Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Indahkah Masa SMA-Mu?

utari_rizki
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.8k
Views
Synopsis
Masa SMA adalah masa yang indah untuk dikenang. Pada saat itu semua serba pertama. Pertama kali pubertas, pertama kali merasakan cinta, memiliki sahabat yang loyal dan sebagainya. INDAH dan ingin mengulang masa itu. Begitu kata orang. Ya, kata orang lain. Bagiku TIDAK. Bagaimana denganmu?
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1: Untuk pertama kali

Tahun 2006, ini tahun pertamaku masuk SMA. SMA Sunshine, sekolahku swasta favorit pada masanya karena sekolah yang dibina langsung oleh Universitas Negeri terkemuka di daerah Bogor dan biaya sekolahnya pun terbilang cukup mahal. Aku masuk sekolah ini berdasarkan rekomendasi temanku yang mengatakan bahwa sekolah ini bagus dan setiap kelulusan pasti akan ada undangan masuk dari Universitas tersebut untuk murid berprestasi dan mendapatkan beasiswa. Bagaimana aku tidak tertarik? Aku jadi berkeyakinan untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Hal itu pula lah yang aku katakan pada orang tuaku agar mengizinkanku masuk sekolah swasta.

Awalnya orang tuaku tidak mengizinkanku masuk swasta karena biaya yang pasti lebih mahal dari sekolah negeri dan pada masa itu sekolah swasta disebut sekolah bagi para murid yang tidak diterima di sekolah negeri. Oya, bapakku seorang dosen di salah satu universitas negeri Bogor dengan penghasilan yang terbilang kelas menengah. Mamahku seorang ibu rumah tangga biasa. Tapi, demi pendidikan anak-anaknya orang tuaku menginginkan yang terbaik.

Seminggu sebelum masuk sekolah sudah diumumkan bahwa akan ada MOS (Masa Orientasi Siswa) yang diselenggarakan oleh senior di sekolah. Pada saat itu aku tidak tahu apa MOS? Karena saat masuk SMP tidak ada. Akupun mendapat buku panduan MOS yang berisi semua peraturan, kegiatan yang akan dilakukan, perlengkapan yang harus dibawa dan dipakai semua sudah tercantum.

Saat mamahku membaca buku panduan MOS beliau terkaget "Ya ampun.. anak-anak zaman sekarang macam-macam saja ih harus pakai pita warna ungu di rambut sebanyak 21, kalau pakai kerudung pitanya ditempel. Kenapa harus 21? Buat name tag nama dan kelas dari karton digantung di leher, bawa buah bersisik ular. Ini jadwal jam 8 acara apel. Apel apa ya?" tanya mamah. Dengan polosnya aku menjawab "tidak tahu mah, apel bukannya laki-laki main ke rumah wanita ya?" mamahku langsung mengernyitkan keningnya sambil menjawab tidak mungkin apel yang dimaksud adalah itu.

Akhirnya tibalah hari pertama MOS. Saat aku masuk gerbang sekolah dan melihat ke sekelilingku semuanya terasa asing dan sekolah yang sangat besar. Sekolah ini terasa sejuk, bahkan sinar matahari sedikit terlihat karena terhalang oleh rimbun pohon-pohon besar di sekelilingnya. Oya, sekolahku berada di kawasan fakultas kehutanan universitas Negeri Bright Sky, jadi wajar saja pepohonan disini sangatlah rimbun dan besar.

Aku mecari sosok yang mungkin saja aku kenal karena dari sekolah lamaku ada empat orang yang melanjutkan kesini. Tapi aku tidak menemukan seorangpun yang aku kenal. Di lapangan sudah tertata rapih stand banner kecil yg mengelompokan kelas dalam satu barisan. Terdapat lima kelas untuk kelas baru. Saat itu aku masuk dalam kelas X-3.

Aku menuju ke dalam barisanku "Hai, X-3 juga kan? Kenalin aku Freya" Sapaku pada calon teman sekelasku. "Eh iya hai. Aku Via" sambil tersenyum ramah namun canggung dan tak ada kelanjutan darinya. "Hm.. Via dari SMP mana?" Tanya aku. "Aku dari SMP Grand Citra, kamu darimana?" Tanyanya balik. "Aku dari SMP Harapan Bangsa" jawabku. Kalian tahu juga bukan rasanya bertemu pertama kali dengan seseorang? Ya, semua terasa canggung dan cepat sekali berakhirnya percakapan kami.

Akhirnya senior kami mulai masuk ke lapangan dan mengatur barisan kami. "Barisannya diatur ya buat dua barisan. Paling depan yang paling pendek sampai belakang yang paling tinggi." Perintah senior. Kami semua sibuk mengatur barisan dan aku berada di barisan kedua yang artinya aku termasuk terpendek kedua di kelas kami. Setiap kelas memiliki dua senior pembimbing. Total senior yang memandu acara MOS sebanyak 15 orang.

Setelah semua sudah rapi dimulailah acara MOS. Dimulai dengan penghitungan pita yang kami pakai harus sebanyak 21 pita dan betapa kagetnya kami tiba-tiba senior yang tidak bertugas menghitung pita dengan lantangnya memberi kami wejangan-wejangan bersekolah disana. "Kalau sekolah disini jangan sok cantik. Tidak boleh berdandan berlebihan. Ini sekolah bukan mau manggung." Teriak senior perempuan bernama Stela sambil berjalan mengelilingi murid-murid. "Sama senior harus hormat jangan songong." teriak senior yang lain. "Jangan kebanyakan pacaran. Sekolah tempat belajar bukan tempat pacaran." Semua senior saling sahut menyahut memberi wejangan dengan nada seolah mereka marah, ya itu semua hanya akting mereka. Jujur itu membuatku takut dan jantungku terus berdetak kencang dan cepat. Selama satu jam acara Apel pagi terasa sangat lama dan akhirnya usai.

Acara selanjutnya pada saat itu adalah sambutan dari kepala sekolah yaitu Bapak Subagja. Bapak Subagja bukan tanpa alasan menjadi kepala sekolah disana selama 16 tahun. Karena kinerja beliau sangat bagus dan yang penting beliau dekat dengan murid dan murid sangat senang dengan sosok beliau yang humoris tapi tegas pula dalam peraturan serta beliau memperlakukan kamu bagai anak beliau.

Sekolah pada masa itu sangat tidak memperbolehkan murid membawa handphone. Tapi, sekolah kami mewajibkan membawa handphone asal tidak menggunakannya saat belajar. Banyak dari sekolah lain sangat iri dengan sekolahku karena memperbolehkan membawa handphone, tersebarlah bahwa sekolah kami hanya untuk kalangan atas. Pada saat sambutan Bapak Subgja menjelaskan kenapa kami mewajibkan membawa handphone karena agar orang tua kami bisa menelpon kami jika terlambat pulang ke rumah. Beliau menceritakan sebelum ada handphone banyak orang tua murid menelpon sekolah menanyakan anak mereka sudah pulang atau belum. Pukul 2 sore sekolah kami sudah bubar tapi banyak murid yang main dulu atau mengerjakan tugas bersama sebelum pulang ke rumah.

Setelah sambutan dari kepala sekolah dan guru lainnya tibalah kami untuk makan siang dan solat bagi yang beragama islam. Kebetulan sekolah kami dekat dengan masjid universitas yang sangat besar dan bersih, sangat nyaman untuk beristirahat di lantainya yang sejuk.

Di masjid akupun mulai akrab dengan teman-teman sekelasku. "Via, tadi kamu takut tidak sih pas acara apel?" Tanya ku. "Iya, aku kaget tiba-tiba senior membentak-bentak. Tapi semua yang diomongin senior bener sih. Tapi aku takut juga." Jawab Via. "Iya aku juga takut banget sampai deg-degan jantungku" timpal aku. "Aku tidak tahu kalau acara apel itu acara dimarah-marahin senior. Aku tidak habis pikir kalau pita kita bakal dihitung, untung punyaku lengkap." Seorang temanku ikut nimbrung bernama Mia. "Waktu dihitung punyaku hilang 2 pitanya, untung tidak dihukum hanya diberitahu besok jangan kurang karena hari ini hari pertama jadi tidak ada hukuman." Sahut Vita teman sekelasku yang lain. "Kayanya yang pake kerudung enak deh pitanya ditempel pake peniti di kerudung. Aku tidak pakai kerudung jadi rambutku harus diikat karet dulu baru pakai pita. Kalau pita tidak kencang pasti jatuh entah dimana." Kata Mia. "Besok aku pakai kerudung ah selama MOS saja hehehe biar tidak sakit pas lepas karet rambut di rumah sudah gitu banyak lagi 21." Sahut Mia sambil tersenyum malu.

Selesailah istirahat kami selama satu jam. Kami sudah rapih kembali di lapangan. Acara selanjutnya hanya pesan-pesan dan kesimpulan acara MOS hari pertama dari para senior. Setelah itupun kami pulang ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah. "Assalamualaikum." Ucapku seraya masuk ke dalam rumah. "Waalaikumsalam.. Wah anak SMA sudah pulang. Gimana acara hari ini?" Tanya mamah. Aku menjawab pertanyaan mamah dengan keluh kesah mulai dari acara yang membuatku kaget apalagi kalau bukan acara apel. "Ooh jadi acara apel itu acara dimarahin senior. Kirain bakal ada acara kasih bunga namanya apel. Eh mamah jadi ingat mungkin ini apel pagi kaya di kantor-kantor polisi gitu kali yah atau abri-abri." Jawab mamah dengan sok tahunya hahaha. Akupun sudah merasa malas membayangkan MOS tersisa 2 hari lagi yang artinya masih harus 2 kali lagi merasakan apel pagi. Kami memulai MOS hari rabu sampai jumat, hari sabtu dan minggu diperuntukan untuk istirahat sebelum kegiatan sekolah dimulai.

Singkat cerita ini adalah hari terakhir MOS di sekolahku yaitu hari ketiga. Dalam urutan acara bertuliskan outbound dan kami diperintahkan membawa baju olahraga serta memakai sepatu olahraga. "Eh, aku penasaran kita outboundnya gimana ya? Bakal naik flying fox kah? atau berjalan di atas tali? kayanya seru deh." Senangnya Mia. "Kalau outboundnya kaya yang kita tahu pasti seru. Tapi ini kan acara MOS, apa iya outboundnya bakal seru?" Kataku dengan menebak-nebak. "Ah Freya!! Bikin jadi tidak semangat deh. Terus outbound seperti apa dong. Aku males dimarah-marahin senior terus." Sahut Vita. "Tapi untung ini hari terakhir, coba kalau MOS seminggu. aduuuuh ampun deh." Seru Mia.

Akhirnya MOS ketiga dimulai. Seperti biasa kami diapeli pagi hari oleh para senior. Tapi tidak seperti sebelumnya acara apel 1 jam penuh, hari ini hanya setengah jam. Kami diharuskan cek fisik oleh senior setelah itu kami diharuskan mengganti pakaian olahraga. Kami dibagi menjadi dua kelompok yang laki-laki akan diperiksa oleh senior laki-laki dan begitupun sebaliknya, di ruangan yang terpisah jauh antara laki-laki dan perempuan.

Saatnya barisan pertama kelasku dipersilahkan memasuki ruangan cek fisik. Melihat teman-temanku masuk terlebih dahulu aku merasa deg-degan. Cek fisik seperti apa yang akan dilakukan? Karena sebelumnnya aku tidak pernah melakukan cek fisik. Setelah teman-temanku yang pertama selesai, saatnya barisanku masuk.

Setelah aku masuk kulihat di dalam sudah ada 4 senior wanita yang akan mengecek fisik kami. "Kamu pakai softlens?" Tanya senior padaku. "Tidak kak. Turunan dari orang tua saya semuanya berwarna coklat terang" Jawabku. "Oh, kamu blasteran? Kulitnya juga putih banget." Timpah senior. "Bukan kak saya lokal."

"Buka kerudung kamu. Kita mau lihat apa ada lebih dari satu tindikan disetiap kuping kamu. Tenang aja disini aman tidak ada CCTV." ucap senior. Akhirnya aku membuka kerudungku dan senior mulai mengecek kupingku dan ya aku lolos karena aku tidak menindik kupingku lebih dari satu. "Buka bajunya takut ada tatonya. Kan sekalian kalian mau ganti baju olahraga." Perintah senior lagi. Akhirnya aku membuka seragamku dan diperhatikannya lekat-lekat kulitku, tentu saja aku lolos lagi. Aku tidak mempunyai tato. "Eh, Stella! Lihat deh kulit aku sama anak baru. Sumpah aku kaya dekil banget. Kamu putih banget sih." Bercanda senior ke temannya dan aku sambil menunjukan lengannya dengan lenganku.

"Kamu rambutnnya diwarna ya? kok agak pirang tidak hitam?" terdengar suara senior dari sudut lain. "Tidak kak. Saya tidak pernah mencat rambut saya. Tapi memang dari kecil rambut saya warnanya tidak hitam." Jawab Vita temanku. "Anak-anak baru yang sekarang kaya blasteran-blasteran banyak banget yang kaya china putih-putih sama sipit, tapi bilangnya bukan campuran." Senior pun sambil mengobrol saat melakukan cek fisik. "Aku lihat biodata mereka juga keren-keren loh banyak yang lahir di luar negeri sampai ada yang lahir di Spanyol." Timpah senior lain dan akupun merasa kepo atau mau tahu.

Akhirnya selesai cek fisik dan berganti pakaian akupun kembali ke lapangan untuk bersiap berangkat outbound dengan senior yang sudah memakai seragam pramuka. Saat berjalan ke lapangan bersama Vita akupun melihat 2 bapak tentara. "Kok ada bapak-bapak tentara yaa. Ngapain ada di sekolah?" Dalam batinku. "Eh, Frey! Kok ada tentara sih ngapain ya?" Tanya Vita padaku. Yah akupun sama tidak tahu apa yang akan terjadi nanti.

Kami sudah rapih berbaris dan sedang menerima arahan dari para senior untuk perjalanan outbound kami mengelilingi Universitas Bright Sky. Aku tidak menyangka bahwa Universitas ini sangatlah luas. "Okay, nanti kita akan berjalan menuju kebun strawberry, sayuran, timun mas dan lain-lain. Setelah itu kita menuju ke lokasi lumpur, terakhir kita menyeberangi sungai dan kembali ke sekolah. Kalian akan dipandu oleh senior pramuka dan dibantu oleh bapak-bapak tentara yang ada disini yaitu Bapak Bambang dan Bapak Agus. Kalian tidak usah sungkan untuk meminta bantuan kepada senior atau bapak tentara disini. Jika ada yang merasa sakit lebih baik tinggal disini. Jika ada yang sakit selama perjalanan ada kakak-kakak PMR yang bertugas mengikuti kalian dari belakang. Ingat kalian harus membuat laporan tentang perjalanan outbound kita hari ini di buku panduan MOS yang sudah dibagikan. Mengerti semua?" Ucap Kak Ridwan ketua regu MOS tahun ini. "Mengerti!!" Jawab semua murid dan perjalanan dimulai.

Aku mengira perjalanan ini hanya sebentar karena saat disebutkan hanya sedikit tempat saja yang dituju. Ternyata dari satu tempat ke tempat lain sangatlah jauh. Sampailah kami di kebun Strawberry dan sayuran. Kebun yang cukup luas dan terdapat rumah kaca juga disana. Kulihat ada beberapa petani yang sedang mencangkul dan memelihara tanaman disana, ternyata mereka adalah penduduk asli sekitar kampus yang dipekerjakan oleh kampus mengurus kebun disini. "Jangan lupa kalau ada yang mau dicatat untuk laporan silahkan dicatat dulu. Jangan lupa untuk minum jangan sampai kehausan, kalau air habis bisa minta tolong ke kakak senior yang membawa kotak es." Kak Rahmi salah satu senior mengingatkan. "Lah! Memang ada yang bawa kotak es?" Vita sambil celingukan. Akupun terkaget ternyata ada 2 senior laki-laki bertugas membawa kotak es yang berisi air minum. "Eh, gantian bro. Cape nih.." Ucap senior 1, "Baru juga tadi gantian masa gantian lagi." Timpal senior 2. "Eh tadikan gantian baru sebentar tiba-tiba kamu ada telepon langsung dikasih aku lagi boxnya." Jawab senior 1. "Oh iya ya hahahah.. Ya sudah sini." Terkikik senior 2. Aku kasihan melihat mereka yang tampak kelelahan membawa kotak es tersebut, yaa walaupun bergantian membawanya.

Kami sudah sampai di tempat kedua.. Lumpur..

Kulihat ada ada galian tanah yang cukup dalam dan luas. Disana terbagi menjadi 3 rintangan dalam satu jalur. Setelah menuruni tanah, rintangan pertama adalah berjalan di atas lumpur yang sangat hitam, rintangan kedua kita harus merangkak di bawah tali yang sudah disimpul tentu saja di atas lumpur, bagian tiga tempat kita dibersihkan dengan disemprotkan air bersih, lalu naik kembali ke dataran. Satu persatu murid baru menuruni tanah galian dan melakukan rintangan. Aku masuk kelompok kedua dan kelompok kami melihat kelompok pertama melakukan rintangan.

"Aduh." Ucap salah satu murid perempuan saat terjatuh menuruni tanah galian yang memang cukup dalam. "Tidak apa-apa dek?" Tanya senior. murid itupun menjawab tidak. tentu saja banyak yang jatuh karena lumayan dalam galian tersebut serta tubuh kami sudah lelah dengan perjalan sebelumnya.

"Aaaaah!!" Teriak murid-murid yang sedang merangkak dan tentu yang sedang menonton pula. "Ih gila sih udah ngerangkak di lumpur masa disiram juga pake lumpur seember." Ucap Mia dari baris belakang. Yah, akupun kaget ternyata bukan hanya rintangan yang terlihat saja, masih ada ember lumpur yang siramkan oleh para senior. "Sini-sini yang udah terkena lumpur siram dulu pake air bersih". Ucap senior.

Selesai sudah bagian outbound di lumpur. Kami sudah sampai di tepi sungai yang sangat besar. Setelah sampai tentu kami tidak langsung menyeberang, tetapi kami menunggu bapak tentara dan para senior menyiapkan strategi dan tali tambang untuk kami menyeberangi sungai besar tersebut. "Ih serem banget sungainya. Aku tidak berani menyebrang." Ucap Mia. "Ih cemen banget kamu Mia. kan di tengah-tengah ada para senior laki-laki yang bakal pegangin tangan kita." Timpal Vita. "Iya walaupun ada senior dan tentara yang membantu, kita harus hati-hati jangan sampai terpeleset di batu. Jangan lupa barang bawaan juga jangan sampai ada yang jatuh di sungai". Tegas ku padahal aku sendiri pun takut.

"Ayo keluarkan handphone kalian, tempel sticker yang sudah ditulis nama dan kelas kalian. Sticker sedang dibagikan para senior, setelah dinamai kumpulkan di box keranjang yang dibawa senior. untuk box handphone tidak akan dibawa menyeberangi sungai tapi akan dibawa oleh mobil yang mengangkut makanan dan siswa yang sakit ke sekolah. Nanti akan kami bagikan kembali handphone kalian disana." Ucap kak Stella wakil regu MOS sekolah. Tentu saja itu membuat semua murid tenang dengan handphone mereka.

Persiapan untuk menyeberang pun selesai. Satu persatu dari kami menyeberangi sungai dan bersyukur semua selamat tidak ada masalah sedikitpun. Bapak tentara pun akhirnya pamit setelah memandu kami menyeberangi sungai serta kami juga berterima kasih kepada bapak tentara tersebut.

Aku kira dengan pamitnya bapak tentara perjalanan usai atau sedikit lagi menuju sekolah. Ternyata masihlah sangat jauh sampai kami pun harus menaiki bukit yang curam. "Eh gila sih. Kirain bakal sampe sekolah beberapa menit lagi. taunya kita malah naik gunung gini sih." Ucapku sambil ngos-ngosan. "Iya frey. Aku kira juga gitu. Memang ini kampus seluas apa sih." Keluh Vita. Setelah sampai di atas betapa kaget dan linglungnya kami ternyata dibalik bukit yang kami naiki adalah sekolah kami.

"Akhirnya seneng banget lihat sekolahan..." Ungkap para murid. Setelah sampai di sekolah kami langsung diperintahkan berbaris kembali namun dengan posisi terduduk di lapangan. Tentu lapangan sekolah kami sangat teduh. Para senior pun silih berganti mengucapkan permohonan maaf dan kata sambutan terakhir di acara MOS. Lalu dibagikannya kembali handphone kami yang tadi di sungai dikumpulkan dan acara MOS selesai. Para murid pun silih bergantian untuk mandi setelah outbound panjang tadi, tapi ada juga yang langsung pulang. Karena baju mereka sudah kering kembali setelah dari perjalanan sungai yang panjang.