Chereads / Asmaraku bersama Bodyguardku vs Suami Bohongan / Chapter 12 - Perselingkuhanku dengan Edi

Chapter 12 - Perselingkuhanku dengan Edi

Sluuurrrp.. Sluurrrpp.. Sluuuuurrrrp.. Sluurrrppp..

Suara sedotan dan seponganku ke sosis dan telur Edi. Sosinya yang ukuran jumbo membuat mulutku hanya bisa menampung 1/4 sosisnya didalam mulutku. Selain itu stamina dan ketahanan fisiknya sangat luar biasa, baru kali ini seorang laki- laki aku berikan service oral lebih dari 30 menit. Bahkan suamiku saja, Tommy, hanya tahan 15 menit paling lama sebelum akhirnya memuntahkan lahar kenikmatannya.

Aku sendiri mengakui, sebagai seorang pebisnis, kadang aku harus menggunakan cara- cara kotor. Untuk memuluskan negosiasi dengan klien- klienku terkadang aku memberi servis tambahan berupa layanan kenikmatan melalui mulut mungilku. Walaupun yang aku berikan hanya itu tidak pernah lebih.

Aku memang hanya berhubungan badan dengan suamiku, Tommy, yang bahkan mendapatkan keperawananku. Namun setelah keperawananku hilang, dan karena sering nonton film porno dengan Tommy untuk mempelajari tehnik baru dan menaikan libidoku agar mau berhubungan badan membuatku terbiasa melihat kelamin laki- laki lain.

Laki- laki lain yang pertama kali aku berikan kepuasan seksual melalui mulutku adalah dosenku, pak Gabriel Tambunan, dosen killer yang hampir tidak meluluskanku karena aku banyak tidak masuk saat aku trauma bathin akibat kasus penembakan yang juga melukai Tommy.

Beliau ngotot mau membuatku mengulang mata kuliah walaupun dekan sudah memberi kompensasi agar aku bisa ikut ujian akhir smester. Akhirnya aku menyuapnya dan memberikan kepuasan seksual membuatnya merasakan sensasi mememuncratkan lahar kenikmatannya dimulutku yang menurut orang- orang sangat seksi dan menggoda.

Aku pun berani memberikan kepuasan seksual kepada pak Gabriel karena sahabatku, Pingkan, yang sejak mamaku membeli sebuah rumah kost dekat kampusku, menjadi teman sekostku dengan biaya super murah dengan fasilitas super mewah. Ia tahu dari senior yang lulus 4 tahun lebih dahulu dari kami, karena ia juga sahabat kakaknya Pingkan, kalau Gabriel itu sebenarnya laki- laki mesum dan dibalik kekillerannya ia bisa di'bujuk' dengan diberi kenikmatan seksual. Dikulum olehku di ruangan kuliah di sore hari saat semua kegiatan sudah selesai, tidak sampai 5 menit pak Gabriel sudah memuntahkan lahar panas dari sosis kecilnya. Katanya sedotan dan hisapanku luar biasa enak seperti hisapan vacuum cleaner, apalagi ditambah uang suap sebesar 20 juta, praktis aku yang hampir mengulang diberikan kunci jawaban soal ujian sebagai bonus, sehingga praktis nilai A bisa aku raih

Sejak saat itu, oral seks adalah senjata rahasia dan terakhirku untuk mendapatkan keinginan dan tujuanku. Namun hanya sebatas itu saja, karena aku selalu mengaku masih perawan dan bagaimanapun juga klienku sekalipun masih memandang mama ku yang bisa dibilang orang terkaya di Aceh saat ini. Sehingga mendapatkan kepuasan birahi dari mulutku saja merupakan kehormatan dan kebanggan yang luar biasa.

Klien- klien yang bisa mendapatkan kenikmatan dariku pun termasuk orang- orang papan atas. Hanya pengusaha kawakan yang masuk 30 besar di Indonesia dan 100 besar asia atau lebih yang bisa menikmati layanan spesial dariku. Karena bagaimanapun aku tidak mau membuat nama besar didunia bisnis yang sudah diraihnya selama ini serta juga nama besar papaku di kancah dunia perpolitikan sebagai duta besar dari Turki.

Mengulum, menyedot dan menjilati sosis besar milik Edi lebih dari tiga puluh menit mau ga mau membuat libidoku naik hingga maksimal. Daerah intimku yang terutup celana dalam berenda pun sudah basah karena terangsang akibat menikmati sosis besar milik Edi. Apalagi bau alami khas sosisnya benar- benar membuat gairah sensualku meningkat. Bau ini mungkin yang dikatakan orang sebagai bau afrodisiak, atau bau yang mampu meningkatkan gairah seksual.

Apalagi minuman yang disajikan di meja tamu saat aku negosiasi semuanya hanya minuman beralkohol, dan agar aku bisa mengurangi rasa gugupku aku memang sempat menghabiskan dua sloki whiski yang ditaruh di meja tamu bersama botol vodka, brandy, everclear, absinthe dan gin yang rata-rata alkoholnya lebih tinggi dari whiski yang aku pilih.

Terpengaruh alkohol dan bau sosisnya yang sepertinya sangat membiusku membuat nafsu birahiku membara, sehingga secara naluri aku sembari tetap mengulum Edi Junior aku membuka kancing kemejaku dengan satu tangan. Edi yang menyadari aku sedang membuka kemeja segera membantuku dalam usahaku melepaskan kemejaku.

Setelah kemejaku terhempas ke lantai ia meraih pengait braku lalu dengan satu gerakan menggukan 2 jarinya, kait braku terlepas dan melorotlah braku membuat buah dadaku yang berukuran 32 c terpampang bebas dihadapan Edi menantang untuk disentuh. Edi tidak tinggal diam melihat kedua buah dadaku menantangnya, ia segera meremas memijat bahkan memelintir puncak kedua buah dadaku menggunakan kedua tangamnya dengan penuh nafsu birahi yang makin menegang dibuatnya.

" Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." desah dan lenguhku disela- sela aktivitasku mengulum, menghisap dan menjilat batang keperkasaannya.

"Indah sayang buah dadamu, pantas Tommy setia sama kamu.. Jauh lebih indah dari punya lonte- lonte yang aku sewa" ujarnya memujiku hingga membuat pipiku memerah merona karena malu dengan pujiannya.

Aku berhenti mengulum Edi Junior berdiri, lalu melepas kancing dan menurunkan resleting rok mini setengah pahaku berwarna biru muda dan membiarkan rok miniku merosot jatuh ke lantai. Lalu aku duduk diatas pangkuan Edi berhadap- hadapan dengannya hanya memakai celana dalam berendaku, yang sudah basah kuyub, yang masih menutupi tubuhku yang sudah bertelanjang dada.

Aku mendekatkan kedua buah dadaku ke bibir Edi. Edi yang sudah biasa melakukan hubungan intim diluar pernikahan langsung mengerti apa yang harus dilakukan. Saat aku mengarahkan kedua buah dadaku, ia juga memajukan badannya yang awalnya masih bersandar disofa untuk menyambut buah dadaku yang sudah membusung indah dan sudah cukup tegang menantangnya untuk dinikmati.

Aku berulang kali melenguh ketika mulut Edi menghisap, menjilat, mencumbui dan mengigit- gigit manja kedua buah dadaku secara bergantian dengan penuh nafsu. Sapuan lidah dan hisapan Edi yang sangat mahir dan berpengalaman dalam urusan ranjang membuatku hampir berteriak.

"Iya sayang, gitu terus sayang, ahh iya... Terus, terus sayang, ini enak banget" racauku yang semakin dibuat gila oleh Edi.

"Enak ya sayang? Mau diterusin?" ucap Edi yang menarik kepalanya sesaat dari buah dadaku untuk mengambil nafas dalam.

"Iya sayang.. Puasin aku ya sayang" ujarku kepadanya minta diteruskan di rangsang kedua buah dadaku.

"Ah Tommy.. Maafkan istrimu ini yang telah tega berselingkuh dibelakangmu dengan Edi padahal kamu menunggu disekitar hotel dengan gelisah. Maafkan aku ya sayang, ini semua demi masa depan kita dan karena aku tidak tahan dengan libido yang ingin segera dipuaskan.. Maafkan istrimu yang binal ini ya sayang.." ujarku dalam hati yang makin lama hati nurani dan nalarku sudah makin kalah dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahiku yang sudah dipuncaknya.