Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sekolah Kuota

markonah_markonah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.2k
Views
Synopsis
seorang anak sd yang sangat pintar juga menyayangi ibu nya, bercita cita menjadi seorang polisi meskipun ibunya hanya seorang penjual sapu lidi di pasar, tapi keadaan merubah kehidupan dan cita citanya menjadi polisi ibu nya yang sakit mendadak membuat anak tersebut memikirkan cara apa saja, yang penting ibu nya bisa sembuh seperti sedia kala Inu adalah namanya, dia bertemu dengan random seorang guru yang telah di phk dari sebuah sekolahan terkenal, dan mereka merencanakan sesuatu yang akan membuat gempar seluruh dunia

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - SEKOLAH KUOTA

"mulai besok tidak masuk sekolah tatap muka, tapi sekolah dari rumah secara online via video call". "siap pak guru". sahut anak-anak di dalam kelas

dan guru pun membubarkan kelas supaya anak-anak pulang cepat dan tak kumpul bersama dalam satu ruangan, karna ini adalah protocol kesehatan yang di keluarkan pemerintah yaitu "menjaga jarak"

saat pulang sekolah, si Inu salah satu murid sekolah memberi tahu emak nya di rumah,

"mak mulai besok tidak masuk sekolah tatap muka, tapi sekolah via vidio call,  sekolah online."

karna si emak orang jawa dan agak sedikit tuli, langsung saja menjawab "sekolah opo le kok Onok Liyane."

(le dalam bahasa jawa : nak ) 

Inu yang sambil minum air karna kehausan setelah jalan kaki dari sekolahan pun menyemburkan airnya seketika karna ketawa dengar emaknya

lalu inu pun menjelaskan ke emak nya pelan-pelan, "online mak, bukan onok liyane."

sambil memegang kepalanya, emak pun lalu  berkata : "owalah online"

mereka pun tertawa bersama

"online itu sekolahan yang kayak gimana le, seumur umur baru ini emak dengar sekolah online."

lalu inu pun menjelaskan dengan pelan agar emak nya mengerti "sekolah yang di lakukan secara online lewat hp yang di isi kuota mak."

dan lagi-lagi emak nya inu tidak paham, seraya berkata "hp apa le kok enek kota ne segala" ???

Inu pun tertawa terbahak bahak karna celotehan emak nya

"bukan kota mak, tapi kuota."  inu menjelaskan kepada emaknya sambil makan karna aktifitas sekolah seharian membuat inu kelaparan

emakpun mengerti dan akhirnya memahami, tapi emak nya agak bingung

karna mereka tidak punya smartphone, maklum inu anak seorang janda miskin dan emak nya inu hanya penjual sapu lidi 

ke esokan hari nya emak ke pasar seperti biasa menjajakan sapu lidi nya, berharap ada orang yang memborong agar bisa membelilan inu smartphone.

karna pelajaran online masih di mulai seminggu lagi, inu di rumah membantu emak nya membuat sapu, agar besok bisa di jajakan di pasar.

Inu adalah murid pintar di sekolah, selalu mendapat juara 1 dan sekarang kelas 6 sd. 

Karna sudah sore emak belum pulang,  inu pun menyusul emak di pasar, inu melihat emaknya berjualan dan sapu pun masih belum laku, sedangkan sekolah online di mulai seminggu lagi.

Inu menghembuskan nafas dengan dalam lalu mendekati emak nya dan menyuruhnya pulang

" emak ayo pulang, ini sudah sore, tadi inu sudah masak di rumah, kita makan dulu, besok ke pasar lagi."

Emak pun menuruti perkataan inu sambil mencium kening inu dan emak berdiri dari tempat duduknya lalu pulang ke rumah, inu pun membantu emak membawa sapu lidi yang akan di jual emak tadi.

Di jalan inu berkata kepada emak : "besok biar inu saja yang jualan mak, kan inu tidak sekolah seminggu, emak di rumah saja."

Emak pun menganggukkan kepala seraya berkata:

"iya sayangku." 

Meskipun emak nya inu agak tuli dan kurang paham tentang berjalan nya dunia, tapi seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya

Akhirnya nya mereka pun sampai di rumah dan inu pun segera mengambilkan air minum untuk emaknya

lalu menaruh sapu lidi di pojokan rumah mereka

Malam pun berlalu dan pagi pun tlah tiba, inu dengan semangat pergi ke pasar

dan akhirnya ada seorang pembeli yang membeli sapu inu 2 ikat , inu pun sangat senang, lalu kemudian ada lagi yang membeli 3 ikat, sampai akhirnya habis terjual

Inu bahagia sekali karna, semua sapunya terjual habis, inu pulang cepat karna sudah tak ada sapu lagi yang di jual, sambil bernyanyi dan jalan kaki inu riang sekali

Tapi sesampai nya di rumah, inu melihat emak demam dan menggigil, inu sangat takut dan meminta tolong tetangga sebelah serta pak rt setempat, dan pak rt menyarankan agar inu membawa emak nya ke mantri

"nu emak mu panggilkan pak mantri joko."

Tanpa pikir panjang, inu pun berlari dengan kekuatan super nya memanggil pak mantri

Inu berteriak memanggil manggil pak mantri joko

" paaakkk pak mantriiiiii, paaaakkk."

sambil terengah engah karna lari menuju rumah pak mantri 

Pak mantri pun keluar dan bertanya "ada apa nu kok terengah engah "???

"anu paaak anuuuuu"

Pak mantri pun kebingungan dengan inu, lalu memberi inu segelas air dan menyuruh nya duduk dulu, serta mengajak inu agar bicara pelan-pelan

Akhirnya inu pun relax kembali dan bicara sama pak mantri " emak sakit pak, aku gak tau sakit apa, cepat ke rumah pak, tolong emak saya."

Setelah mendengar inu, pak mantri pun bergegas menyiapkan peralatan nya dan membonceng inu dengan sepeda motor menuju rumah inu

Sampailah pak mantri di rumah inu, dan pak mantri langsung memeriksa emak inu,

dan ternyata emak inu terkena virus Cangkirna yang saat ini lagi menyelimuti dunia

Kemudian pak mantri menyarankan inu memakai masker

"nu ini maskeran dulu biar gak ketularan emak, dan bagikan sama lainnya yang ada di sini." Sambil memberikan masker ke inu

Inu pun menjawab "baik pak."

Lalu membagikan masker

Setelah selesai memeriksa, pak mantri diskusi sama RT untuk menyarankan membawa emak inu ke rumah sakit, tapi emak nya inu menolak

"jangan bawa saya ke rumah sakit pak, saya gak punya biaya, sebentar lagi inu akan sekolah online."

Inu sangat menyayangi emak nya, dan inu membujuk emak agar mau di bawa ke rumah sakit dengan berkata:

"gak usah beli smartphone mak, nanti inu sekolah nya di warnet saja."

Akhirnya emak inu pun setuju dengan inu, lalu pak mantri memanggil ambulance dan membawa emak inu ke rumah sakit.

Karna emak inu terkena virus, pak mantri menjelaskan kepada inu, bahwa emak tidak boleh di jenguk sebelum sembuh

"emak mu tidak boleh di jenguk di rumah sakit nu, karna ini penyakit sangat berbahaya."

Inu pun mengangguk tanpa bicara, karna hatinya sedih tak bisa melihat emak sementara

Hari pun berganti dan inu pun melanjutkan aktifitas seperti biasa, menjajakan sapu lidi ke pasar

meskipun sedih tetap harus semangat "dalam hati inu bergumam."

Ada seorang pembeli yang membeli sapu inu, lalu menawari kerjaan yang tiga kali lipat harga sapunya

"kamu mau kerja nyapu di rumahku???"

"aku baru pindah rumah, dan rumahnya sangat kotor sekali, banyak daun berserakan di halaman."

Inu pun langsung mengiyakan kerjaan tersebut, lalu menuju rumah si pembeli, inu sangat terperangah melihat rumah nya

"wow besar sekali seperti istana."

Inu sangat terkagum kagum dengan rumahnya, maklum rumah inu hanya rumah sederhana

Si pemilik rumah mempersilahkan inu minum dan makan dulu, lalu bisa mulai bekerja menyapu halaman

"minum dan makan dulu nak, nanti baru menyapu halaman, kalau masih kurang boleh tambah lagi." Kata si pemilik rumah

Inu mengangguk sambil makan, dan setelah selesai makan, inu mulai bekerja menyapu halaman.

Akhirnya tugas inu menyapu halaman selesai dan si pemilik rumah memberi upah kepada inu

"ini upahmu nak, sesuai perjanjian tiga kali lipat, tapi karna kamu sangat teliti dan bersih, bapak tambah lagi jadi lima kali lipat." Sambil mengelus kepala inu.

Inu pun tak lupa mengucap syukur atas segala nikmat rezeki yang di dapat hari ini, lalu inu berpamitan sama si pemilik rumah karna sudah sore juga

"pak saya pamit dulu."

Lalu si pemilik rumah mengantar inu keluar gerbang, dan si pemilik rumah mengatakan

"besok jangan lupa ke sini lagi di jam yang sama, hati-hati di jalan."

"baik pak" sambil melambaikan tangan

Inu pun sampai di rumah dan teman inu datang, namanya Sesom

"nu kamu udah beli smartphone"???? tanya Sesom

"aku sudah beli, di belikan bapak ku tadi".Sambil memamerkan kepada inu

Inu yang baru saja sampai rumah dan merasa sedikit capek lalu mejawab :

"sudah dooong, smartphone ku sakti, hanya orang pintar yang bisa melihat dan menggunakannya." sambil tertawa lirih

Sesom adalah anak dari salah satu warga di kampung yang kaya sedikit sombong, tapi sangat polos