"Jadi.. Bagaimana? Kita menolak saja perjodohan ini?" Ujarku kepada Tommy.
"Menurutku kita coba bikin perjanjian.. Kalau dia setuju kita lanjutkan bahkan sampai nikah kalau perlu.." ujar Tommy memberi saran kepadaku.
"Kamu sudah gila ya Tom?!!! Apa kamu ga sayang aku lagi?!!! Apa kamu mau ga mau melanjutkan hubungan kita lagi??!! Tega- teganya kamu menyarankan aku nikah sama cowok mesum kaya Edi!!" ujarku sembari memukuli Tommy karena kesal dengan usulannya.
"Yang.. Yang.. Sabar dulu.. Dengarkan penjelasan aku dahulu.." ujarnya sembari menangkap kedua tanganku menahan pukulan tanganku.
"GILA!!! APA- APAAN SIH KAMU!!! LEPASIN!! LEPASIN AKU!!!" Ujarku teriak- teriak mencoba melepaskan cengkraman Tommy ke kedua tanganku.
"iya aku lepasin setelah kamu tenang dan mendengar penjelasanku terlebih dahulu"
"Ok.. Aku akan tenang" ujarku berusaha untuk tenang setelah beberapa waktu emosi karena mendengar usulan gila Tommy.
"Nah gitu dong.." ujar Tommy sembari melepaskan cengkraman tangannya dari aku.
"Ok.. Sekarang jelasin. Aku akan mendengarkan" ujarku padanya dengan muka cemberut.
"Jadi.. Nikah disini maksudku nikah bohongan."
"Nikah bohongan? Maksudnya?" ujarku penasaran.
"Jadi kita setelah ini bicara dengan Edi.. Mengajaknya membuat kesepakatan. Kalau dia sepakat kita akan teruskan perjodohan palsu ini. Kalau tidak menemukan kata sepakat ya kita ga usah teruskan perjodohan ini.. Bagaimana?" ujar Tommy menjelaskan rencananya.
"Oke.. Apa kesepakatannya?" ujarku kepada Tommy.
Dia menjelaskan semua rencana pengajuan perjanjiaj kesepakatan yang akan kami ajukan kepada Edi. Setelah hampir 30 menit lamanya akhirnya semua rencana dan isi kesepakatan yang akan kita ajukan akhirnya aku mengerti dan menyetujui rencana Tommy.
"Menurutmu ini akan berhasil?" tanyaku terakhir kali sebelum kita turun dari mobil dan kembali ke atas menemui Edi.
"Aku yakin akan berhasil sayang." ujarnya dengan percaya diri.
"Ok.. I trust you babe.." ujarku sembari memeluknya.
Aku dan Tommy bersama-sama turun dari mobil kami lalu menuju ke lantai 4 untuk bertemu dengan Edi. Kami berjalan berpegangan tangan masuk ke gedung karena aku jujur agak jijik dan malas untuk melihat kembali muka Edi.
"Mau masuk lagi ya bapak dan ibu? Sebentar saya ambilkan kartu akses untuk masuk ke sana sesuai perintah pak Edi setengah jam lalu." ujar resepsionis restoran saat kami sampai di lantai empat.
"Baik." ujarku kepadanya.
"Silahkan bapak. Ini kartunya" ujar resepsionis restoran kepada kami dengan penuh sopan santun.
"Terimakasih" ujar Tommy sembari mengambil kartu akses dari tangannya.
"Sama- sama pak"
Kami berjalan masuk ke ruangan privat yang dipakai Edi untuk mengajak kami bertemu.
Kleeekk.. Suara pintu ruangan pintu dibuka oleh Tommy dan langsung terdengar rintihan dan desahan Keiko yang sedang asyik masyuk dengan Tommy.
"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Lebih dalam.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Terus jangan berhenti sayanggg!! Aaaahhhh.. Aaahhhh!! Yah sayang.. Aaahhhhh!!" teriak dan lenguhan suara Keiko langsung terdengar saat pintu baru terbuka beberapa senti.
"Bentar sayang.. Aku tunggu diluar saja.. Aku malas ketemu Edi.." ujarku kepada Tommy mengurungkan niatku masuk kedalam karena mendengar desahan dan lenguhan dua pasangan cabul itu sembari menahan tangan tangan Tommy membuka lebih lebar pintu ruangan yang disewa Edi.
"Kesempatan kita bicara rahasia dan aman adalah saat jam 'booking' Keiko berlangsung sayang.. Kamu harus kuat.. Demi masa depan kita. Oke??" ujar Tommy kepadaku berusaha menguatkan tekadku.
"Oke.. Demi masa depan kita.." ujarku menguatkan diri sendiri di depan Tommy.
"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Fffuuuccck.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Yah sayang.. Aaahhhhh.. Nikmaatttt!! Terus jangan berhenti sayanggg!! Aku hampir keluar.. Aaaahhhh.. Aaahhhh!! Yah sayang.. Aaahhhhh!!" Teriak, desah, erangan kenikmatan terus mengalir dari bibir seksi Keiko saat Edi memompa maju mundur kue apemnya dari belakang saat mereka melakukan persetubuhan ala 'doggy style' dengan posisi badan mereka berdua menghadap ke meja dan kedua tangan Keiko memegang sisi meja didepannya agar posisinya stabil saat digenjot oleh Edi.
"Enakkk.. Aaaahhh.. Kue apem model tercantik se-Indonesia memang juara.. Aaaahhh.. Aaahh.. Shit.. Aku sperti di pijat oleh memekmu.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Aaaahhh" racau Edi menikmati persetubuhan mereka.
"Sayaaaaanggg!! Aku mau piippiisss lagi!! Aku ga tahaaaann!! Geli!! Geliii!! Aku mau pipissss!! Aku keluaaaarrrr!! Haahh.. Haaahhhhh!!!" lenguh dan teriak Keiko tak tertahankan dan sekaligus keluar muncratan cairan bening kental kencang seperi sedang buang air kecil dari kemaluannya yang bisa aku lihat karena Edi sengaja melepas kelaminnya dari Keiko saat Keiko mencapai klimaks.
Aku bingung kenapa Keiko bisa memuncratkan air seni begitu kencang dan menyemprot seperti itu sedangkan aku memang seperti pipis saat berhubungan intim dengan Tommy namun tidak sampai muncrat begitu.
"Yang.. Si Keiko kok dia buang air kecil begitu ke Edi?" tanya aku dengan berbisik kepada Tommy.
"Ooo.. Itu bukan air seni, itu cairan squirt.. Tidak semua wanita bisa begitu saat klimaks.." bisik Tommy menjelaskan.
"Oooh begitu.." ujarku sembari mengangguk angukan kepala tanda mengerti.
"Tuan Edi.. Maaf.. Ada proposal dari kami yang ingin kami tawarkan kepada anda terkait masalah perjodohan anda dengan Nirmala" ujar Tommy tiba- tiba saat melihat Edi hendak mencelupkan kembali sosis besarnya kedalam sumur kenikmatan Keiko.
"Lancang kamu sebagai pengawal Nirmala mengganggu aktivitas saya!! Kamu pikir kamu siapa!!" ujar Edi menjawab dengan marah.
"Saya berbicara sebagai kekasih Nirmala bukan sebagai Bodyguardnya" ungkap Tommy mengutarakan kenyataan mengenai hubungan tersembunyi kami.
"Kekasih??!" tanya Edi ga percaya.
"Ya.. Kekasih" ujar Tommy tegas.
"Menarik.." ujarnya tersenyum.
"Keiko sayang.. Kamu istirahat dulu ya.. Toh kamu sudah klimaks 6 kali.. Dan masih ada sisa waktu 5 jam lagi.. Makan saja dahulu hidangan yang kamu pesan di meja.." ujar Edi melanjutkan omongannya yang sekarang ditujukan le Keiko yang masih terengah- engah karena letih dibombardir Edi.
"Hhhaaah.. Haaaahhh.. Iya sayang.. Terimakasih.." ujarnya dengan terengah-engah.
"Ayo sini.. Duduk mendekat.. Apa yang kalian akan tawarkan.." ujar Edi sembari mengambil posisi duduk di kursi samping Keiko yang masih terengah- engah.
"Baik.." Tommy menjawab sembari mengajakku berjalan mendekat ke arah Edi.
"Rupanya.. Kamu punya kehidupan yang menarik juga Nirmala Fathemah.." ujar Edi saat kami sudah duduk dihadapannya.
Aku hanya tersenyum sembari menatap Edi yang masih bertelanjang bulat dengan perasaan agak jijik karena sikap dan perilakunya yang seperti binatang sebelumnya.
"Jadi.. Apa yang mau kita bicarakan?" tanya Edi lagi kepada kami.
"Jadi begini.. Kami menawarkan untuk pernikahan palsu.." ujar Tommy langsung ke pokok masalah.
"Pernikahan palsu? Hmmm.. Menarik.. Lanjutkan" ujar Edi yang sepertinya tertarik.
"Jadi.. Kalian menikah palsu saja di luar negeri, ke Belanda saran saya.. Pura- puranya kalian awalnya jalan- jalan berdua dengan alasan untuk saling mengenal. Lalu saya akan membawa teman saya sebagai pemuka agama yang sebenarnya tentara rahasia yang sedang menyamar. Dia akan pura- pura menikahkan kalian.. Tapi ya itu hanya pura- pura.. Semua janji suci kalian itu pura- pura karena teman saya itu sebenarnya tidak punya sertifikat sah untuk menikahkan orang sehingga tentu tidak akan sah. Akan tetapi tenang saja, karena saya punya banyak teman di Belanda maka mereka akan membantu membuatkan dokumen palsu seakan- akan pernikahan kalian sah." ujar Tommy menjelaskan.
"Oke.. Tapi apa untungnya buat saya?" ujarnya.
"Jelas ini pernikahan bisnis.. Kalian menikah 1-2 tahun saja sudah cukup saya rasa. Kamu bisa dapat semua keuntungan bisnis dari mertua palsu kamu begitu juga Nirmala. Dan yang paling penting karena ini pernikahan palsu, kalian tidak perlu berhubungan intim dan kamu bebas jajan diluar sepuasnya tanpa Nirmala akan marah" ujar Tommy kembali.
"Ok.. Sepertinya menarik. Saya setuju dengan usul kamu.." ujarnya sembari mengajak Tommy berjabat tangan.
"Tunggu dulu.. Kalau kamu setuju kamu haru bertanda tangan diatas materai di kertas yang sudah saya buat ini.. Kalau ada yang ingin kamu tambahkan saya akan kebawah mengetik dan mengeprint ulang perjanjian dengan poin tambahan yang kamu ajukan" ujar Tommy mengeluarkan kertas yang sudah disiapkan sebelumnya sejak kami didalam mobil, kebetulan dimobil ku ada laptop dan mesin print portabel.
"Oke.. Saya baca terlebih dahulu kalau begitu" ujarnya lalu membaca tawaran yang kami ajukan terkait masalah perjodohan.
Setelah hampir 5 menit Edi membaca dengan detil semua tulisan di kertas yang kami bawa ia berbicara lagi "Luar biasa, saya rasa ini sudah menguntungkan buat saya.. Baiklah saya akan tandatangan"
"Terimakasih" ujarku sembari memperhatikan Edi menandatangani surat perjanjian kami.
"Oke.. Terimakasih.. Surat ini akan saya simpan baik- baik dan hanya kita berempat disini yang tahu. Saya rasa Keiko juga sebagai P.I.T.A juga bisa dipercaya dan profesional. Karena urusan kami sudah selesai, kami izin undur diri dan meninggalkan kalian untuk meneruskan kegiatan kalian berdua. Permisi" ujar Tommy lalu mengajakku pergi meninggalkan Edi dan Keiko.
‐-------
"Kita kemana sekarang sayang?" tanyaku di mobil kepada Tommy.
"Tentu saja ke restoran Sushi yang sudah kita booking dari sebelum sampai ke Jakarta buat merayakan hari jadi kita dong sayang.. Happy anniversary babe.. Semoga kita selalu bersama hingga menjadi sepasang suami istri" ujarnya sembari tersenyum dan mencium keningku.
"Terimakasih sayang.. I love you.. Happy anniversary" ujarku merangkulnya dengan erat dan penuh rasa sayang saat dia menyetir.
Kami menikmati siang itu makan berdua dengan penuh rasa cinta dan asmara merayakan hari jadi kami yang ke 2. Setelah hampir 4 jam kami menghabiskan waktu berdua di restoran elit di Jakarta itu kami akhirnya kembali ke hotel untuk melanjutkan perayaan kami dengan permainan cinta menggunakan seragam dinas pacar yang aku sudah siapkan dari sebelum aku pergi ke Jakarta.