MALAM MINGGU
Malam ini rintik hujan turun perlahan bersama cuaca dingin yang menembus ke tulang. Untungnya aku menggunakan jaket yang lumayan tebal untuk membungkus badan orang.
Ahh kenapa juga aku menggunakan motor tidak mobil saja tadi, karena aku mau dia menjadi bahan tontonan dulu sebelum dibakar mayatnya. Walaupun dia di dalam peti tapi orang melihat dia bukan. Peti yang lumayan sedang yang ku letakan di depan motor matic ku ini.
Hari ini aku cukup puas akan karya yang ku ciptakan dan karya ini akan ku pertontonan untuk teman-temanku.
Sesampainya di tempat persembunyianku, aku disambut dengan sahabat ku yang sudah menunggu, mereka sepertinya sudah tidak sabar akan darah dan daging ini.
Dia Ray, Ray Mbayang Pasmakassa, dia langsung membuka penutup tubuh mayat itu, mengobrak abrik guna mencari yang dia sukai, apa lagi kalo bukan tengkoraknya, katanya buat pajangan.
Satu lagi Punjan, Punjan Maharaja Sawa, dia suka organ dalam manusia, yang mana akan dia jual untuk dia sendiri padahal dari segi ekonomi dia sangat mampu bahkan untuk membeli orang sekalipun, impresif bukan.
Kalau aku mah butuh darah sama nyawa dia doang, oh ya jangan lupakan temanku yang lain yakni anjing-anjing imutku yang menyukai tulang-tulang manusia. Saat aku membaginya tulang, mereka akan senantiasa makan dengan kenikmatan dan sensasi yang berbeda sambil menggonggong dan mengibaskan bulu ekornya, mereka menikmatinya.
Kami bersama menikmati malam yang indah dengan whisky serta suara dari tubuh yang sedang membakar daging itu. Hem menyenangkan bukan.
Beberapa saat sebelumnya.
Malam ini aku mencari mangsa di tempat biasa yang ku datangi, sayangnya dari tadi aku berdiam diri tidak ada satu orang pun yang datang, apa mereka tau kalo aku akan membuat mereka menikmati indahnya malam ini, tapi sepertinya tidak , saat mereka melihatku mungkin sudah lari jika tau aku aslinya.
"Sett… sial". Sudah berjam-jam aku disini dan tidak menemukan sasaran. Padahal malam ini cocok untuk berpesta, malam apalagi kalo bukan malam minggu, yang seharusnya orang akan keluar untuk pergi kencan bersama sang kekasih. Dan aku akan bersenang-senang dengan kentalnya darah merah yang mempunyai bau khas. namun kenapa sekarang sepi?.
Aku mendongak melihat keatas sepertinya hujan akan turun dan cuaca cukup mendung. Sangat cocok bukan untuk memenui hasratku ini tapi saat ini mungkin semesta tidak berpihak kepadaku padahal hasratku ingin sekali menikmati malam ini, untuk saat ini aku tidak akan menyerah aku tetap mencari. Mungkin aku akan pergi ke tempat lain saja.
Saat aku melewati daerah kuburan yang sepi aku melihat samar-samar seperti ada cewek menangis dengan membawa bunga di tangannya,aku memberhentikan motorku dan turun untuk mengikuti cewek itu, cewek itu sampai dimana pada satu pusaran makam dia bercerita dengan makam yang mana makam tersebut adalah makam kekasihnya. "Gila ni cewek jam segini ke makam yang ada lu dimakan anjing gue nanti hahaha." Tawa batinku dalam hati.
Pada saat yang pas, muncul ide yang menarik untuk malam ini, aku mendekat ke cewek tadi dan bertanya mengapa kau menangis di sini apa kau tidak takut hari sudah malam dan akan turun hujan, dia cukup kaget dengan kedatanganku tapi aku menjawab bahwa aku orang baik. Namun hanya untuk saat ini.
Dia bercerita bahwa sebenarnya dia akan menikah namun sayang pacarnya pergi duluan meninggalkan dia, ck kasian, aku akan membawa kamu bertemu pacarmu cantik tenang saja. Ucapanku dalam hati.
Saat itu juga aku membawanya pergi ke tempat favoritku untuk bersenang-senang, cukup sulit membuat kepercayaan agar dia nurut padaku. Sesampainya di tempat ku dia bingung akan keadaan tempatku yang khas bau anyir, aku Cuma bilang kalo aku suka bau darah, eh si doi langsung minta dipulangkan, kan aneh.
Saat dia memberontak dan meminta mau pulang, langsung saja ku tarik pergelangan tangan nya ke tempat dimana dia akan menyusul dan akan bertemu sang kekasih, serta kudorong tubuhnya sampai jatuh ke kasur, dia berteriak meminta tolong, namun usaha yang sia-sia bukan, disini kedap suara woy. Dia ku suruh diem dan ku suruh nikmati aja apa yang akan ku buat, eh belum apa-apa doi udah nangis.
Aku ambil pisau dari jaket yang ku gunakan, sebenarnya di tempatku sudah ada pisau dan benda kesukaan ku tapi aku mau bermain dulu dengan yang satu ini. Dia ketakutan terlihat dari wajahnya. Aku menyukainya.
Ku gesekan pisau di tubuhnya dan mengenai bagian tengah perut, eh dia memberontak, karena aku ga suka ya aku ikat aja doi sama kawat di bagian kaki sama tangannya. Ku ikat terpisah antara kaki kiri dan kanan di bagian pojok kasur yang ada kayunya kalo tangannya aku ikat menjadi satu dan ku bawa ke atas kasur biar ga merepotkan. Solanya cuma ada itu di sini.
Saat udah ga berontak si doi aku gesekan lagi dengan pisau sampai kutekan masuk kedalam mengenai perut dia, darah memuncrat mengenai baju serta tanganku, dia menjerit kesakitan dan minta ampun padahal permainan baru dimulai. Tapi aku suka itu, dan menginginkan lebih. Sabar ya cantik.
Saat dia terus meminta ampun dan menjerit aku mengambil jarum dan benang di atas meja yang tidak jauh dari tempatku. Aku akan membuat karya di bagian tubuhnya biar saat dia bertemu sang kekasih setelah ini kekasihnya bangga akan karyaku. Dan berterimakasih karena aku sudah membawanya kembali dengannya serta terdapat hadiah di tubuh halusnya yaitu karyaku.
Aku mencoba membuat karya bunga mawar yang tadi digunakan untuk penaburan di makam kekasihnya, namun dia terus memberontak, hutt harus sabar aku.
Ku letakan kembali jarum benang di atas meja yang tadi. Lalu aku berjalan mengambil kapak yang ada di lemari penyimpanan, saat kubuka lemari itu dan lihatlah, aku menemukan banyak benda dan darah sejenis denganku, serta di lemariku juga ada tulang yang sudah mengering. Aku tersenyum puas akan keahlianku ini.
Kapak sudah ku ambil dan aku melihat dia sudah kehabisan tenaga padahal masih perut ya ku tusuk belum yang lainya. Aku memanjangkan kakinya yang ternyata cukup panjang karena terus memberontak kaki nya jadi luka akan ikatan kawat yang kuikat, tanpa basa basi aku langsung memotong itu kaki dia menjerit kesakitan namun di telingaku seperti alunan lagu dengan melodi yang sempurna untuk kudenarkan.
Aku mencabik-cabik kaki yang kedua dengan kapak yang berada di tanganku dia melihatnya menjerit serta mengeluarkan air mata, karena aku ga suka matanya yang sayu itu aku ambil pisau yang tadi dan langsung aku tancapkan ke mata kanannya dia menjerit kembali, bola matanya ku ambil dan ku gesekan ke bajuku yang sudah berwarna merah ini.
Lalu aku berjalan kembali untuk membuka lemari yang tadi dan mengambil kotak untuk menyimpan mata dia. Bukan cuma mata dia yang berada dalam kotak ini namun juga mata manusia lainya yang menjadi korbanku yang nantinya akan kujual ke temanku Punjan. Dan uangnya aku sumbangkan kepada orang. Baik kan aku.
Hahahaha tawaku memenuhi ruangan kedap suara ini melihat cewek yang sudah hilang matanya dan kakinya. Aku belum mau membunuhnya aku masih mau bersenang senang dengan nya.
Aku berjalan mengambil pisau kecil untuk jarum benangnya aku hiraukan, pisau yang tidak terlalu lancip ujungnya untuk ke tekan pada lehernya, dia masih bernafas karena aku masih bisa merasakan deru nafasnya.
Awalnya dia masih bisa menggelengkan kepala sebelum ku buat dia lepas dari kepalanya dengan sekali tebas oleh kapakku. Cukup tajam juga kapakku.
Yah sayangnya dia sudah tak bernyawa lagi sebelum ku gorok lehernya dan mendengarkan jeritannya yang merdu itu.
Karena aku belum puas aku mengambil kapak lagi dan mencacah tubuh cewek ini dengan darah yang terus mengalir dari bagian-bagian tubuhnya. Darah ini sebagian akan ku simpan untuk menambah koleksiku sebagianya lagi akan ku kasih kepada temanku.
Akhirnya aku puas setelah mengacak-acak tubuhnya dan membagi menjadi berbagai bagian lalu aku masukan tubuh dia kedalam peti yang sudah ada di tempatku ini, aku selimuti dengan jaket yang tadi ku gunakan untuk menyimpan pisau. Berjalan keluar dan pergi meninggalkan tempat ku setelah menyelesaikan dan menyimpan kembali barang-barang ku.
Selamat bertemu kekasihmu cantik. Terima Kasih kembali. Hahahahaaaa. Tawaku pada akhir malam ini.