" Jevelyn!!..." Teriakan seorang guru menggema seantero sekolah.
Bu hilda namanya, dia sudah kehabisan akal dengan anak didiknya yang satu ini.
" Masalah, masalah, dan masalah! Apalagi selain masalah yang bisa kamu buat vel!" Omel bu hilda saat jevelyn murid yang dia maksud datang.
Bukanya merasa bersalah dan minta maaf, gadis yang bernama lengkap jevelyn grama nadine ini malah tersenyum sumringah.
Hari ini setelah upacara selesai, dia terlibat perkelahian dengan dimas teman sekelasnya sendiri.
Bukan hal yang tabu lagi kalau jevelyn berkelahi dengan siswa laki laki , meskipun parasnya cantik tapi sifatnya sangat bar bar.
" Sudah bu hukum saja saya, kasian loh ibu capek kalo harus ngomelin saya." Perintah jevelyn dengan senyuman.
" Kamu ya!!!!!" Bu hilda menarik nafas dalam dalam, " Panggil orang tuamu kesekolah besok! "
" Ya ampun ibu nggak asik banget deh! segala pake manggil orang tua." Gadis dengan luka dibibirnya itu protes.
" Tidak ada bantahan dan sapu seluruh teras digedung atas! Nggak usah ikut pelajaran hari ini! Dan jangan pulang sebelum semuanya selesai!" Perintah bu hilda dengan raut wajah marah.
Jevelyn menirukan kata kata bu hilda tanpa suara.
Sebelum pergi melaksanakan tugas mulianya membersihkan sekolah, jevelyn pergi kekelas untuk mengambil handphonenya.
" Dihukum lagi?" Tanya lusi teman sebangku jevelyn.
" Hahaha, tuh gara gara dimas sialan! Dia enak enakan baring dikasur , gue malah disuruh nyapu gedung atas!" Gerutu jevelyn.
Dimas dibawa ke uks karena sempat pingsan akibat dihantam tongkat base ball oleh jevelyn.
Lusi menoyor kepala jevelyn, "Lagian lo udah tau dimas rese masih aja diladenin, segala dipukul lagi!"
" Udah ah biarin gue cabut dulu by lus." Jevelyn melambaikan tangan dan berlalu pergi.
Namun baru sampai didepan pintu langkahnya terhenti karena seseorang memegang tanganya.
" Sialan! Gue kira siapa!" Umpat jevelyn begitu menyadari lusi yang memegang tanganya.
" Nitip ini ya buat kelvin," Lusi menyodorkan bingkisan berpita merah hati.
" Lo lagi bucin lus? hahaha." goda jevelyn membuat lusi merona.
" Jevelyn gue malu ih, jangan gitu." pinta lusi dengan sebelah wajahnya yang tertutup tangan.
" hahaha cie cie,"
" plis ya bantuin, dia sekelas kok sama kakak lo." Mohon lusi menampakan wajah paling memelas yang dia punya.
" iya nona bucin, tapi nanti pulang traktir gue makan ya!" Pinta jevelyn.
Lusi bersorak senang dengan jawaban sahabatnya itu " Oke ,lo emang sahabat terbaik gue"
" Ehem kenapa masih disini vel! Dan kamu lusi masuk kelas atau ibu hukum bareng jevelyn!" Tiba tiba bu hilda muncul.
" Ehe jangan dong bu, ya udah gue masuk dulu ya vel," Lusi ngeloyor masuk dengan cepat.
" Hu dasar tadi aja bilang sahabat ! Giliran gue susah langsung ngilang!" Umpat jevelyn yang membuat bu hilda makin geram.
" Jevelyn! Ibu tambah hukumanya ya sampai besok kalo kamu masih berdiri disini!"
" Eh ibu, ya jangan dong bu ah elah ibu mah.."
Tanpa peduli bu hilda masuk kelas meninggalkan jevelyn.
Dengan tergesa gesa jevelyn menaiki tangga dengan sapu ditangan kananya , handphone dan bingkisan ditangan kirinya.
Jevelyn terengah engah saat sampai ditangga terakhir " Gila gue cape banget , kenapa nggak dikasih eskalator aja sih ini sekolah. Kan enak tinggal berdiri diem tau tau udah sampe atas!"
Jevelyn mulai menyapu tiap sudut teras dengan senang. Dihukum sudah menjadi makanan sehari hari untuknya.
Sampai didepan kelas 12a dia teringat bingkisan dari lusi. Melihat kelas yang kosong tak ada guru, dengan santainya dia masuk.
" Lo ngapain ke sini vel!" Jevan terlihat bingung melihat adiknya masuk ke kelasnya.
" Yang namanya kelvin mana van?" Tanya jevelyn tanpa sopan kepada kakaknya.
Jevelyn dan jevan memang tak seperti kebanyakan kakak beradik diluar sana. Selain satu server dalam hal hal yang bar bar, mereka juga lebih terlihat seperti teman.
" Lo ngapain nanyain kelvin!?" Jawab jevan tambah bingung.
" Van jangan bertele tele kenapa? Tinggal tunjukin yang mana kelvin dah selesai masalahnya! Gue harus nyapu lagi nih buruan!"
" Lo dihukum lagi?" Tebak jevan sembari menoyor kepala jevelyn.
Jevelyn merengut, melihat ekspresi adiknya itu jevan tertawa dan menunjuk kelvin yang baru saja masuk kedalam kelas.
" Nih ini nih kelvin !"
Cowok tampan dengan perawakan yang tinggi muncul dihadapanya.
Jevelyn melongo " Oh yang ini pantesan aja lusi bucin! Ganteng sih eh "
" Apa...??" Jevan berusaha memperjelas kata kata adiknya barusan.
" Kagak, ini buat lo dari temen gue! Makan kalo itu makanan! Baca kalo itu surat , pake kalo itu barang!" Jelas jevelyn begitu rinci saat menyerahkan bingkisan kepada kelvin," Awas kalo lo buang ya!"
Kelvin hanya memandang bingung ke arah jevelyn yang berlalu pergi.
Dengan semangat 45 jevelyn kembali menyapu . Sesekali dia menirukan lagu yang sedang dia putar.
" Oh its only me and you, Make me go biteul biteul...."
Tanpa terasa bel pulang telah berbunyi, dan jevelyn masih harus menyelesaikan setengah hukumanya lagi.
Dari kejauhan terlihat kelvin yang memandang kearah jevelyn.
" Bro yuk pulang, " Ajak jevan mengagetkan kelvin.
Menyadari pandanganya kearah jevelyn yang sedang menyapu jevan lantas tertawa.
" Yang itu tuh adek gue vin, dah emang gitu dia biarin aja, langganan dihukum. Tapi si lusi yang ngirimin lo kue cantik lo feminim lagi." Ucap jevan yang kemudian berjalan menghampiri jevelyn diikuti langkah kelvin.
Tanpa aba aba jevan menarik lepas earphone jevelyn membuatnya kaget.
" Usil banget sih lo!" Umpat jevelyn sembari mencubit perut kakaknya itu.
Jevan tertawa senang," Makanya jangan bikin masalah terus vel. Contoh kakakmu ini."
" Iya lo emang nggak bikin masalah disekolah tapi diluar! Yang nabrak lampu lalu lintas, yang muntah dimuka pak polisi, yang mecahin kaca tetangga, yang bawa kabur pacar orang, yang..."
Jevan segera menutup mulut jevelyn dengan tanganya, " Ni mulut nggak bisa ngerem apa rem blong nih!"
Kelvin tertawa melihat kelakuan kakak beradik yang tak nampak bersaudara ini.
" Jevan tangan lo bau kemenyan ih!" Ucap jevelyn yang segera melepaskan tangaan jevan dari mulutnya
Jevan reflek mencium tanganya sendiri " Nggak kok! Dipikir gue dukun apa bau kemenyan!"
" Ya udah sana pulang, lauk jangan diabisin. Kalo mamah nanya jawab aja gue lagi les tambahan," Pesan jevelyn sembari melanjutkan aktifitasnya.
" Iya iya bawel, ya udah yuk cabut vin."
Ajak jevan.
" Eh tunggu tunggu, " Teriak jevelyn membuat jevan dan kelvin berhenti.
" Apa lagi sih vel!" Ucap jevan kesal.
" Bukan ngomong sama lo!" Bentak jevelyn," Kelvin besok temuin lah si lusi oke itung itung makasih udah dikasih bingkisan."
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut kelvin hanya senyum kecil yang dia berikan. Setelah itu berlalu pergi dengan jevan yang sempat sempatnya meledek jevelyn dengan menjulurkan lidahnya.