Hari itu mentari sepertinya sedang memarkan kuasanya. Cuaca begitu panas membuat siapapun mengeluh saat harus berlama-lama di luar ruangan, begitu juga dengan seorang pemuda yang sedari tadi tiada hentinya mengibas- kibaskan bajunya ke badannya karena peluh yang sudah membanjiri tubuh atletisnya.
" kapan sih selesainya sumpah gie udah gsl tagan njirr panas bnget hari ini " keluhnya.
" sabar dulu deh, lu tuh cowok masak panas gini aja udah ngeluh sih. Lu lama- lama kayam anak prawan yang lagi dipingit tauk" pemuda yang lebih kecil pun menimpali.
" bentar lagi lu sabar dikit cowok kok ngeluh" ditambah pemuda yang berkacamata sambil menulis sesuatu di laptopnya pun ikut mengomentari.
Mendapat respon kurang baik dari dua sabatnya cowok atletis itu pun akhirnya memilih diam. Mencoba menetralisir tubuhnya yang hampir dehidrasi gara-gara harus ikut-ikutan mengerjakan penelitian makalah untuk ujian akhir kelulusannya.
Sebenarnya pemuda itu tak perlu harus ikut berpanas-panas ria untuk bisa lulus jadi sarjana. FAHREGA ADIYATAMA pemuda itu adalah anak tunggal pewaris tahta tongkat estafet kekayaan ADIYATAMA. Kolongmerat paling berpengaruh. Siapa yang tak lenal dengan keluarga Adiyatama. Kekayaannya pun tak akan habis 7 turunan, 7 tanjakan dan 7 tikungan.
Adiyatama sang kakek adalah seorang pengusaha bahkan bisa dibilang milyader sukses di Indonesia. Sedangkan sang ayah adalah pengusaha yang bergerak dibidang industri. Sang Ayah adalah pemilik Industri pertambangan yang menjadi aset negara. Karna berkat Industri yang di kelola ayahnya mampu menopang sebagian penduduk Indonesia untuk bertahan hidup.
Sedangkan sang ibu juga gak kalah kaya dari keluarga ayahnya. Keluarga ibunya adalah pemilik hotel bintang lima dan resort mewah di Indonesia. Bukan di Indonesia saja bahkan ada beberapa hotel milik mereka di berbagai negara. Jadi bisa bayangkan segimana kayanya Rega nama panggilannya.
" yap akhirnya selesai" kata pemuda berkacamata Dion yang sedari tadi berkutat dengan laptopnya.
Gardion Atmaja ini temen dari kecil Rega. Mereka sudah seperti saudara juga. Dion ini anak bungsu dari dua bersaudara. Dia punya seorang kakak cowok bernama Fahmi seorang dokter jantung muda terkenal. Dion pun juga anak orang kaya tapi tak sekaya keluarga Rega.
"yuk cabut gerah gue pengen cepet- cepet mandi " kata Neo.
Antonio Fernandes, sahabat rega ini asli keturunan bule. Papanya berasal dari Rusia dan ibunya berdarah blesteran jepang -indonesia. Jadi neo ini memiliki perpaduan wajah yang unik menurut rega. Neo memiliki mata khas orang rusia dengan kulit sedikit coklat ala orang jepang dengan rambut hitam legam dari orang Indonesia. Pokoknya Neo itu menarik.
Akhirnya meteka bertiga pun cabut dari tempat yang membuat mereka panas-panasan san berakhir di mobil sport milik Rega.
" pulang kan kita" kata Dion.
" lha mau kemana lagi? " tanya Neo.
" gak madem dulu gitu dimana sumpah panas banget bafan gue." timpal Dion.
" lu sok-sokan nasehatin gie ternyata lu juga kegerahan kan" sewot Rega.
" ye lu kok ngambek sih. ya tadi gue nahan kali njirr. lu juga aneh ngapain juga ikut-ikutan udah tahu kita buat penelitiannya di luar. kata Dion lagi.
" benet tuh. lu duduk dirumah semua beres ga."
" lu berdua juga sama ngapain juga repot- repot buat kayak tadi kalo lu bisa dengan mudah lulus. "
" gue kalo gak lulus tahun ini bisa-bisa nama gue tercoret dari kk tauk."
" udah ngapain jadi berdebat sih. yuk pulang" ajak Neo melerai perdebatan sahabatnya.
Tak berapa lama mobil mereka pun langsung melaju. Mereka memutuskan untuk brristirahat dirumah Rega yang kebetulan dekat dengan tempat mereka membuat makalah.
Tak butuh lama munhkin sekirar 20 menit mereka sampai dirumah Rega dengan pagar yang menjulang tinggi. Pagar itu mempunyai sistem otomatis. Saat mobil rega berada di depan pagar tiba-tiba pagar itupun terbuka sendiri. Dan memperlihatkan kemewahan rumah yang ada didepan Rumah. Setelah melewati pagar mereka harus mengendarai mobil ke halaman rumah. Maklum saja jarak antara rumsh dan pagar cukup jauh.
Setelah 5 menit mereka pun sampai di depan pintu rumah rega yang mirip seperti istana itu.
" ga ini rumah siapa?" tanya Neo kagum dengan desain interior rumah tersebut.
" rumah guelah siapa lagi"
" rumah lo baru lagi" kata Dion menambahi.
" dibangun kakek ini aja baru selssai renovasinya" kata Rega sambil memutar kunci mobilnya diudara.
Baik Dion dan Neo cukup menelan ludah. Gimana gak nelun ludah coba bayangin aja deh cowok kayak rega yang belum genap usia 18 tahun tapi udah punya rumah sendiri mewah dengan fasilitas lengkap. Bahkan untuk naik kamaenya di laantai dua gak gunain tangga tapi lift. Belum lagi ukuran kamar Rega tang luas banget. Bisa kali nampung orang di dalemnya.
" bener-bener lu ye anak sultan" kata Dion saat memasuki kamar mewah Rega.
Didalem kamar selain kamar mandi yang super mewah ada ruangan baju sendiri dan ruang belajar juga selain itu ada lemari es yang besarnya 2 orang dewasa.
" gak sekalian masukin meja makan sama dapur ga biar tambah lengkap kamar lo" ledek Neo saat membuka isi kemari es yang full dengan makanan itu.
Rega hanya memutar kepalanya dan langsung menghempaskan badannya diatas kasir berukuran kibg size itu.
" Ga... lu tidur " tanya Neo kemudian.
" apa"
" gak cuma nanyak"
" Ga ..."
" apalagi sih nyet " kata Rega frutasi.
" kalo mau nyari bini ngomong le gue ya "
" ngapain"
" gue mau daftar" kata Neo tak bersalah. Mendenar kata-kata aneh sahabatnya Rega pun melayangkan bantal kearah Neo yang duduk di karpet bulu di bawah tempat tidur Rega. Sedangkan Dion udah berada di alam mimpi sesaat rubuhnya menyentuh sofa lebar. ewarna maroon samping tempat tidur Rega.
" kok ditimpuk sih" kata Nek sewot.
" lha lu omongan gak dijaga" gue masih normal kali "
" yakin normal"
" ya yakinlah ..."
" tapi lu kagak perbah suka sama cewek ga"
" ya kali gue suka cewek koar-koar"
" ya bukan begitu masalahnya lu tuh anteng" aje gitu gak katak ono tuh nebar benih mulu" kata Neo sambil mengakat alisnya ke arah sahabatnya yang udah pulas.
" gue belum nemu yang cocok aja"
" Ga rega berapa cewek sih yang lu tolak dan berapa gadis yang antri jadi pacar lu tapi lu gak respon, banyak ga kadang gue sampek capek ngitunginnya"
" lu kagak ada kerjaan ngitungin merekadasar aneh"
" ya gak gitu tahu sendiri dunia sekarang tuh beda. Cowok sekarang juga beda. "
" bedanya..."
" bedanya cowok sekarang tuh ada 2 type . Kalo gak brengsek ya homo" mendengar ucapan Neo tangan Rega gatal pengen nimpukin mukanya lagi.
" kok ditimpul lagi sih Ga" kata Neo sambil cemberut.
" bacot lu kagak ada ahklak. Lu ngataon gue homo gitu " Rega mulai kesal dengan tingkah sahabat nya ini.
" udah lah lo mau ngapain terserah apa lu mandi sana biar otak lo yang segleng itu normal kembali. " kata Rega dan memposisikan tubuhnya dan mulai menyusul Dion kedunia mimpi.
Sedangkan Neo masih terjaga sambil memandangi tubuh Rega dari bawah sana.
" lu tuh ya .... ah sudahlah "
Neo pun mengikuti dia sahabatnya dan menuju ke alam mimpi.