Chereads / CINTA TIGA DIMENSI / Chapter 96 - Malam Kejutan yang Indah

Chapter 96 - Malam Kejutan yang Indah

Malam itu, Jade menepati janjinya untuk mengajak gadis itu menikmati candle light dinner yang telah dipersiapkannya di pinggir pantai, salah satu tempat favorit dimana mereka biasanya menghabiskan waktu bersama. Hiasan dekorasi yang telah dipersiapkan sendiri oleh pemuda itu sekembalinya dari toko perhiasan masih terpampang dengan begitu indahnya dan terlihat begitu menarik perhatian. Bahan – bahan alami yang diambilnya dari pepohonan seperti dedaunan hijau yang menjuntai panjang dipasangnya menggunakan sebuah tiang setinggi bahu yang diambilnya dari kayu kecil di sekitar pantai, lalu juntaian tali dedaunan tersebut dibentuk dan dibuat menjadi sebuah untaian tali dan dibuat bergelombang serta ia memasang beberapa untaian bunga berwarna warni yang begitu indah pada masing – masing gundukan gelombang juntaian daun hijau di sekeliling pinggiran pantai tersebut serta dihiasi dengan untaian lampu kecil panjang yang berkelap kelip dengan sinar cahaya remangnya yang menambah suasana romantis di pantai tersebut. Pada ujung perbatasan juntaian dedaunan terpasang tulisan yang dirangkainya dari beberapa tangkai bunga mawar yang dibentuk menjadi huruf – huruf yang bertuliskan, "Ivory, My Love, Will You Marry Me?" dengan beberapa foto kenangan mereka berdua yang senantiasa disimpannya selama ini, terlihat digantungkan pada masing – masing gantungan juntaian daun tersebut. Sebuah meja bundar putih dan dua kursi putih telah disusun sedemikian rupa didekat perbatasan hiasan tersebut disertai dengan beberapa jenis hidangan spesial yang dipesannya dari restoran terdekat dilengkapi dengan sebuah vas bunga kecil yang juga berisi rangkaian bunga segar dalam ukuran mini yang berwarna warni. Ivory yang memandang detail dekorasi tersebut merasa begitu kagum dan takjub akan hasil kerja keras sang kekasih, membuat matanya telah berkaca – kaca karena rasa haru yang memenuhi hati gadis itu seketika.

"Jade...Ini semua...hasil karyamu sayang?" tanya Ivory penasaran dan mencari sosok pria yang tiba – tiba diam membisu dan tidak berada di dekatnya. Lalu tiba – tiba ia segera merasakan bagian pinggang hingga perut depannya telah dilingkarkan oleh sepasang lengan pria perlahan dari belakang dan menyandarkan dagunya pada bahu gadis itu.

"Apa kamu menyukainya sayang?" Tanya Jade seraya mencium pipi gadis itu.

"Bagus banget sayang…Aku sungguh menyukainya. Memang ya kamu, bagaikan Prince of Surprise. Selalu aja gak pernah kehabisan ide," ujar Ivory yang kini telah diliputi oleh kebahagiaan dan memeluk kedua lengan pria yang masih melekat dibagian perut depannya.

"Aku senang kalo kamu menyukainya. Itu adalah hadiah spesial dariku untuk seorang wanita cantik sepertimu. Malam ini, bahkan kamu terlihat lebih cantik lagi dari biasanya sayang," ujar Jade kembali mencium gemas pipi gadis itu.

"Idih…Gombal terus sih kamu. Tapi aku mau ucapin terima kasih banyak ya sayang buat kejutan spesialnya ini," ujar Ivory telah memutar tubuhnya untuk menatap langsung wajah pria dihadapannya. Pasangan tersebut kini kembali berpagutan mesra seakan tidak ingin menghabiskan waktu sedetik pun dimalam kemesraan yang seakan menghiasi perjalanan cinta mereka yang kian tumbuh semakin dalam. Jade kemudian mengulurkan tangannya kepada gadis itu seraya mengajaknya untuk duduk di kursi yang telah disediakannya untuk menikmati hidangan makan malam yang telah ditata sedemikian rupa. Semua menu merupakan makanan favorit sang gadis yang memang sengaja dipesan oleh Jade.

"Astaga…Lagi – lagi kamu cuma memesan makanan favoritku? Lalu bagianmu…?"

"Ya itu juga sayang, udah pernah kukatakan bukan, kalo aku akan menyukai apa yang kamu sukai juga," ujar Jade tersenyum dan mereka kini terlihat saling menyuapi lalu akhirnya saling bercanda diiringi dengan canda tawa.

Setelah selesai, pria tersebut telah bangkit dari duduknya untuk menyambut gadis itu. Malam itu, ia benar – benar ingin mewujudkan impian gadis itu dengan memperlakukannya bagaikan putri kerajaan seperti yang telah diimpikannya selama ini. Kini tangan kiri pria itu telah dilingkarkan pada pinggang gadis yang sedang memakai gaun berwarna krem yang berlengan pendek mengembang dan bermotif dedaunan dan bunga – bunga di seluruh bahan dasar tile yang membalut tubuhnya dengan rok yang sedikit mengembang dan menjuntai setinggi pahanya lalu menyambung ke belakang. Tangan sebelah kanannya menggenggam tangan kiri gadis tersebut dan hal yang sama pun dilakukan oleh Ivory pada Jade yang malam itu memakai kemeja hitam berlengan panjang dengan setelan celana panjang bahan berwarna hitam. Rambut coklat gelap pria itu terlihat sengaja ditata begitu rapi dan disisir ke bagian belakang menambah kesan elegan dan maskulin wajah pria tersebut, dengan pupil abu silver dalam matanya dan hidungnya yang mancung membuat aura ketampanan pria itu begitu terpancar keluar dan membuat gadis yang memandangnya itu semakin terpesona. Alunan musik klasik romantis yang sedang diputar oleh pria itu melalui ponselnya terdengar begitu memikat hati serta semakin melengkapi kesempurnaan kebahagiaan yang kini tengah menyelimuti hati mereka.

"Kamu malam ini juga terlihat tampan. Gak biasanya kamu menyisir rambut rapi begitu," ujar Ivory tersenyum manis sembari menatap dalam mata pria tersebut.

"Kamu lebih suka lihat penampilanku yang begini ya?" ujar Jade dan dibalas dengan anggukan kepala gadis itu.

"Mulai besok kita udah mulai bekerja, kamu akan terlihat lebih rapi dan professional dengan gaya rambut seperti ini sayang," ujar Ivory bangga.

"Iya deh, aku nurut aja apa kata calon istriku ini. Sayang, aku minta maaf jika aku bukanlah pangeran berkuda putih yang sempurna seperti harapanmu selama ini, tapi aku akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk menjadi pangeran seperti dalam impianmu," ujar Jade mengelus pipi gadis itu lembut dan menyelipkan rambut gadis yang memang dibuat bergelombang dan tidak terikat itu ke belakang daun telinganya.

"Kamu gak perlu menjadi pangeran itu sayang, karna sekarang pun kamu udah menjadi pangeran seperti dalam impianku itu. Dengan adanya kehadiranmu, impianku seakan telah menjadi sempurna sekarang. Kamu cukup menjadi dirimu sendiri karna aku mencintaimu yang begini adanya," ujar Ivory membenamkan wajahnya pada dada pria tersebut dan memeluknya.

Alunan musik masih mengiringi suasana kemesraan yang sedang tercipta antara kedua insan muda tersebut dan diakhiri oleh pelukan mesra oleh mereka satu sama lainnya. Setelah merasa cukup lelah, mereka memilih untuk duduk di hamparan pesisir dan menatap lurus ke arah pantai menikmati suasana malam yang terlihat begitu indah dengan ditemani oleh sinar rembulan temaram dan bintang – bintang yang berkelap – kelip seakan sedang menyinari tubuh mereka lalu membaringkan tubuh mereka bersamaan di hamparan pasir dan menatap ke atas langit sambil berpegangan tangan.

"Apa kamu nggak apa – apa jika kita harus memulai kembali semuanya dari nol sayang?"

"Asalkan aku selalu bersamamu, kita akan tetap baik – baik saja meskipun harus memulai semuanya dari nol. Kenapa sayang? Kamu ragu sekarang?"

"Tentu saja nggak sayang, sekali aku menyatakan akan berkomitmen denganmu, maka aku akan terus maju dan terus berusaha memantapkan diriku agar aku bisa menjadi pria yang benar – benar pantas untuk mendampingimu," ujar Jade sembari menatap wajah gadis yang berada dan berjarak hanya beberapa inchi dan dijawab dengan senyuman gadis itu. Malam yang begitu damai dan menyejukkan hati itu seakan menjadi malam yang begitu panjang bagi Jade dan Ivory seakan mereka tidak menginginkan fajar segera menyingsing lalu akan memisahkan mereka kembali. Jika bukan karena kesadaran dan logika yang menyadarkan mereka saat itu untuk segera beranjak kembali, mungkin saja saat itu mereka masih ingin menghabiskan malam itu bersama di pesisir pantai sembari menikmati indahnya malam dan terlelap hingga subuh pagi.

Sinar surya telah menyingsing dan mengucapkan salam dipagi yang cerah yang mencerminkan cerahnya hati kedua insan yang kini telah memulai aktivitas mereka seperti biasanya, namun di tempat baru yang tidak asing lagi bagi mereka. Aktivitas di kantor Lunatech yang telah lama tidak beroperasi kini segera kembali menjadi sorotan bagi para investor yang sempat menghilang untuk beberapa waktu lamanya berkat bantuan back up dari James sehingga kerja keras yang lebih mungkin harus digencarkan kembali oleh mereka untuk kembali menarik perhatian, simpatik dan kepercayaan para investor beserta para pengguna. Karyawan – karyawan yang sempat diberhentikan secara tidak hormat dibawah kepemimpinan Nathan, kembali disorot oleh James yang kemudian meminta mereka untuk kembali bergabung dengan perusahaan yang namanya sempat melejit di berbagai mancanegara. Betapa kagetnya semua insan yang mendapati berita baru tersebut dari seseorang yang selama ini telah dikabarkan tiada, namun melalui beberapa proses penjelasan yang mampu diterima dengan akal sehat, akhirnya James mampu menarik kembali para investor dan pemegang saham yang telah lama menghilang. Ivory bahkan kini telah belajar merancang dan mendesain program website terbaru untuk segera diluncurkan agar ia bisa mulai menghidupkan kembali impian sang ayah yang sempat redup, serta untuk mengembangkan sayapnya, ia dipandu dan dibantu oleh Jade yang juga kini tengah berupaya keras untuk mengimprovisasi keahliannya dalam hal pengembangan jaringan agar ia mampu memperluas jejaring website Lunatech. Tidak hanya itu, Ivory kini pun telah kembali memulai jadwal perkuliahannya sembari tetap menjalankan bisnis desain website dan pemrogramannya, meskipun awalnya ia terlihat ketar ketir dengan kegiatan barunya yang cukup menyibukkan hingga terkadang ia harus membagi dua cabang pikirannya. Beruntung karena James dan Jade senantiasa dengan sabar menemani dan membimbingnya sehingga ia mampu menguasai bidang pekerjaan yang sedang digelutinya dalam waktu singkat hingga ia mampu menyeimbangkan kinerjanya dengan jadwal perkuliahannya yang cukup ketat. Disela - sela kesibukannya di kampus, gadis itu masih menyibukkan dirinya untuk menangani sejumlah proyek tawaran yang telah diajukan oleh beberapa investor, membuatnya terkadang harus bekerja ekstra hingga dini hari yang terkadang dibantu oleh Jade. Pria itu tidak tega melihat beban yang dipikul oleh Ivory, seperti yang terjadi pada dini hari itu ketika Jade tanpa sengaja terbangun dan tidak menemukan sosok gadis itu di ruang kerjanya maupun di kamarnya. Ia segera mampu menebak keberadaan gadis itu lalu segera menuju ke apartemen lama Enrique yang berada tidak jauh dari apartemen James karena hanya di sanalah mereka bisa menemukan sisa - sisa file dokumen ataupun data dan program penting peninggalan Enrique yang diperlukan gadis itu. Ketika membutuhkannya, maka gadis itu akan segera kembali ke meja kerja Enrique untuk melanjutkan pekerjaannya di sana. Betapa kagetnya Jade ketika menemukan sosok gadis yang telah tertidur di meja kerja yang terlihat cukup luas dan memuat beberapa jenis laptop dan komputer. Tanpa berpikir panjang lagi pria itu telah menggendong tubuh kecil gadis itu, namun sebelum sempat sampai ke apartemen milik James, gadis itu telah terbangun karena merasakan adanya guncangan pada tubuhnya hingga membuatnya terperanjat.

"Astaga, turunkan aku sekarang juga, kamu ngapain gendong aku begitu Jade?" ujar Ivory panik.

"Maaf jika membangunkanmu, tapi bukankah udah pernah kukatakan kalo kamu gak sanggup, biar aku saja yang bereskan sisanya dan kamu hanya perlu mengecek ulang dan melakukan penyesuaian. Tapi kamu selalu keras kepala dan selalu ingin membebani dirimu sendiri. Kali ini aku gak akan melepaskanmu sampai kamu bertemu dengan kasurmu. Anggap aja ini hukuman karna calon istriku ini lagi - lagi gak nurut sama calon suaminya," ujar Jade santai seraya meledek gadis tersebut dan terus menggendongnya hingga ia mendudukkan tubuh gadis itu di ranjangnya.

"Udah larut, biar aku yang bereskan sisanya, dan kamu tidur sekarang biar besok lebih fresh kerjanya. Tadi papa udah berpesan kalo kita harus menghadiri sidang penentuan hukuman psikopat itu. Jadi jaga staminamu," ujar Jade seraya membelai rambut gadis itu lalu memberikannya kecupan sebelum tidur padanya.

"Makasih karna kamu udah begitu perhatian. Kamu juga sayang, jangan cuma ingatin aku aja, kamu sendiri juga harus jaga stamina kan. Kalo udah selesai segeralah kembali untuk beristirahat," ujar Ivory memeluk manja pria dihadapannya.

"Iya, pasti sayang, jangan khawatir ya. Aku lebih kuat darimu," ujar Jade seraya mengacak - acak gemas rambut gadis itu dan membuatnya berdecak kesal.

Lembaran baru yang mereka lalui kini seakan menjadi jauh lebih berarti, namun kini mereka harus kembali mempersiapkan mental untuk menghadiri sidang penentuan hukuman Nathan yang telah dijadwalkan esok harinya.