Masuk ke salah satu kubikel, Katrina mengunci pintu dan memflush kedua bungkus sabu-sabu Calum berkali-kali. Setelah lebih dari lusinan kali, Katrina mencuci tangannya dengan sabun. Berusaha Teliti namun tidak menggosok berlebihan. Bagaimanapun tangan yang merah bisa membuat mereka ingin menguji pakaian Katrina atau mendatangkan anjing pelacak, Katrina bisa mengakali manusia tapi hewan dan alat berada diluar kapasitasnya. Katrina mengirimkan SMS pada Lena untuk segera datang hotel membawakan makanan dari luar dan mengirimkannya ke Calum. Memastikan mereka untuk membuat alibi.
"Are you okay?"
Katrina mendapati Jeff menungunya di luar kamar mandi.
"Tentu. Oh iya, dokter lagi visit pasien kah? Malam-malam begini?"
"Visit? Aku bukan dokter yang suka home visit, aku tinggal disini."
"I see."
"Aku belum punya tempat tinggal di Jakarta, tinggal di hotel juga lebih praktis karena dekat dengan The Golden House."
Masuk akal sih, tapi pernyatan ini juga membingungkan. JIka Jeff cukup kaya untuk tinggal jangka panjang di hotel ini maka untuk apa dia bekerja sebagai supir GoCar? Hobi kah?
Ekspresi wajah Katrina yang terus berubah membuat Jeff tersenyum, "Aku pinjam mobil dan hp temanku, aku juga gak tahu dia ternyata supir GoCar. Kadang kalau aku lagi free aku sering sengaja nyalakan jadi aku bisa dapat pelanggan sambil pulang."
Katrina hanya tersenyum, agak malu karena pertanyaan dibenaknya berhasil Jeff tebak dan dijawab dengan lugas oleh pria itu.
"Jeff!" Sebuah suara memotong kecanggungan diantara mereka. Wanita yang memanggil Jeff ingin mengaitkan tangannya ke Jeff namun pria itu menghindar. Senyuman di wajahnya luntur lalu melirik Katrina dengan tatapan menilai dari atas ke bawah, sama sekali tak berusaha menyembunyikan rasa tidak sukanya.
Tentu saja, pria seperti Jeff adalah magnet wanita. Katrina yakin wanita tak dikenal ini pasti salah menganggapnya sebagai saingan.
"Papa dan om Beni lagi makan malam di restoran, aku mau kesana sekarang. Kita bareng yuk."
Ini pertama kalinya Katrina melihat Jeff berwajah dingin, lelaki itu menggenggam tangan Katrina dan menariknya pelan dari sana. Tentu saja Katrina hanya menurut dan melepas tangan mereka setelah di lift.
"Kamu kaget ya?"
"Uh?"
"Dia mantan tunanganku tapi dia selingkuh jadi kami putus gak baik-baik."
Katrina kembali bisu, dia tak mau terlibat dengan masalah orang lain. Dia sudah cukup sibuk dengan mencari pemasok, mengatur transportasi hingga mengurus ladang ganja, dia tak perlu drama cinta lalu begini.
Lift terbuka tapi bukan di lantai yang Jeff tekan, seorang pria dan wanita melangkah masuk sementara Jeff memberi ruang, menjadikan mereka berada di masing-masing sudut. Katrina memalingkan wajah, berpura-pura tak mengenali Bara yang masuk dengan teman kencannya. Katrina tahu wanita itu pasti salah satu dari rekan kencan yang dipilihkan Suci - ibu Bara.
Keluarga Wijaya adalah keluarga ternama di Indonesia, anggota keluarga mereka memiliki banyak pejabat dan pesohor. Kepala keluarga saat ini adalah pengusaha yang lebih kaya daripada keluarga Tanjung, Bakrie, ataupun Soeharto jika disatukan. Kekuatan keluarga Wijaya sudah terkorporasi dan menjadikan keluarga itu sebagai dinasti tak resmi di tanah air. Bara adalah satu dari sekian anak di luar nikah yang berusaha membuktikan dirinya agar dapat diterima masuk ke keluarga inti Wijaya.
Katrina yang berang dengan kemesraan Bara dan pasangannya mengepalkan tangan, sangat kuat hingga kukunya menembus kulit. Setelah mereka keluar Katrina melepaskan kepalan tangannya.
"Katrina." Jeff memeriksa tangan Katrina yang berdarah. Lelaki itu menekan lantai lain dan segera membawa wanita itu keluar setelah lift terbuka.
Butuh beberapa saat bagi Katrina untuk menyadari dia ada di suite Jeff, "Kamu gak perlu begini kok, teman aku ada disini. Aku bisa obati nanti. AW!"
Jeff menanggapi perkataan Katrina dengan mengoleskan antiseptik kasar, tak melepaskan tangan Katrina walaupun wanita itu meringis kesakitan. Setelah membalut luka Katrina, Jeff memberinya air putih hangat.
"Makasih tapi aku harus pergi dok, ini udah terlalu malam teman aku nung-."
Jeff memperangkap tangan Katrina di gelas, menyudutkan wanita itu di sofa sambil terus memusnahkan jarak diantara wajah mereka tanpa melepaskan eye contact.
Semua kesan baik dan ketertarikan Katrina sirna, mendorong pria itu Katrina berlari keluar menuju lift. Boys are too much work. Menarik lepas perban yang dipakaikan Jeff, Katrina menuju lantai 6.
Lena sedang membaca berkas di ruang depan saat Katrina membuka pintu.
"Nyonya."
"Dimana dia?"
"Di kamar, Nyonya."
"Tunggu disini, aku akan bicara dengannya."
Katrina mengetuk pintu dan mendapati aktor yang beberapa tahun yang lebih muda darinya itu tengah merokok di dekat jendela yang terbuka, "Kamu mau uang berapa?"
Katrina memberikan kartu nama dengan logo RECHANGE, "Aku pemiliknya, dan karena kontrak kamu mau habis aku ingin kamu join perusahaanku sebagai bentuk balas budi."
Menghembuskan asap rokok dengan kasar, dia meremas kartu nama Katrina.
"Jangan khawatir, kalau kamu bekerja denganku selain rahasia kamu aman, kamu punya prerogatif dalam pemilihan proyek selanjutnya. Aku dengar kamu ingin audisi untuk film yang dibuat KEMENDIKBUD dan DM ENTERTAINMENT kan? Aku akan mengerahkan semua sumber daya perusahaan untuk mendukung kamu."
Katrina tahu Calum mulai goyah, walaupun tak ada perbedaan dari ekspresinya tetapi mata seseorang tak bisa berbohong.
"Tinggal dulu disini dan check out lusa, Lena dan tim hukum ku akan datang besok untuk membicarakan soal kontrak. Oh iya, jika kamu perlu suplemen jangan beli di luar. Bilang saja padaku."
Duduk di kursi penumpang mobil Lena, Katrina mengirim SMS pada Lola.
[RECHANGE, 10:00]
"Lena, antar aku ke kantor. Aku harus lembur."
"Baik, Nyonya."
Setelah menyuruh Lena untuk pulang, Katrina membuka kamar pribadi di kantornya. Dia sengaja membuat ruang tambahan yang tersembunyi, selain lebih praktis ketika memiliki proyek besar ini juga merupakan tempat teraman untuk Katrina mengurus semua keperluan balas dendamnya pada Bara.
Begitu masuk, dia langsung menyalakan saklar listrik. Secara otomatis lampu, AC, dan berbagai monitor di dinding menyala. Di sisi lain ruangan terdapat whiteboard berisi peta pikiran dengan foto-foto target dan berbagai post it dan tulisan disampingnya.
Bergabungnya Calum ke RECHANGE adalah variabel yang untuk mempercepat pembukaan klinik kecantikan. Dengan ini dia harus segera mengumpulkan profesional medis dan orang-orangnya untuk klinik itu. Selain itu dia harus mempercepat kontak dengan Suci dan mendapatkan akta tanah di utara Kalimantan itu agar Bara mencarinya.
Bergabungnya Calum adalah karena Lola, dengan menggunakan informasi yang diberikan Lola maka Katrina berkewajiban mencari solusi untuk masalah Lola. Besok dia harus membuktikan apakah analisisnya tentang Lola yang membutuhkan pemasok senjata adalah benar atau sebatas praduga saja.
Melirik dua monitor di sebelah monitor utama, Katrina menyadari harga saham Keranjang meroket setelah berhasil terdaftar di Bursa Efek New York, sementara Pangan - perusahaan inti milik Wijaya tetap terlihat stabil. Mengingat betapa ambisiusnya Bara dan Suci, Katrina tahu benar bahwa rencana mereka setelah BENY adalah kembali ke keluarga Wijaya. Tentu saja yang diinginkan ibu dan anak itu bukan sekedar mengakui garis keturunan karena jika hanya itu saja dia bisa melakukannya kala terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mereka ingin kembali dan menjadi penguasa Wijaya, dengan aliran dana dan investasi yang dimiliki Keranjang sekarang hal ini tidaklah mustahil.
Semakin kuat Bara, semakin sulit usaha balas dendam Katrina diselesaikan.
Dalam menghadapi musuh yang kuat rongrongan dari dalam sama pentingnya dengan serangan dari luar. Katrina harus mencari celah dalam hubungan Bara dan Suci juga menabur benih ketidakpercayaan diantara keduanya. Jika mereka bisa mengkhianati satu sama lain maka pekerjaan Katrina sudah selesai setengah.
Katrina mengambil label hijau berbentuk bintang dan menempelkannya ke nama Calum, foto Suci dan Bara, serta tulisan hangul disampingnya.
Katrina menambahkan beberapa post it di whiteboard dan keluar dari kamarnya. Kali ini menyelesaikan pekerjaannya sebagai pimpinan RECHANGE. Proyek penting mereka kali ini adalah audisi Calum untuk film kerjasama KEMENDIKBUD dan DM ENTERTAINMENT. Walaupun hanya sebuah proyek kecil bagi pemerintah tetapi dengan pendanaan dari salah satu production house terbaik dalam negeri, pertarungan untuk peran proyek ini pasti sengit. Katrina bukan hanya harus menjaga citra yang sudah ada tetapi juga membuat kabar angin baru agar para kru dan investor semakin tertarik untuk meloloskan casting Calum.
Katrina percaya diri dengan kemampuan akting pria itu, tetapi menunjukan potensi lebih juga bisa menjadi nilai tambah dalam keputusan akhir.