Chereads / Pemburu Suara / Chapter 1 - 1. Gagak Besi

Pemburu Suara

🇮🇩Assas_killar
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Gagak Besi

Seorang pria tua berjalan tertatih mendekat ke arah sekumpulan pria berbadan tegap yang berada di tengah puing-puing bangunan yang hancur lebur akibat hantaman rudal beberapa hari lalu di salah satu distrik kecil yang berada di Afra. Pria tua itu tampak berjalan setengah berlari tanpa memperdulikan kakinya yang tak lagi kokoh hanya untuk menyampaikan informasi bagi orang-orang bersenjata lengkap yang dikenalnya sebagai kelompok Pencari ketika ia mengetahui bayangan hitam melintas di pemukiman kumuh yang berjarak ratusan meter dari tempat persembunyiannya.

"Apa yang dilakukan pria tua itu di sini?" ujar pria bertubuh kekar bernama Oli saat melihat kedatangannya pria tua itu melalui teropong senjatanya.

Rekan-rekannya yang lain seakan memiliki pertanyaan yang sama. Namun, alih-alih bertanya mereka lebih menunjukkan perasaan senang dengan kabar yang akan disampaikan oleh pria tua itu pada mereka. Bagi mereka pertarungan adalah sesuatu yang lebih mereka nantikan ketimbang mendapat sebuah penghargaan.

"Pak tua berhentilah berlari. Lihatlah kondisimu? Apa kau baru saja menemukan Graphene hingga berani membahayakan nyawamu ke tempat ini dengan tergesa-gesa", Ujar seorang pria.

"Apa yang akan aku kabarkan pada kalian jauh lebih berharga dibanding logam itu." Ujarnya seraya menerobos barisan pria bersenjata untuk menghadap pemimpin mereka.

Mendengar itu, para pencari mulai berdatangan, tak terkecuali dengan Oli yang sejak awal tidak menyukai kehadiran pria paruh baya yang terlihat lusuh dengan rambut panjangnya yang dipenuhi uban itu di tempat tersebut.

"Aku harap kita memiliki umur panjang setelah mengetahui kabar yang kau bawa." Ujar Oli.

"O...lihat matamu masih cukup baik, tapi aku tidak yakin dengan kedua telingamu itu." Tambah pria bertubuh besar itu dengan nada mengejek. Hal itu sontak mengundang tawa kecil dari rekan-rekannya. Pria yang berperawakan cukup besar dengan wajah yang bengis itu memang dikenal karena sikapnya sinis dan tempramental. Ia merupakan tangan kanan Ami yang cukup terpercaya. Ia sendiri sangat membenci para Penyamar, yaitu orang-orang seperti pria tua itu yang kerap mencari informasi berharga dan menjualnya di pasar gelap.

"Bukankah pekerjaanku untuk mengumpulkan setiap informasi penting? lalu kenapa kau tidak memberiku kesempatan memberitahukan sesuatu sebelum mulai menyela?" Jawabnya dengan menaikan nada suaranya.

Semua orang tampak terdiam, sementara Oli membalasnya dengan mengatakan sesuatu yang membuat pria tua tersebut semakin kesal.

"Informasi terakhir yang orang-orang sepertimu berikan hampir saja membunuh kami semua di Agra. Apa aku harus berterima kasih juga padamu karena adikku hampir menjadi santapan para serigala di organisasi?"

Pria tua itu pun membalas dengan cepat. "Bukankah hal itu akibat kecerobohan dan kebodohannya sendiri."

Mendengar itu, Oil yang berniat membuatnya malu malah terpancing amarah. Ia mulai mendekat ke arah pria tua tersebut. Namun sebelum ia melakukan sesuatu yang buruk. Pemimpin mereka yang bernama Ami menghentikan langkahnya.

"Ini bukan saatnya berdebat tentang itu, kendalikan dirimu", katanya seraya menahan Oli. "Eral sedang mengawasi kita dari jauh. Jangan sampai kepercayaannya hilang karena keributan kecil ini." Tambahnya memperingati yang lain.

Oli terlihat sedikit kesal mencoba menahan diri dengan berjalan mundur seraya mengangkat kedua tangannya seperti seorang yang sedang diacungkan senjata tepat di wajahnya. Sementara pria tua itu tampak menyeringai karena berhasil menunjukkan taringnya di hadapan salah satu pasukan paling ditakuti organisasi tersebut.

"Informasi apa yang kau bawa untuk kami? Beritahu itu sebelum seseorang mengendus keberadaan kita di sini" Perintah Ami.

Pria tua itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya mulai menceritakan apa yang telah didengarnya pada pria berkarisma tersebut. Saat ia ditugaskan mencari informasi tempat persenjataan Afra. Ia mendengar organisasi sedang memburu seorang pemuda yang dianggap sebagai ancaman yang dapat membahayakan organisasi. Kabar itu ia dapat dari seorang tentara saat sedang mengorek informasi lebih jauh mengenai keberadaan gudang persenjataan milik pasukan Afra. Pada awalnya ia tidak mempercayai berita tentang itu, mengingat organisasi cukup mahir dalam memanipulasi berita dan informasi untuk satu kepentingan. Namun, ia teringat keberadaan para pemburu yang terlihat berkeliaran di wilayah Afra. ia mulai yakin bahwa organisasi tidak main-main dengan apa yang mereka lakukan. Ia curiga hal itu berkaitan dengan pemuda yang diceritakan oleh tentara itu.

Setelah mendengar semua hal dari pria tua tersebut, Ami terlihat sedikit mengerutkan dahinya. "Apakah diantara kalian ada yang tahu tentang hal ini?" tanya Ami.

Rekan-rekannya mulai saling menatap dan

menggelengkan kepala.

"Ancaman seperti apa yang membuat organisasi harus menyewa para pemburu." Tanya Oli dengan senyum sinis. "Apakah kau mempercayai orang ini setelah apa yang terjadi di Penambangan Agra tahu lalu. Dengarlah, jika pasukan Afra saja bisa organisasi taklukan dengan mudah, bagaimana bisa seorang pemuda membuat sebuah organisasi gemetar? Apakah itu masuk akal? Aku rasa mereka hanya membual sama seperti kakek tua ini."

"Kita tidak boleh gegabah. Para pemburu bukanlah orang sembarangan. Kalau memang berita yang disampaikan tentara itu benar, itu berarti orang yang mereka bukanlah orang biasa." Ujar Ami.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan? Memburu pemuda itu?" Tanya Oli.

"Kita akan mencari tahu sendiri."

Ia kemudian meminta beberapa anak buahnya kembali ke pesawat untuk segera memberitahukan informasi tersebut pada Eral. Sementara pria tua itu diminta meninggalkan tempat itu secepatnya.

Ami merupakan salah satu pemimpin yang cukup disegani. Selain karena keberaniannya, ia adalah seorang yang sangat cerdas baik dalam segi taktis maupun pengetahuannya tentang berbagai jenis senjata. Ia dan timnya dikenal sebagai pasukan Gagak Besi. Kehadiran mereka sendiri sering ditandai dengan kemunculan pesawat hitam yang muncul secara senyap dan tak terduga dalam satu wilayah. Pasukan Gagak menjadi salah satu musuh besar organisasi yang paling ditakuti. Mengingat kemampuan mereka dalam berperang dan menciptakan persenjataan canggih yang tidak dimiliki kelompok lain.