Chereads / Cinta Tanpa Tepi / Chapter 6 - Kenapa Dia?

Chapter 6 - Kenapa Dia?

"Lo kenal dengan dia?" tanya Chandra masih dengan menghunuskan tatapan yang nyalang dan juga tajam. 

"Kan tetangga gue," jawab Wira dengan nada yang terdengar enteng. Sungguh itu adalah hal yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang sedang Chandra rasakan. 

"Lo nggak sedang bercanda 'kan?" Mendengar apa yang sedang dikatakan oleh Chandra, Wira hanya bisa memutar kedua manik matanya malas. 

"Ck! Chandra Kumara Aji Setiawan lo lihat muka gue ini apakah gue terlihat seperti orang yang sedang bercanda, hah?" Bukannya langsung saja menjawab apa yang menjadi pertanyaan Chandra, Wira  justru lebih memilih untuk balik bertanya yang mau tidak mau akhirnya membuat Chandra harus menarik sendiri kesimpulannya.

"Lo nggak bercanda, Wir?" tanya Chandra sekali lagi pada Wira dan tanpa beban sekali di dalam benaknya, sangat enteng sekali memang.

"Lo ke rumah gue aja entar kalau nggak percaya," tantang Wira dan tentu saja hal tersebut tidak disia-siakan oleh Chandra tanpa mau pikir panjang untuk waktu yang lebih lama, dia pun menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat.

"Tapi kok gue merasa asing ama tuh cewek. Gue kayak nggak pernah lihat dia." Bagi Wira yang telah mengenal baik siapa itu Kinandari Tiffany Anindya tentu saja tidak merasa heran dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Dipta itu.

Dan karena tatapan yang penuh intimidasi dari Chandra pada akhirnya yang bisa dilakukan oleh Wira hanyalah memutar kedua manik matanya malas. Wira sangat tahu apa yang diinginkan oleh Chandra saat ini.

"Lo bisa nggak, nggak usah lihat gue seperti itu?" tanya Wira dengan nada dinginnya, tapi hal tersebut tidak lebih dari cukup untuk meredam rasa ingin tahu dari seorang Chandra Kumara Aji Setiawan.

"Jadi apa jawaban lo?" tanya Chandra dengan nada yang terdengar hanya penuh desakan. Sepertinya berhadapan dengan Chandra yang mode posesif seperti ini harus membuat Wira atau siapa pun yang ada di hadapannya harus ekstra sabar. Tidak mudah dan tidak akan pernah mudah jika berhadapan dengan Chandra yang seperti ini.

"Lo semua mana bisa untuk lihat dia, kan kita beda gedung. Satu gedung saja kita kadang sulit untuk ketemu apalagi yang beda. Tapi masih untuk juga sih beda gedung ketimbang beda keyakinan, macam yang itu tuh." Titik atensi milik Chandra dan juga Dipta sangat cepat beralihnya pada apa yang saat ini juga sedang dilihat oleh Wira.

Siapa lagi kalau bukan orang yang paling disegani di Oscar Geng angkatan kedua, King Mahesa Juliardo.

"Dia anak IPS?" tanya Chandra yang rupanya masih menjadikan Kinan sebagai topik yang tidak boleh untuk dia lewatkan sedikit pun.

"Iya bawel!" jawab Wira singkat lalu menghunuskan tatapan yang sangat tajam pada Chandra. Namun perunggu terbaik yang dimiliki oleh Oscar Geng angkatan kedua itu.

"Wir ... entar gue ke rumah lo, ya!" Wira hanya diam, tapi dia sangat yakin kalau diamnya itu adalah bentuk persetujuan secara tidak langsung.

"Lo mulai jatuh cinta sekarang, Ndra?" Pertanyaan yang beberapa saat dipertanyakan oleh Dipta kali ini kembali dia ulang lagi.

"Belum, masih sebatas penasaran kok." Dipta dan Wira tampak kompak untuk memutar kedua manik mata mereka dengan sangat cepatnya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Chandra.

"Dan lo harus hati-hati ama perasaan lo. Jangan sampai seperti asam lemah yang bertemu konjugasi basa, buffer!"

***

"Wir ... lo kapan pulang sih?" rengek Chandra pada Wira. Dan apa yang dilakukan oleh Chandra sudah cukup membuat Wira jengah.

"Wir ... lo bisa jelasin nggak ke gue Chandra kenapa?" tanya Ganes yang secara tidak langsung juga ikut merasa terganggu dengan aksi dari Chandra.

"Mau pulang dia." Jika di antara tujuh anggota inti Oscar Geng angkatan kedua ada yang bersifat dingin layaknya kulkas empat pintu maka itu hanyalah, Ekawira Airlangga Mukti.

"Lah pulang mah pulang aja." Kali ini giliran Dewa yang melontarkan kalimat sinis pada Chandra. Dan mendengar hal tersebut Chandra pun langsung saja menghunuskan tatapan yang nyalang dan juga tajam pada Dewa, atau lebih tepatnya Dewanda Fajar Lesmana. Anak dari Sakti Anggara Lesmana yang masih merupakan anggota purna Oscar.

"Yang menjadi masalahnya adalah dia mau pulang ke rumah gue, Brodie!" Penjelasan dari Wira membuat siapa pun yang mendengarkannya menjadi bertanya-tanya ada apa ini?

"Rumah lo kurang nyaman apa sampai-sampai lo harus pulang ke rumah Wira?" tanya Eca dengan menatap Chandra sangat tajam.

"Biasalah, kalau orang jatuh cinta semua akan dilakukan." Chandra lebih memilih untuk tidak menaruh peduli atas apa yang dikatakan Wira.

"Bangke lo, Wir!" umpat Chandra juga pada akhirnya.

"Masih tentang cewek yang kemarin itu?" tanya Kresnanda Ahbiseva Iskandar dengan nada yang sangat santainya.

"Dia punya nama, Bhi," ucap Chandra pada sahabatnya yang sedang main PS di markas Oscar melawan Eca.

"Siapa namanya?" tantang Ganes, perak dari Oscar Geng di angkatan keduanya.

"Lo itu serius nanya atau lagi uji gue sih, Nes? Namanya Kinandari Tiffany Anindya." Respons selanjutnya yang diberikan oleh Ganes sungguh sudah lebih dari cukup untuk membuat Chandra ingin melontarkan sumpah serapah untuk sahabatnya itu.

"Lantang banget, tapi masih kurang binti dan mas kawinnya!" Gelak tawa dari keenam inti Oscar menggema saat mendengar apa yang Ganes katakan.

"Lo kalau mau ngeledek ya ngeledek aja, Nes. Bangsatnya nggak perlu ikutan, ya!" ucap Chandra memberikan ultimatum tegas pada cowok dengan nada lengkap, Ganesha Rafisqy Hermawan.

"Hahaha ... emosi dia pemirsa."

"Wir ... pulang yuk! Gue bisa gila kalau di sini terus," ajak Chandra dan untuk kali ini Wira merasa kalau dia memang harus menuruti apa yang diinginkan oleh Chandra.

"Iya kita pulang!" ucap Wira dengan malasnya.

Chandra dan juga memacu kuda besi milik mereka dengan kecepatan yang bisa dikatakan sedang membelah jalanan Ibukota.

Hanya butuh waktu kurang lebih 20 menit dan kini mereka pun telah berada di depan rumah Wira.

"Rumahnya yang mana?" tanya Chandra dengan raut wajah yang sangat berbinar cerah.

"Hah ... ada Draco?" gumam Wira dalam benaknya. Tentu saja dia tak punya nyali yang besar untuk berkata seperti itu di hadapan Chandra.

"Wir ... yang mana?" Pertanyaan yang sama kembali diulang Chandra dan kali ini sukses untuk membuat Wira terperanjat kaget dibuatnya.

"Hah ... yang itu di depan," jawab Wira sambil menunjuk rumah yang ada di depan rumahnya.

"Loh ... kok ada Draco sih?" tanya Chandra yang melihat Kinan baru saja keluar bersama dengan orang yang tidak asing di kedua manik matanya, dia adalah panglima tempur Bimasena, Draco Wisnu Priyatna.