Jake yang tak memiliki pelanggan lagi untuk dilayani, menambahkan botol Evian untuk Katrina. "Jadi, Kat untuk Katherine atau Kathy?"
"Katrina."
"What a beautiful name."
"Thank you."
"Izzy selalu bilang kalau kamu panutannya aku jadi penasaran memang kalau pekerjaan bos agensi hiburan itu apa saja sih?"
Katrina menopang dagunya, "Membaca laporan rekrutmen, perkembangn artis, pelatihan para trainee, kerjasama dengan brand dan evaluasi para pekerja, among other things."
"Sibuk banget ya pasti, lalu kalau gak unwind dengan alkohol biasanya kamu ngapain?"
Katrina tersenyum bosan, "Apa bos kamu tahu kamu jualan narkotika disini?"
Senyuman di wajah Jake sirna.
"Jangan khawatir, aku gak berniat melaporkan kamu kok. Aku hanya mau informasi."
Katrina membuka botol Evian baru di meja, mengamati perubahan ekspresi Jake hingga akhirnya dia mengangguk.
"Silver sangat sukses, bahkan sampai ada cabang kedua. Apa ada pemilik lain selain Lola? Apa orang itu sering kemari."
"Gak banyak orang yang tahu tentang ini tapi memang Silver punya co-owner, katanya sih teman Lola juga. Aku gak pernah melihat bos yang itu, tapi kata seniorku dia laki-laki. Selain itu rumornya dia juga bukan orang biasa, selain sebagai pemilik bar Lola juga magnet bagi pelanggan. Setiap hari dia hanya perlu berpesta dan menunjukan wajahnya disini, banyak orang kaya yang kemari hanya untuk bertemu dengan Lola. Karena itu Lola tahu banyak hal yang gak semua orang tahu."
Katrina terkekeh, kadang orang tahu banyak hal tetapi buta pada apa yang didepan matanya. Sesuai kata peribahasa, semut di ujung sungai terlihat tapi gajah di depan mata tak terlihat. Lola mungkin saja mengumpulkan informasi untuk bos misteriusnya tetapi dia tak tahu kalau bartendernya menjual narkoba ke pelanggan. Bukankah itu lucu. Tapi kalau Lola ternyata tahu perbuatan Jake dan sengaja menutup mata, maka asesmen Katrina tentang wanita itu memang benar - Lola bukan wanita biasa.
Kembali ke Jakarta dengan pesawat paling awal, Katrina sampai di mansion Rex sebelum waktu makan siang. Memasak pesanan si kembar dan paman mereka, Katrina merebus pasta, membuat saus dan menyajikan semuanya di meja makan.
"Tante Kat!!!" Suara cempreng khas anak-anak TK membuatnya berjongkok untuk memeluk kedua anak yang bagaikan pinang dibelah dua.
"Nathan dan Natty makin tinggi aja ya, Tante senang deh. Kalian nurut kan sama Om?"
Keduanya mengangguk heboh.
"Tante, di TK kita menang lomba gambar loh!"
"Iya, tante, Bu Guru bilang ide kita unik."
"Oh ya? Coba dong, tante mau lihat."
Keduanya segera melepas tas mereka dan mengeluarkan buku gambar mereka. Memajang gambar mereka bersebelahan. Katrina paham kenapa guru mereka berkata kalau ide mereka unik, bukannya menggambar secara utuh di satu kertas, mereka menjadikan gambar mereka sepasang sehingga gambaran mereka hanya dapat terlihat secara keseluruhan jika digabungkan.
"Ponakan tante pintar banget sih, sekarang kalian mandi dan ganti baju dulu ya, terus kita makan siang, oke?" Keduanya menuju kamar mereka bersama nanny.
Rex duduk di kursi kepala keluarga, "Gimana? Mau mulai dari mana?"
"Ada lahan yang ingin dia beli di Kalimantan tapi geng lokal sudah ambil alih dan sedang dalam proses negosiasi dengan perusahaan sawit, aku akan cegat perusahaan itu dan memberikan lahan itu untuknya."
"That's a good entrance."
"Thanks."
"Aku sudah menyuruh Bas mencari tahu rumah sakit dan klinik dengan kriteria yang kamu inginkan, konstruksi kampus juga sudah selesai, kamu bisa mulai rencana kamu kapanpun."
Katrina hanya mengangguk, mengambil beberapa obat dari berbagai botol di meja dan memberikannya pada Rex beserta gelas air minum. "Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat dan kamu akan bisa segera mendapatkan jantung baru."
Benar, keduanya hanya menikah agar kelak Katrina dapat mendonorkan jantungnya ke Rex. Tindakan ilegal lain adalah hal remeh, tapi penipuan medis untuk mendapatkan donor organ memiliki resiko yang terlalu tinggi, belum lagi waktu tunggu yang harus mereka lalui kala mencari kecocokan donor.
"Besok kamu akan mulai bekerja lagi di RECHANGE?"
"Iya, aku harus mulai bergerak untuk pembukaan klin-"
"AAAAAAA….!" jeritan dari lantai dua membuat keduanya segera berlari menuju kamar si kembar.
"Kalian harus mati, kalian harus mati!" wanita dengan pakaian tidur sutra mencekik Nathan sementara para nanny memeluk Natty yang menangis sesegukan.
Para pengawal tak bisa bergerak tanpa perintah dari Rex, apalagi wanita itu adalah adik dari Rex dan ibu dari kedua majikan muda mereka. Tetapi Katrina berbeda, dia tak peduli dengan penyakit ataupun identitas Regina, yang dia tahu sekarang Nathan hampir pingsan dan wanita itu tak terlihat akan berhenti.
Regina yang terjerembab akan menyerang lagi namun Rex menahannya dengan pelukan sementara Katrina membawa Nathan dan Natty ke kamarnya.
Rex bersandar di rangka pintu, mengamati Katrina yang menyanyikan lullaby untuk kedua keponakannya. Menyadari kehadiran Rex, Katrina keluar dan menutup pintu kamarnya.
"Sampai kapan kamu akan membiarkan ini terjadi?"
"Regina adikku, apa yang terjadi padanya adalah salahku."
Katrina mendengus kesal, "Lalu bagaimana dengan Nathan dan Natty? Regina itu sakit, ibu mereka sakit! Kalau kamu terus membiarkan mereka tinggal bersama cepat atau lambat salah satu dari mereka bisa mati!"
'PLAKKK!'
Katrina menyeka amis besi dari susut bibirnya, "Apapun yang kamu lakukan pada Regina aku tak akan ikut campur tapi keselamatan anak-anak adalah tanggungjawabku. Kamu yang mendaftarkan mereka atas namaku, Rex. Walaupun aku hanya ibu mereka diatas kertas, aku tak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti mereka. Entah kamu, atau ibu kandung mereka."
Rex meminum tehnya di pekarangan belakang setelah pertengkarannya dengan Katrina, dia membaca file yang dikumpulkan Bas - asistennya.
"Sejak invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina penjualan senjata kita meningkat dan berkat dana dari bisnis Nyonya, ekspansi kita ke bisnis putih juga semakin mulus, Bos."
"Dia menyerahkan semua hasil keuntungannya?"
"Benar, Bos. Nyonya menyerahkan semua keuntungan dan hanya menyimpan uang untuk modal saja."
"Lena, bagaimana hasil dari pertemuan di Vietnam?"
Kali ini asisten dari Katrina - Lena berdiri di samping Rex, "Nyonya sudah bertemu dengan pemilik perkebunan, mereka sudah sepakat dengan waktu penjemputan ganja dan akan menggunakan kapal yang membawa alat rumah sakit dan klinik."
"Jadi kapal berisi ganja akan masuk pelabuhan Singapura ketika kita mengambil alat-alat medis?"
"Benar, Bos."
"Lalu bagaimana dengan ganja yang kita produksi, apa dia hanya akan menjualnya ke pasar domestik saja?"
"Mirip dengan metode Vietnam, ganja dalam negeri akan disamarkan sebagai teh produksi Lembang dan dikirimkan ke Tiongkok melalui youtuber dan anchor kita, Bos. Mereka akan membawanya ketika fanmeeting di Tiongkok dan geng lokal disana yang akan melakukan distribusi."
"Soal klinik dan rumah sakit, apa kali ini dia berniat menjual narkoba medis lagi?"
"Benar, Bos. Nyonya berpikiran demikian tetapi kali ini dia akan mendirikan rumah sakit terbaik dan klinik kecantikan, lalu memanfaatkan para selebriti RECHANGE untuk melakukan promosi guna menargetkan VIP. Kali ini Nyonya ingin membangun koneksi dengan para istri pejabat dan selebriti dalam negeri untuk memudahkan distribusi obat-obatan terlarang sekaligus membangun kekuatan untuk menandingi keluarga Wijaya."
Rex masih ingat bagaimana wanita lusuh itu dengan nekat menyelamatkannya dari adu tembak dengan separatis yang berusaha mengambil senjata yang dia selundupkan tanpa membayar.
Ketika Rex berpikir wanita itu mungkin saja tulus menyelamatkannya, dengan kejam dia menyiramkan air dingin dan berkata bahwa Rex harus membalas budi dan melindungi Katrina ketika keluar dari hutan ini. Rex bisa membunuh wanita itu dalam satu jentikan jari tetapi dia mengurungkan niatnya, ada kilatan aneh yang dia kenali di mata Katrina saat itu. Sebuah tekad untuk hidup dan melakukan sesuatu. Sebagai seseorang dengan kelainan jantung bawaan, Rex bersimpati pada Katrina dan akhirnya mereka sepakat untuk bekerjasama.
Katrina melakukan operasi plastik dan menggunakan identitas baru sebagai istri Rex untuk memulai misi balas dendamnya. Sebagai gantinya, Katrina harus menyerahkan jantung miliknya setelah dia selesai membalas dendam.