"Ough.. Yah hamilin aku sayang.. Aaahhh.. Aku juga keluar.. Haaahh.. Haaahhh.. Haaahhh" erangan dan desahanku saat mencapai klimaks bersamaan dengan klimaksnya Tommy.
"Haaahhh.. Haaah.. Sungguh enak kalau berhubungan tanpa kondom.. Haaahh.. Haaah.. Kamu yakin untuk hamil karena aku mengeluarkan spermaku didalam?? Ini kedua kalinya sejak 2 tahun lalu kita berhubungan tanpa pengaman.. Haaah... Haaahhh.." tanya Tommy dengan ngos-ngosan sembari memelukku erat diatas tubuhku setelah kita sama- sama mencapai klimaks.
"Haaahhh.. Haaahh.. Ga apa- apa sayang.. Demi masa depan kita,moga- moga aku bisa hamil karena aku lebih rela punya anak dari benihmu daripada dari benihnya Edi.. Yang penting kamu tidak meninggalkanku.. Haaahhh.. Haaahhh.." ujarku menjawab pertanyaannya sembari memeluknya erat.
Aku yang kelelahan setelah melakukan hubungan intim berjam- jam hingga aku 10 kali mendapat klimaks dan Tommy 3 ejakulasi akhirnya diam dalam kesunyian berdua menikmati hangat dan mesranya dalam pelukan Tommy.
Saat di restauran kami sudah sepakat mulai hari ini kami saat berhubungan seksual tidak akan memakai pengaman. Apalagi rencana kami adalah 3 hari dari sekarang, kami dan Edi akan pergi ke Singapura. Edi sendiri sudah kami telepon terkait rencana kami, saat kami menikmati makan siang sembari memperingati hari jadi kami berdua, dan ia setuju dan siap membantu rencana kami.
Alasannya pergi ke Singapura karena Edi lagi ingin menghilangkan penat dan mengajakku main di universal studio dan berlibur bersama.
Aku dan Edi akan berpura- pura kencan selama disana, mengambil beberapa foto berdua di instagram lalu mengepostnya di instagram masing- masing. Apalagi aku mempunyai tempat tinggal di Singapura, sebuah flat dengan 3 kamar tidur. Sehingga selama Singapura kami bertiga akan tinggal bersama di rumahku di Singapura, namun kami akan menginap di kamar terpisah, Edi di kamarnya sendiri dan aku bersama Tommy berdua satu kamar seperti biasa saat kami berdua main ke Singapura.
Selain itu aku punya rencana rahasia bersama Tommy selain rencana pura- pura berkencan dengan Edi, yaitu menikah diam- diam dengan Tommy di Singapura. Aku dan Tommy berencana akan berada di Singapura 20 hari, lebih lama dari rencana kami dan Edi yang akan menghabiskan waktu bersama selama 10 hari karena Edi ada urusan di kantornya 2 minggu lagi sehingga ia hanya bisa 10 hari di Singapura.
Alibi aku tinggal di Singapura selama itu karena selain aku mau liburan berdua dengan Edi selama 10 hari karena aku sekalian akan menghadiri seminar bisnis yang akan diadakan selama 4 hari, tepat 15 hari dari sekarang yang memang aku sudah rencanakan ikut dari beberapa bulan lalu. Beda 5 hari akan repot untuk aku bolak- balik Singapura ke Aceh lalu ke Singapura kembali dalam waktu yang berdekatan.
Persis di hari ke 20 aku dan Tommy akan menikah diam- diam, karena disana aku tahu lebih mudah mengurus pernikahan dibandingkan di Indonesia yang masih agak ribet selain karena Tommy banyak mengenal petugas disana yang bisa mengeluarkan sertifikat pernikahan resmi yang akan diakui di semua negara.
Karena alasan itulah makanya sejak hari ini selain untuk merayakan hari jadi aku dan Tommy, aku berharap sebelum aku menikah, aku sudah bisa mengandung anak dari bibitnya Tommy. Dan karena aku dan Edi akan pura- pura kencan, maka apabila aku hamil pun aku bisa mengaku bahwa Edi yang menghamiliku.
‐-------
Tak terasa 2 hari sudah berlalu, aku dan Tommy memutuskan untuk pergi lebih awal sehari dibandingkan Edi dikarenakan kami kehabisan tiket pesawat, akibat Edi bersikeras mau mengajak 2 teman kencan yang dia dapat dari P.I.T.A selama 10 hari di Singapura. Edi ngotot hendak mengajak kedua teman kencannya karena ia tidak mau menjadi 'kambing congek' diantara aku dengan Tommy.
Akhirnya aku dan Tommy mengalah pergi lebih dahulu, lagipula kami masih membutuhkan kerjasama dari Edi. Pagi itu kami dari Soekarno Hatta terbang menuju ke Changi Singapura, dan meninggalkan 50 anak buahku di stand pameran yang masih menyisakan 1 hari dalam menjalani kegiatan.
Ada keuntungan dari aku dan Tommy pergi lebih awal dibandingkan Edi. Karena kami bisa menikmati kehidupan percintaan kami tanpa terganggu kehadiran Edi. Apalagi kemungkinan Edi yang membawa dua teman kencan sewaan kelas atas seperti Keiko bisa melakukan prilaku tidak senonoh dan gila- gilaan yang pasti akan membuatku ilfeel.
Tapi masalah itu sudah diurus Tommy, agar kegiatan gila Edi tidak mengganggu kami, maka Edi disewakan kamar di hotel yang hanya berjarak 500 meter dari tempat tinggal kami, dan akan kami pinjemkan kendaraan agar ia bisa ke sana sendiri.
"Besok Edi ke sini jam berapa yang?" tanya Tommy kepadaku.
"Katanya dia mau main ke rumah kerabatnya dulu baru setelah menaruh barang bawaannya di hotek, sorenya dia baru ke sini. Saat itulah kita telepon Mama dan posting ke instagram kalau sudah sampai Singapura" ujarku menjawab.
"Oke.. Yuk bobo sayang.. Sudah jam 9.." ujar Tommy mengajakku tidur.
"Ayo sayang.." ujarku kepadanya.
‐-------
Sepuluh hari sudah rencana kami berjalan baik tanpa masalah di Singapura. Tiap hari ada foto aku berdua dengan Edi seakan- akan kami kencan. Dan kedua orangtua dari Edi dan aku juga senang dan bahagia melihat kedekatan kami yang sebenarnya hanya pura-pura.
Akhirnya tiba saatnya Edi kembali ke Aceh lebih dahulu meninggalkan kami. Dan karena sering bersama akhirnya kami bertiga menjadi lebih akrab. Kami memutuskan mengantarkan Edi ke bandara, sedangkan kedua teman kencannya sudah 2 hari lebih dahulu pulang ke Jakarta.
"Thanks bro.. Nanti kalau sudah kembali ke Indonesia kabarin gue ya.. Tar kita hang out bareng lagi.. Titip calon bini gue ya, hahahaha..." ujarnya saat mau masuk ke bandara.
"Hahahah.. Sip bro.. Akan gue jaga istri lu seperti dia istri gue ya.. Ok.. Kita kabarin nanti kalau sudah di Indonesia.." ujar Tommy.
"Istriku jaga badan ya, harus tetap sehat dan bahagia, trus kalau bermesraan dengan selain gue jangan sampai keliatan orang.. Hahahaha" canda Edi kepadaku yang mulai dia sebut istri.
"Oke suamiku.. Kamu juga kalau kencan sama cewek jangan sampai ketahuan orang.. Apa kata orang nanti.. Hahaha" jawabku meledek Edi kembali.
"Oke semua.. Gue masuk dulu.. See you later.. Bye" ujar Edi sembari masuk ke Bandara meninggalkan kami berdua.
"Next step.. matremony sacrament.. Aku ga sabar menunggu Yang dimana kita akan menjadi sepasang suami istri" ujarku kepada Tommy.
"Iya sayang aku juga.." ujar Tommy sembari menggenggam erat tanganku sembari mengendarai mobil menuju flat kami.