Yuri adalah anak pertama dari 4 bersaudara,dia memiliki 3 orang adik laki-laki yang sudah pasti dia adalah anak perempuan tunggal didalam keluarga,memiliki tanggung jawab yang besar untuk keluarga.
Gadis kelahiran Mei 1999 ini memiliki paras yang bisa dikatakan seperti boneka,pipi chubby,mata bulat,bibir kecil merah,tetapi memiliki hidung minimalis yang tidak mancung tetapi tidak juga pesek hanya saja sedikit menonjol diakibatkan pipi yang terlalu chubby. Ia juga memiliki kulit kuning langsat,dan rambut hitam panjang.Namun,ia memiliki sifat pendiam,tidak banyak omong,dan cenderung susah senyum alias cemberut.
Ayahnya kerja di konter milik pribadi namun tidak di sekitar kediamannya.Jarak rumah menuju konter kira-kira sekitar 2 jam.Sedangkan ibunya tidak bekerja,hanya fokus mengurus rumah dan anak-anak.Kehidupannya bisa dikatakan berada dan bahagia.
Sampai suatu ketika,hal yang tidak pernah dibayangkan akan terjadi malah menghampiri kehidupan Yuri,gadis yang begitu polos tak tahu apa-apa harus menjadi korban pelampiasan nafsu bejat orang terdekat.
Jakarta,2005
Ini hari pertama Yuri masuk ke sekolah,yap kini Yuri menginjak usia 5 tahun yang artinya usia ideal untuk memasuki dunia sekolah di Taman Kanak-Kanak.Dihari pertama ini,Yuri diantar dan ditemani sampai pulang oleh sang Ibu. Sebenarnya jarak antara rumah dan sekolah hanya sekitar 5-10 menit dan itupun waktu yang ditempuh jika berjalan kaki,dan 1-2 menit jika menggunakan kendaraan.
"Kak,3 hari ini mama antar dan temenin kakak sekolah,tapi setelah itu kakak sendiri ya,mama antar tapi mama langsung pulang ya,nanti pulang sekolah mama jemput lagi" ucap Mama sambil mengepang rambut Yuri
"Iya Ma,tapi mama jangan telat ya jemputnya" jawab Yuri sambil terus asik menonton film kesayangannya Spongebob
"Iya,tapi kakak jangan main keluar,nyebrang jalan juga jangan ya"
Hari pertama semuanya berjalan lancar,dihari kedua
"Ma,kakak pergi sama Ika aja,ngga usah diantar"
"Kakak bisa? Tapi jangan main kejalan ya,pulangnya mama jemput ya"
"Kakak pulang sama temen-temen aja ma"
Kebetulan di sekitar rumah Yuri,ada beberapa yang memang seumuran dan sekolah ditempat yang sama dengan Yuri.
"Ya sudah,pokoknya hati-hati ya kak"
Hari-hari terus berlalu,sampai disuatu hari
"Kak,nonton apa" tanya salah seorang tetangga belakang rumah yang masih ada hubungan keluarga dan Yuri biasa memanggilnya Atuk.
(Yuri tidak menjawab pertanyaan dari orang itu)
Tak lama kemudian,si Atuk duduk di kursi yang sedang ditiduri Yuri.Saat itu,Yuri tengah rebahan diatas kursi kayu panjang,
"Kak,Film apa yang kau tonton,gantilah,remot mana" ucap si Atuk sambil mencolek bagian paha belakang Yuri.
"Apa sih,ganggu aja,awas lah" ucap Yuri karna kesal.
Tak mau kalah,si Atuk terus meraba sampai ke pinggul Yuri
"Jangan teriak-teriak,rusak pita suara kau,baru tau rasa" balas si Atuk
Mereka memang terbiasa berbicara menggunakan kata "kau" namun bagi mereka itu tidaklah kasar tapi bagi orang yang mendengarnya akan menganggap Yuri anak yang tidak sopan.
Entah bagaimana Yuri akhirnya terpengaruh sama rayuan si Atuk.
"Kak,nanti ke dapur duluan ya,ntar atuk susul" perintah si Atuk
Yuri pun mengiyakan.
Sesampainya didapur,Yuri duduk di tempat beras yang terbuat dari drum besi khas jaman dulu.
Tak lama kemudian Atuk pun datang,langsung dengan sigap atuk meraba paha bocah lugu tersebut,meraba area sensitif dari yuri. Dan akhirnya sampailah tangan si Atuk di kemaluan Yuri. Bermain lembut dan mencoba mengorek jauh ke dalam dengan membuka sedikit demi sedikit bibir kemaluannya agar jarinya bisa masuk.
Hari demi hari berlalu,kegiatan ini terus berlanjut. Ingin rasanya memberi tahu orang tua namun yuri takut kalau sampai ada pertengkaran antar keluarga. Dan akhirnya Yuri hanya bisa menyimpan ini sendiri,tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.