-Sssttt! Diamlah! dengarkan suara dalam diri mu. Ingatlah Firman pertama-Nya: "Kita melampaui setiap kata."
-Di dalam Cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorangpun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan "Penglihatan Agung" inilah yang menjadi inti dari seni ku.
-Hakikat yang Maha pengasih Hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi. Sebab bumi ini dan segala isi nya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.
-Jika kau ingin melihat wajah-Nya maka tengoklah pada wajah sahabat-Mu tercinta.
-Sekian lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus menerus mengetuk pintu rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.
-Demi Allah, ketika kau melihat Jati dirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah dirimu sendiri.
-Karena Cinta segalanya menjadi ada. Dan hanya karena Cinta pula , maka ketiadaan nampak sebagai keberadaan.
-Pada Hari Kebangkitan, orang orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. maka, aku akan memeluk kasih-Mu dan berkata kepada mereka: "mintalah apapun; mintalah atas namaku."
-Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna.
-Ketika aku mati sebagai manusia , maka para malaikat akan datang dan mengajakku terbang ke langit tertinggi. Dan ketika aku mati sebagai malaikat, maka siapa yang akan mendatangiku? Kau tak akan pernah dapat membayangkannya!
-Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti sebutir batu.
-Yakinlah, di jalan Cinta itu Tuhan akan selalu bersama-Mu.