Jayden memang menyuruh Apple untuk ke rumahnya lebih dulu, karena dia ingin membicarakan sesuatu dengan Pyro, maka dari itu, di sinilah dia, dan gadis itu berharap pria ini tidak perlu menginap, karena dia tidak ingin tidur di ruang tamu di atas sofa lagi.
Mereka sudah hampir sampai di rumah Apple ketika Jayden melihat kembali sosok pria yang pernah memukul gadis itu, sedang berdiri di depan rumahnya, sambil menyandarkan punggungnya ke tembok.
"Oh, your ex boyfriend is here!" ucap Jayden ketika dia mengalihkan perhatiannya dari game di tangannya dan melihat pria yang sebelumnya pernah memukul Apple. Walaupun di luar tidak terlalu terang karena sudah malam, tapi Jayden sangat yakin kalau dirinya tidak salah lihat.
Apple kemudian mendapati sosok Kyle yang berdiri di depan rumahnya, dia mengenakan jaket favoritnya yang berwarna hitam dan terlihat sedikit mabuk.
Baru kali ini lah Apple benar- benar melihat betapa bodohnya dirinya dulu untuk bisa menjalin hubungan begitu lama dengan pria semacam itu.
Dan ketika mereka sudah berada di depan rumah Apple, dia lalu menghentikan mobilnya, tapi komentar dari Jayden membuat gadis itu memberikan tatapan tajam padanya.
"Kau tidak ingin menabraknya?" tanya Jayden dengan ekspresi yang polos, seolah dia menanyakan apa warna favorite Apple. "Kalau kau tidak berani, aku bisa melakukannya untukmu."
"Diam dan jangan keluar dari dalam mobil," ucap Apple dengan ketus.
"Kau memperlakukanku seperti anak- anak."
"Itu karena kau bertingkah seperti anak- anak," balas Apple dengan suara yang mendesis.
Kemudian setelah mengatakan hal tersebut, Apple melepaskan sabuk pengamannya dan turun dari dalam mobil untuk menghampiri Kyle, sementara Jayden kembali melanjutkan permainannya, tapi sesekali dia akan melirik apa yang terjadi di antara mereka berdua, walaupun dia tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Sepertinya, dari cara Apple berbicara pada Kyle, dia tampak marah dan begitu juga dengan pria itu. Dia berteriak pada Apple dengan kata- kata yang tidak pantas dan membuat gadis itu membelalakkan matanya.
"Seharusnya dia menggunakan pisau yang kuberikan untuk membuat pria itu tutup mulut," gumam Jayden, dia menopang kepalanya di atas kepalan tangannya dan memutuskan untuk menyaksikan pertengkaran ke dua pasangan tersebut, karena itu lebih mengasyikkan daripada game di ponselnya.
Lalu dengan santainya, Jayden melihat bagaimana Apple mengatasi pria itu kali ini.
"Kau harus segera pergi dari sini, aku tidak mau melihatmu lagi!" seru Apple, dia menatap marah pada Kyle yang terlihat setengah mabuk, matanya terlihat merah dan dari aroma tubuhnya dia dapat mengatakan kalau dia pergi berkumpul dengan teman- teman tidak bergunanya itu.
Tapi, Kyle justru terlihat marah dan mengangkat tangannya, hendak menampar Apple karen telah berteriak padanya.
Hanya saja, kali ini Apple menghindari pria itu melompat ke samping. Dia bisa saja melayangkan sebuah tendangan padanya, tapi itu tidak dia lakukan dan ini membuat a certain man inside the car menjadi sedikit kesal karena dia tidak mendapatkan sedikit adegan action.
"Jangan berani- beraninya kau memukulku, atau aku akan membuatmu tidak akan bangun lagi," Apple mengancam Kyle, tapi dia juga berharap kalau pria itu berhenti sebelum dirinya benar- benar menyakitinya.
"Kau ingin memukulku? Setelah apa yang kulakukan untukmu, kau ingin memukulku?!" Dia berseru tidak percaya. "Aku yang menyelamatkanmu dari ibumu yang pecandu itu dan memberikanmu shelter sebelum ayahmu datang menjemputmu, tapi kau bilang akan memukulku?! Kau seharusnya berterimakasih padaku!"
"Ya, aku berterimakasih padamu sampai kau tidur dengan sahabatku sendiri, brengsek!" maki Apple dengan suara yang lantang.
Di sisi lain, Jayden sengaja membuka kaca jendela mobilnya, untuk mendengar lebih jelas, karena pertengkaran sudah semakin memanas dan mereka berdua sudah saling berteriak.
Sepertinya untuk kali ini, Jayden menuruni sifat ingin tahu Hailee yang menyukai gossip.
"Selingkuh dengan sahabat sendiri…" gumam Jayden.
"Aku sudah bilang kalau itu adalah sebuah kesalahan! Aku mabuk!" seru Kyle, membela dirinya.
"Jangan percaya itu, dia tidak mungkin terlalu mabuk untuk tidak bisa membedakan antara dirimu dan sahabatmu!" seru Jayden memprovokasi dan membuat perhatian mereka berdua teralih padanya.
Dan hal tersebut membuat Kyle semakin marah, dengan geram, dia berjalan menghampiri Jayden, matanya terlihat sangat marah.
Tapi, begitu dekat, Jayden justru menaikkan kaca jendela mobilnya dan mengunci pintunya. Membuat Kyle memukul- mukulkan tinjunya ke arah kaca jendela dan mobil.
"KELUAR KAU!" teriak Kyle dengan geram.
"APPLE MENYURUHKU TETAP DI DALAM MOBIL!" seru Jayden, membalas teriakan Kyle.
Di sisi lain, di titik ini, Apple tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa ketika melihat ini, tapi bagaimana bisa pria yang beberapa jam yang lalu mampu membuat seorang pria dari organisasi hitam bertekuk lutut, tapi sekarang dia justru bersikap seperti seorang bocah berusia tujuh tahun.
"KELUAR KAU!" seru Kyle lagi sambil menendang mobil.
Tapi, kali ini, Jayden membuka pintu mobilnya dengan tiba- tiba dan tentu saja ini membuat Kyle kehilangan keseimbangan setelah pintu mobil tersebut menghantamnya dan membuatnya jatuh ke tanah, tersungkur dan terjerembab.
Melihat itu, Apple membelalakkan matanya, tapi tidak ada niat dirinya untuk menolong Kyle, dia hanya tidak habis pikir dengan tingkah laku Jayden yang selalu berubah- ubah tersebut.
Ketika melihat Kyle jatuh terjerembab ke tanah yang kotor, Jayden keluar dari dalam mobil dan berjalan melewatinya dengan santai, dia bahkan dengan sengaja menendang kaki Kyle dan ini membuat Apple hanya bisa menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Oops, sorry."
Jayden lalu berdiri di samping Apple, merangkulkan tangannya di pundak gadis itu.
"Menjauh kau dari wanitaku!" Kyle tidak terima ketika melihat Jayden menyentuh Apple. Dia membenci pria ini. "APA KAU TIDAK TAHU SIAPA AKU?!"
Jayden memicingkan matanya, lalu mengalihkan perhatiannya pada Apple. "Apa aku perlu tahu siapa dia?"
"Brengsek!" Kyle merangsek maju dan hendak memukul Jayden, tapi pria itu dengan cepat menendang Kyle hingga kembali jatuh ke tanah.
"Dia pacarku sekarang, jadi berhenti mengganggunya," ucap Jayden dengan asal. "Benarkan, sayang?"
Apple mengerutkan keningnya ketika mendengar hal itu. "Benarkah?"
Dan karena Apple tidak menanggapinya, Jayden kemudian mencium pipinya dan mengusap kepalanya. "Tentu saja benar."