-lagi ke empatnya mengangguk.
"Jangan gangguin mereka!"
Nada keras Gavin membuat mereka sedikit takut. Melihat squad hantu di depannya mau menuruti perintahnya, Gavin terlihat sangat puas. Dan dengan segera kembali ke gudang.
"Li.. Kita akan bilang padanya kalau dia sudah tenang."