Dengan bukti kuat yang telah terkumpulkan, Nathan selaku tersangka yang telah terbukti berbuat kesalahan fatal dimana ia telah melakukan berbagai tindakan kriminal hingga merenggut nyawa orang – orang disekitarnya, sehingga setelah keputusan hukuman dijatuhkan, Nathan pun segera dibawa oleh pihak kepolisian beranjak dari tempat tersebut. Dengan wajah sinis nan menyeramkannya, mata lelaki beringas itu telah melihat ke sekelilingnya dan menertawakan dirinya sendiri serta menertawakan seluruh hadirin yang sedang menatapnya. Kemenangan kini seakan telah berada dalam genggaman semua insan yang telah merasakan ketegangan karena akhirnya kekhawatiran mereka kini menemukan titik terangnya. Ivory dan Jade merasa terharu karena akhirnya mereka akan terbebas dari rasa kekhawatiran dan ketakutan yang seakan tiada berujung. Keduanya kini terlihat sedang berpelukan satu sama lainnya, merasakan kebahagiaan dan perasaan lega atas segala hal yang selama ini terus menghantui mereka.
"Akhirnya sayang, akhirnya...kita akan bisa hidup damai setelah ini..." ujar Jade memeluk tubuh gadis itu lalu mencium keningnga dengan begitu terharu.
"Iya sayang...kini kita akan terbebas dari rasa kekhawatiran itu...Tapi...apakah kamu gak menyesalinya? Maksudku orang itu, dia kan..."
"Ayahku? Big no dear... Aku gak pernah merasa memiliki orang tua yang merupakan seorang psikopat yang senang membunuh orang lain dan gak ada hati seperti itu. Kamu lihat sendiri kan, bagaimana ketakutannya Catherine ketika dia mengungkapkan kejahatan orang itu? Jadi aku sama sekali gak menyesali keputusan hakim itu, tapi aku justru mungkin akan menyesali andai keputusan hakim membebaskannya lalu orang itu akhirnya bisa berkeliaran lagi dan mengganggu kehidupan baru kita lalu dia akan mencelakakanmu. Aku gak mau itu sampai terjadi sayang, aku lebih mencemaskanmu daripada apapun. Mungkin ini memang udah takdirnya. Jadi kamu gak perlu takut lagi ataupun menyesali apapun ya, kita akan segera memulai hidup baru kita jadi udah saatnya kita menatap ke depan. Kita sama – sama memulai semuanya dari awal ya," ujar Jade menangkup tangannya menatap lekat wajah gadis yang sedang berada di hadapannya. Ivory segera mengangguk terharu dan menyeka air matanya yang telah menetes tanpa disadarinya, membuat Jade pun terharu dan mengusap pipi gadis itu lalu memeluknya.
"Hayo...lagi drama haru yaa..."
"Ck, Catherine..." ujar Jade berdecak kesal.
"Iya deh...Gak ganggu lagi...Tapi aku senang banget Kak, akhirnya semuanya berakhir adil. Aku sebenarnya merasa kasihan terhadap beliau, tapi semua perbuatannya udah benar – benar gak bisa ditolerir lagi. Aku cuma menyesali kenapa aku harus punya orang tua seperti itu. Kenapa keluarga kita jadi tercerai berai begini Kak?"
"Entahlah Cath, mungkin ini memang takdir yang harus kita lalui. Gak ada gunanya kita mengeluh dan menyesali apa yang telah terjadi. Yang terpenting saat ini kita harus mengikhlaskan kepergian orang – orang yang kita kasihi dan kita cuma bisa mendoakan semoga mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Mulai saat ini kita sambut hidup baru kita dengan penuh sukacita ya," ujar Jade memeluk Catherine, adik satu – satunya yang dimilikinya.
"Iv, kami ingin minta maaf atas semua perbuatan kami kemarin ya, maaf karna kami udah menuduhmu bahkan memfitnahmu yang bukan – bukan juga menghajar kekasihmu ini," ujar Rick, salah satu sahabat Robin.
"Iya Iv, kami minta maaf ya atas kelakuan kami kemarin. Meninggalnya Robin murni karena perbuatan orang itu. Semuanya seakan telah ditakdirkan begitu adanya. Mungkin itu karna Robin terlalu mencintaimu sehingga dia rela mengorbankan dirinya demi membantumu dan keluargamu. Aku bisa paham sama tujuannya. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya. Sekarang kami udah gak menyesali kematiannya lagi karna sekarang sekarang semuanya udah jelas bagi kami. Setelah ini kita masih teman kan?" ujar Mike tersenyum.
"Tentu saja Mike, Rick, kita masih bisa sahabatan meskipun Robin udah gak ada diantara kita. Aku pun sangat menyayangkan kepergiannya, karna pengorbanannya terhadapku dan keluargaku sungguh luar biasa dan aku gak pernah menyesal karna pernah mengenal sosok orang baik sepertinya. Tapi, apa mau dikata, takdir telah digariskan demikian adanya. Menyesal pun tiada gunanya. Aku pun udah mengikhlaskan kepergiannya dan tentu saja aku gak mungkin pernah bisa lupa akan semua kebaikannya terhadapku selama ini. Biarlah aku membalas semua kebaikannya melalui orang lain yang membutuhkan pertolonganku suatu hari nanti. Terima kasih juga karna kalian selama ini pun telah mendukungku," ujar Ivory bersalaman dengan kedua pemuda itu.
"Sama – sama Iv. Bro, maaf untuk yang kemarin ya dan tolong jaga Ivory sahabat kami. Dia adalah gadis yang sangat baik," ujar Mike menyalami Jade setelah Ivory.
"Yup. Sama – sama. Pasti aku akan selalu menjaga calon istriku ini dengan sebaik mungkin. Aku juga minta maaf pada kalian berdua," ujar Jade seraya mengulurkan tangan menyambut tangan Mike.
"Calon istri, jadi kalian akan segera menikah? Wow. That's great. Selamat untuk kalian berdua ya. Jangan lupa undang kami nanti ya," ujar Mike.
"Pasti Mike, thanks ya. Tapi kalo boleh tau, kalian gimana bisa mengetahui soal sidang ini? Tanya Ivory penasaran.
"Dari pamanmu Iv, aku juga gak tau gimana ceritanya pamanmu bisa sampai tau lokasi barku, tapi kemarin beliau datang ke sana dan menemuiku lalu mencoba untuk menjelaskan keadaan, setelah itu beliau memintaku bersama dengan Rick untuk datang ke persidangan ini kalo kami masih juga gak percaya. Makanya kami mampir ke sini deh untuk sekedar memastikan. Ngomong - ngomong kami balik dulu ya, thanks dan sekali lagi maaf untuk semua yang udah terjadi Iv," ujar Mike beranjak pergi bersama dengan Rick, terlihat kedua sejoli itu pun segera merespon ucapan perpisahan tersebut. Setelah kedua pemuda itu beranjak meninggalkan ruang sidang, Moniq pun segera menghampiri putrinya dan memeluknya terharu beserta dengan Jade dan Catherine.
"Akhirnya keadilan atas kematian papa kini terbayarkan nak, kini akhirnya kita bisa hidup tenang dan damai tanpa adanya lagi pengganggu. Udah begitu lama kita menunggu saat – saat ini..." ujar Moniq seraya memeluk Ivory terharu dan telah menitikkan air matanya.
"Iya ma...Aku masih gak menyangka kalo hari ini akan tiba...Akhirnya ada keadilan yang bisa kita berikan untuk papa ya..." Ivory pun segera memeluk Moniq dengan tangisannya yang telah meledak.
"Mama yakin, setelah ini kebahagiaan pun akan menyertaimu nak, karna gak lama lagi impianmu akan terwujud. Kamu akan hidup bahagia bersama selamanya dengan seorang pangeran tampan berkuda putih seperti yang pernah kamu ceritakan pada mama dan papa dulu. Waktu berlalu begitu cepatnya, rasanya baru hari itu mama dan papa bergantian bacain dongeng itu untukmu, tapi sekarang lihatlah, pangeran itu telah berdiri di sampingmu. Mama benar – benar terharu melihat kalian berdua. Sungguh sangat disayangkan, karna kalian memiliki ayah seperti dia, tapi janganlah kalian menyesali yang telah terjadi. Ikhlaskan keadaan dan sambutlah masa depan kalian. Semoga setelah ini kehidupan kalian akan menjadi lebih baik lagi ya," ujar Moniq seraya melepaskan pelukannya dari Ivory lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Jade dan Catherine secara bergantian.
"Terima kasih ma...Terima kasih buat semuanya...Aku janji akan selalu menemani, menjaga dan membahagiakan Ivory dengan segenap jiwa dan ragaku hingga maut memisahkan kami..." ujar Jade terharu.
"Iya ma, terima kasih banyak ya...Sampai kapan pun aku tetap menyayangi mama karna aku pun udah menganggap mama seperti mamaku sendiri...Tanpa mama yang selama ini telah merawatku, mungkin aku gak akan bisa seperti sekarang ini..." Catherine pun segera memeluk wanita itu dengan tangisan haru yang telah menggenangi wajahnya sedari tadi.
"Gimana? Semua permasalahan udah kelar kan?" ujar James yang baru saja menghampiri mereka setelah mengucapkan salam perpisahan dan ucapan terima kasih kepada seluruh tamu dan para saksi yang diminta untuk hadir pada hari itu.
"Paman...Terima kasih banyak ya... Berkat paman, Mike dan Rick gak salah paham lagi sama kami. Ngomong - ngomong, paman gimana bisa tau lokasi bar milik Mike ya?" tanya Ivory penasaran setelah ia melepaskan pelukan manjanya dari James.
"Berkat wanita cantik ini dong sayang, siapa lagi," ujar James seraya merangkul Cynthia dengan senyumannya.
"Iya Iv, pamanmu ini kemarin khawatir banget sama kondisi kalian lalu curhat apakah bibi kenal sama salah satu sahabatnya Robin itu, dan kebetulan kemarin kan pernah bekerja sama dengan Mike dan Robin mengenai jebakan di bar itu, jadi karna nomor ponsel Mike masih kusimpan, akhirnya bibi coba hubungi dia lalu buat janji untuk ketemu mereka. Akhirnya sekarang semua udah jelas ya sayang," ujar Catherine terharu dan segera memeluk Ivory beserta Jade. Tidak ada kata apapun yang mampu menggambarkan perasaan setiap insan yang sedang meluapkan perasaan bahagia dan rasa syukur mereka atas apa yang terjadi hari itu. James pun merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Franklyn yang telah membantunya dari awal penyerahan dan pelaporan kasus hingga akhir proses persidangan Nathan. Sementara bagi Jade, Ivory dan yang lainnya dengan berakhirnya persidangan Nathan hari itu, segala pintu gerbang masa lalu yang menghubungkan perasaan mereka dengan dendam ataupun kekecewaan dan kesedihan yang disebabkan oleh lelaki psikopat itu telah mereka tutup rapat - rapat dan dikubur untuk selama - lamanya. Nathan yang akhirnya harus menerima hukuman mati atas segala tindakan kriminal yang telah dilakukannya hanya bisa pasrah dan menunggu waktu hingga ajalnya tiba, namun baginya yang berjiwa psikopat, perasaan puas yang selama ini telah dirasakannya setelah ia memporak porandakan dan menuntaskan seluruh amarah dan dendamnya terhadap keluarga Smith tidak meninggalkan rasa penyesalan sedikit pun dalam dirinya, sebaliknya perasaan puas atas segala perbuatan kriminal yang telah dilakukannya membuatnya merasa hebat dan tertawa sepuas - puasnya hingga rasa kebahagiaan yang meluap - luap baginya itu kini telah menjalari seluruh hati dan pikirannya, membuatnya hilang kesadaran dan akal sehatnya. Jiwa yang kotor itu telah dipenuhi oleh kegelapan batin yang menyelimutinya hingga akhir hayat dan membuatnya telah berubah menjadi monster psikopat berdarah dingin yang tidak mengenali siapapun lagi.