Chereads / Sacred War / Chapter 6 - Chapter 5 : Keluarga Rose

Chapter 6 - Chapter 5 : Keluarga Rose

Di kediaman keluarga Rose, Andaman sedang berdiri di depan foto keluarganya. Dalam foto itu terlihat satu pria, satu wanita, dan tiga anak anak. Di antara ketiga anak itu salah satunya merupakan Andaman. Melihat foto masa kecilnya Andaman teringat akan hal tidak menyenangkan.

"Keluarga ini benar benar memuakan, mengapa aku harus terlahir di keluarga ini?" Kenangan yang seharusnya ia lupa kan, selalu menghantuinya setiap malam.

Seorang pelayan menghampiri Andaman yang sedang melihat foto. Menyadari akan kehadiran pelayan di sampingnya Andaman mengalihkan pandangannya ke arah pelayan.

"Ada apa?" Tanya Andaman, "Tuan Rose memanggil anda. Dia menyuruh anda untuk menemuinya tuan." Mendengar perintah pelayan itu Andaman pergi menuju ruangan ayahnya.

Andaman menaiki tangga, langkah kakinya terdengar sampai seluruh ruangan. Setiap langkah di kediaman Rose mengingatkannya akan kenangan pahit keluarga ini. Sampai di depan pintu ruangan ayahnya. Andaman berhenti sejenak dan memejamkan matanya. Rasa sesak memenuhi dada Andaman. Dia membuka pintu ruangan.

Ayah Andaman menunggunya dengan memegang segelas anggur. Dia berdiri menghadap kaca, kemudian menoleh ke arah Andaman. "Lama tidak bertemu. Andaman, maksud ku... Anak ku..." Bukanlah sambutan hangat yang diterima Andaman, tetapi sebuah sindiran yang menyambutnya.

"Apa yang kau inginkan Orica?" dengan nada tidak mengenakan dia membalas jawaban dari ayahnya.

"Tidak ada... Hanya menyambut anak ku yang telah lama tidak pulang dan memberi ucapan selamat atas prestasinya menghadang penyusup." Ucapan Orica membuat Andaman semakin emosi, dia berbalik menuju pintu.

"Jika hanya itu yang kamu ingin katakan maka aku akan pergi."

"Jangan terlalu terburu buru, terakhir kali kau datang ke sini sudah sangat lama sekali... Itu merupakan saat kau mengenalkannya kepada ku." Dengan meminum anggur yang dia pegang, Orica mendekati Andaman.

"Sepertinya kau sudah pikun ya pak tua, terakhir kali aku kesini merupakan saat hujan bukan? Saat tragedi itu terjadi." Raut wajah Orica berubah.

"Tragedi katamu? Menyingkirkan Aib keluarga merupakan tragedi? JANGAN BERCANDA ANDAMAN SEANDAINYA KAU TIDAK MENGHALANGI KU. MUNGKIN SAJA DIA SUDAH MATI SEKARANG SEPERTI SI JALANG ITU." Umpatan keluar dari mulut Orica, hal itu membuat Andaman juga naik pitam.

"PERHATIKAN UCAPAN MU ORICA. Apa kematian Istriku tidaklah cukup? Sehingga kau masih saja mencari keberadaan anak ku? Apa kau ingin membunuh mereka dengan tanggal kelahiran yang sama dengan anakku?"

"Hei... Hei... Liat siapa yang memberiku ide, bukankah itu ide yang bagus? Membunuh mereka yang memiliki tanggal kelahiran yang sama adalah ide yang briliant. HAHAHA." Andaman mencabut pedangnya ke arah Orica.

"ORICAAAAAA." Teriakan Andaman membuat seisi kediaman Rose berdatangan.

Gedoran terdengar dari arah pintu. "Tuan Rose, tuan Andaman apa yang sedang terjadi?" Orica tersenyum melihat tingkah Andaman "Bukankah ini membuat mu dejavu Andaman? Bahkan kejadian malam itu seperti ini bukan? Kau dengan baju zirah mu mengarahkan pedang pada ayah mu sendiri Andaman."

Andaman menyimpan pedangnya kembali dan pergi meninggalkan Orica. Dia berjalan pergi keluar meninggalkan ruangan.

Andaman menuju ke suatu kamar, di kamar itu bertuliskan Mitris Rose. Andaman memasuki kamar itu dan seseorang berbaring di atas kasur. Dia duduk di samping kasur. Andaman menggenggam tangan orang itu, "Maafkan aku Mitris, karna ku kau sampai terlibat."

Dua puluh tahun sejak tragedi keluarga Rose, sebuah tragedi yang melibatkan keluarga Rose dan seorang wanita yang berasal dari keluarga Kino. Kejadian ini berawal ketika Andaman untuk pertama kali mengenalkan seorang wanita untuk di persunting Andaman.

"Ayo Fasha kemari aku kenalkan kamu pada keluarga ku." Andaman menarik tangan seorang wanita. Wanita ini bernama Fasha Kino, wanita dengan kulit putih dan rambut merah panjang dengan mata yang sipit dan berwarna biru.

Andaman menghampiri seorang pria, pria dengan rambut coklat dan mata hijau. "Mirtis... Kenalan calon kakak ipar mu, Mitris ini Fasha dan Fasha ini Mitris." Andaman mengenalkan Fasha kepada Mitris. Mitris menerima Fasha dengan baik. Andaman juga mengenalkannya Fasha pada Platina. Setelah mengenalkan Fasha pada saudaranya. Dia memperkenalkan pada ibunya. Ibu Andaman bertanya pada Andaman tentang apa yang sedang dilakukan oleh Fasha sekarang. Andaman memberi tahu bahwa Fasha merupakan salah satu ilmuwan baru yang mengembangkan senjata sains, dia mengembangkan suatu alat yang dapat menahan sihir tipe kutukan.

Ibu Andaman menerima dengan baik atas kehadiran Fasha. Andaman juga mengenalkannya pada ayahnya, ayah Andaman pada awalnya menanyakan hal yang sama dengan ibu Andaman sampai ketika Fasha meninggalkan ruangan dan menyisakan Andaman dan ayahnya.

"Dengar Andaman, kita merupakan salah satu keluarga yang memiliki nama. Apa menurut mu etis jika kau menikah dengan bangsa Rendahan. Pikirkan Andaman kita semua tau bahwa dia juga bukan dari kerajaan ini. Kita bangsa nusa merupakan elit dari para elit, dan kau ingin mencemarkan nama baik keluarga kita, dan kemudian merusak garis keturunan yang ada?" mendengar jawaban ayahnya Andaman masih mencoba meyakinkan ayahnya.

"Ayah, percayalah dia tidak akan memalukan mu. Kumohon ayah." Andaman mencoba meyakinkan ayahnya. "Andaman... Sepertinya kau tidak mengerti. Alasan sebenarnya bukan karna dia akan memalukan ku atau keluarga ini, karna dia orang luar Andaman... Dia orang luar..." Ayah andaman tetap pada pendiriannya dia tidak menginginkan Andaman menikah dengan Fasha.

Andaman pergi dengan perasaan kecewa pada saat itu. Beberapa hari kemudian pernikahan Andaman dan juga Fasha dilakukan secara diam diam. Berita itu sampai ke telinga Ayahnya.

Kemudian Andaman diminta untuk menemui ayahnya, tapi andaman tidak pernah datang lagi kediaman keluarga Rose sejak pernikahan itu. Satu tahun kemudian ketika kelahiran anak dari Andaman. Ayahnya, Orica mendengar kabar itu dan mencoba untuk mengeksekusi mereka berdua.

Pada malam itulah tragedi terjadi kematian dari istri Andaman dan juga yang menyebabkan komanya Mitris. Sejak kejadian itulah Andaman tidak pernah memanggil Orica sebagai ayah juga Orica tidak lagi mengakuinya sebagai anaknya. Kisah itu diakhiri dengan perginya Andaman dari keluarga Rose.

Esok paginya, Andaman terbagun di sebelah kasur adiknya. "Mimpi itu lagi... Setiap malam memimpikan itu. Sebuah siksaan yang akan selalu membuat ku ingat akan kejadian malam itu." Andaman memerintahkan pelayanan untuk menyiapkan kereta kuda. Dia hari ini berencana pergi ke daerah Jelata.

"Pelayan siapkan kereta kuda, antar aku menuju daerah Jelata." "baik tuan." Setelah perjalanan beberapa saat Andaman turun di area perbatasan, dia berjalan kaki dengan memakai jubah. Dia menghampiri nenek tua yang menjual bunga, dia membeli sebuket bunga mawar hitam. Ketika berjalan dia ditabrak oleh seorang gadis. Gadis itu meminta maaf dan Andaman pergi begitu saja.

Di depan makam yang sudah tua, Andaman berdiri. " Begitu lama sejak aku terakhir kali kemari... Bahkan nama pada nisan mu telah terhapus." Setelah berbicara sendiri Andaman sadar, bahwa terdapat satu tangkai bunga mawar hitam disana. "Siapa? Siapa yang menaruh mawar ini?" "Fasha... Bahkan seseorang masih memperhatikan mu... Hahaha..." Andaman menaruh bunga itu pada makam Fasha. "Suatu hari nanti, aku akan membalas kan dendam mu.... Selamat tinggal.... Fasha...." Andaman pergi meninggalkan makam Fasha.