Setelah selesai dengan Setan pohon trembesi ini, Aku dan Agus berfikir untuk menutup mata batin Arip sementara, biar dia sedikit kapok atas kelakuan nya selama ini, karena sulit di kasih tau!
"Bagaimana Gus sudah kau pagari tubuh ku," tanya Arip.
"Sudah Rip," jawab Agus sambil diam-diam mencoba untuk menutup mata batin nya Arip.
"Sudah kau tutup sekalian Gus?"tanyaku berbisik-bisik dengan nya.
"Sudah Ka"
Setelah selesai, Arip akhirnya berubah tidak gampang marah, dan nada omongan nya pun kembali biasa, tidak seperti tadi yang nyegak-nyegak. jika kita ajak bicara.
"Bagaimana Rip, kau di bilangin masih aja ngeles, ini akibatnya." ucap ku seraya menasehati.
"Maaf Ka, nggak ku ulangi lagi, kan Aku hanya mencoba mengembangkan ilmu nya, biar tidak merepotkan kalian," jelas nya kepada kami.
"Memang tujuan mu baik tapi sebelum itu kan Aku sudah kasih tau jangan main-main dulu sebelum sempurna ilmu mu!
"Iya aku sudah minta maaf, kita ulangi dari awal lagi sekarang, " ajak Arip untuk melakukan penerawangan lagi.
Sebenarnya Mata batin milik Arip sudah di tutup sama Agus tadi, tapi kami membiarkan dia biar merasakan salahnya sendiri.
Maka kami coba menyuruh Arip untuk melakukan penerawangan lagi di tempat ini.
"Rip coba sekarang aja kau terawangan di sini" ucap Agus pura-pura menyuruh nya, padahal sudah tau kalo pasti nggak bakal bisa.
Arip mulai melakukan nya, Dia memejamkan mata sembari berkonsentrasi dengan kuat. Tiba-tiba..!!
"LOH" gus! kok aku nggak bisa lihat apa-apa lagi?" ucap Arip dengan wajah pucat nya.
"Gak bisa bagaimana Rip coba sekali lagi, " ujar Agus yang pura-pura tidak tau apa-apa.
Arip memulai nya kembali. di coba berkali-kali masih saja belum terlihat, karena Agus telah menutup nya tadi! tapi, Aku dan Agus mencoba diam tak memberitahukan nya.
"Nggak bisa lagi Gus," ucap Arip yang mulai resah. Apa gara-gara Setan tadi ya?" pikir nya.
"Ya udah Ayo kita coba Menembus mata batin di Sekolahan SD, dan biar Mata batin mu kembali terlihat," ujar Ku berpura-pura tak tau dan mengajak Arip melakukan penerawangan di Sekolah SD yang kemarin sudah aku bahas.
"SD mana Ka?" tanya Arip.
"Di Sekolahan SD, kita lah SD desa kita" jawabku.
"Ayo masak mata batin Ku tertutup lagi, padahal baru aja kemarin terbuka," ucap Arip dengan nada risau.
Aku dan Agus hanya senyum-senyum sedikit mendengar nya, itu lah biar buat dia pelajaran, tidak sembrono lagi mengambil suatu tindakan.
Maka kami bertiga berangkat dari rumah menuju tempat Sekolah SD di arah selatan rumah ku,
===========
Tak lama kami telah sampai di depan Sekolahan SD, Kami melihat sekeliling tempat ini, masih aja seperti dahulu sejak aku masih sekolah di sini,
Di depan Sekolah SD ini ada sebuah Pohon Beringin tua, pohon nya rimbun dan besar.
Tapi kami berfokus untuk melakukan interaksi di belakang Sekolah SD ini, karena kono ceritanya di bagian belakang sekolah SD ini, ada sebuah jalan setapak umum, arah menuju jalan raya, konon dahulu tempat pembantai orang.
Ntah jaman apa itu, yang pasti dulu di daerah kami terkenal adanya peristiwa PKI, pasti kalian pernah dengar?
dan mungkin saja peristiwa saat penjajahan Jepang? ,jadi mana yang benar?.
Maka kami nanti akan melakukan pembuktian di tempat ini,
========
"Ka terus kita kemana lagi, masak di sini terus." ucap Agus sambil melihat sekeliling ruang-ruangan Sekolah.
"Nanti kita interaksi di belakang Sekolahan, di jalan setapak itu," ujar ku kepada nya.
"Lah aku bagaimana?" saut kata Arip.
"Kamu pancing mereka Rip, nanti pasti Mata batin mu terbuka kembali," jelas ku.
"Pancing bagaimana?" tanya nya.
"Pancing kesurupan! kamu nanti kesurupan dulu ambil jin di daerah sini biar yang lainnya mengikuti," ucap ku menyuruh Arip melakukan Ruqyah atau sebagai mediator,
"Mata batin ku aja belum ke buka bagaimana aku bisa fokus menjadi mediator?" tanya nya.
"Nanti juga buka sendiri Rip," saut kata Agus.
Kami mencoba memancing para Jin di sini untuk bisa lebih dekat dengan kami, Aku suruh Arip, untuk melakukan mediator atau memasukkan salah satu jin ke dalam tubuh nya untuk di tanyai.
Cara ini membuat Mata batin Arip akan kembali lagi terbuka, tapi Aku dan Agus tak memberitahukan nya, Biar buat dia pelajaran.
Kami bertiga berjalan menuju belakang sekolah, hanya beberapa langkah saja kami sudah merasa energi mereka ada di sini, kami mencoba tetap tenang dan berjalan pelan, sampai nya di sebuah gedung tempat gudang Sekolah SD, kami terdiam sejenak,
"Bagaimana di sini aja," ucap ku mengajak Agus dan Arip melakukan mediator di samping gudang Sekolah ini.
"Di sini juga bagus, Ka, masih banyak lahan kosongnya," saut Agus setuju dengan ku.
"Bagaimana Rip?" tanyaku ku kepada nya sambil mengangguk-angguk kan kepala.
"Di sini juga gak papa, selagi mata batin ku segera pulih kembali. jawab nya.
Maka Arip memulainya, dengan di bantu oleh Agus yang bertugas mengambil mahluk jin untuk di masukan di dalam tubuh Arip.
Arip duduk sila di tanah, dia mulai memejamkan mata, Agus berada di belakang nya sembari mengangkat tangan untuk mengambil mahluk jin yang mau merasuki tubuh Arip. getaran-getaran muncul di tangan kanan Agus, bertanda sebuah energi telah berhasil dia dapat kan.
Dia terus berfokus menggenggam energi tersebut
dan tiba-tiba. Agus melemparkan tangan kanan nya ke pundak Arip sambil mengeluarkan nafas nya, seketika itu Arip langsung kesurupan dan mulai menggulung-gulung kan tubuh nya ke tanah.
Arip berteriak-teriak tak jelas dengan gerakan nya tak tentu arah, dia terus bergulung-gulung ke tanah tak berhenti, Aku dan Agus mencoba menenangkan nya, tapi dia terus memberontak,
"haaaaahhh... agrrrrrr..... " ucap Arip yang kesurupan.
"Gus tadi apa yang kau masukan?" tanya ku sambil berusaha memegang tubuh Arip yang masih melawan.
"Tadi ada sebuah sekelompok Jin Ka, aku mencoba mengambil salah satu nya, ntah yang mana yang masuk ke tubu Arip. ujar Agus kepada ku.
Tiba-tiba Arip terdiam sendiri, dan mulai duduk bersila dengan tenang di hadapan kami. Aku berfikir mungkin Arip sudah bisa mengontrol nya dan mengikuti kemauan jin yang merasuki nya.
" Loh sudah diam dia," ucap Agus.
"Coba sekarang Aku tanya dia!, ucap ku.
" Assallamuallaikum?" salam ku.
"Wallaikumsallam" jawab nya dengan nada suara kecil.
"Mohon maaf dengan siapa ini?tanyaku.
"Aku Bocah Cilik Mas, Aku ra ndue ndas,(Aku anak kecil mas, aku nggak punya kepala)" jawab nya kepada kami.
"Hah" kaget ku mendengar nya, kata dia tak punya kepala maksud nya?, apa mungkin Anak ini korban pembantai di sini, apakah benar cerita pembantai nya, pikiran ku seketika.
"Maksud mu apa dek"' tanyaku penasaran.
"Gak papa Mas," jawab nya. Tiba-tiba Arip langsung jatuh tersungkur di tanah, dan dia tersadar.
Arwah Anak kecil tadi yang merasuki Arip telah pergi, ntah apa maksud nya, dia tak berani menyampaikan apa-apa kepada ku. saat ku tanya dia malah langsung pergi.
Aku berfikir ada apa sebenarnya kejadian di tempat ini, kok ada salah satu Arwah mengaku tanpa kepala?, Anak kecil pula! sepertinya dia salah satu Arwah penasaran di sini, jin Qorin nya kiasan nya, bukan jiwa nya yang asli,
============
Jadi gini menurut pemahaman Ku, kalo ada salah satu Setan atau Jin yang mengaku Arwah penasaran atau Arwah salah satu manusia, dan mengaku-ngaku, itu sebenarnya adalah Jin Qorin Manusia nya yang masih hidup dulu, Bukan jiwa Asli dari manusia nya sendiri, kalo jiwa asli manusia sendiri pasti telah kembali ke alam Barzah, tapi kalo Jin Qorin nya, pendamping Manusia sejak lahir sampai mati dia seperti kita, dan dia masih ada di alam dunai ini, alam gaib.
Jadi harus bisa di bedakan apa itu jin biasa dan jin Qorin kalangan dari Manusia, karena jiwa Manusia yang telah Mati tidak bisa kembali ke alam dunia.
============